Tiga Kesepakatan Hasil Rakornas GMNI
A
A
A
JAKARTA - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menyepakati tiga hal dalam membenahi kondisi bangsa hari ini. Kesepakatan itu merupakan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) GMNI di Hotel Tirta Sanita Horison, Kabupaten Kuningan.
Kesepakatan pertama menekankan untuk memperkuat kedaulatan politik. Hal tersebut dikarenakan kondisi kedaulatan politik baik secara institusi dan kebijakan negara sudah bukan lagi memihak pada rakyat.
Terlebih GMNI akan melalukan langkah judicial review dan legal drafting dalam segi kebijakan negara. Selain itu pada poin tersebut, GMNI juga menawarkan dan mengkritisi konsep kebijakan dan institusi pemerintah dalam berbangsa dan bernegara.
"Kedua, menekankan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi. Hal tersebut terlihat banyaknya kebijakan ekonomi kita yang masih tergantung dengan pihak lain dan tidak memenuhi keadilan sosial," kata Ketua Presidium GMNI Chrismam Damanik, di Kuningan, Jawa Barat, Minggu (13/11/2016).
"Dari sinilah GMNI menawarkan kepada negara untuk melakukan perombakan terhadap sistem pembiayaan dan moneter Indonesia menuju kemandirian rakyat indonesia. Selain itu pada poin kedua ini, GMNI akan tetap memperjuangkan kedaulatan energi dan kedaulatan pangan," imbuhnya.
Ketiga, kara Chrismam, kesepakatan ini memiliki pokok pikiran tentang menumbuhkan kepribadian dalam bidang budaya. Pada kesepakatan ini GMNI ingin menindak lanjuti peran negara dalam membangun nation and character building yang selama ini luntur karena globalisasi.
"Hal tersebut dapat terlihat dari dari hilangnya nilai-nilai kebhinekaan. Pada poin ini, GMNI sebagai organisasi mahasiswa sudah sepantasnya melihat kampus sebagai basis organisasi. Oleh karena itu GMNI bersepakat untuk mengembalikan orientasi kampus pada rakyat," ungkapnya.
"Semua kesepakatan pada rakornas yang kami buat berlandaskan pada Trisakti Bung Karno. Kami berusaha membumikan kembali ide-ide Trisakti ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hari ini," tambahnya.
Seperti diketahui, Rakornas GMNI pada tahun 2016 ini dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Prof Sri Adiningsih, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Muhajir Effendy, Ketua PA GMNI Ahmad Basarah, dan Puti Guntur Soekarnoputri sebagai cucu Presiden Soekarno.
Kesepakatan pertama menekankan untuk memperkuat kedaulatan politik. Hal tersebut dikarenakan kondisi kedaulatan politik baik secara institusi dan kebijakan negara sudah bukan lagi memihak pada rakyat.
Terlebih GMNI akan melalukan langkah judicial review dan legal drafting dalam segi kebijakan negara. Selain itu pada poin tersebut, GMNI juga menawarkan dan mengkritisi konsep kebijakan dan institusi pemerintah dalam berbangsa dan bernegara.
"Kedua, menekankan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi. Hal tersebut terlihat banyaknya kebijakan ekonomi kita yang masih tergantung dengan pihak lain dan tidak memenuhi keadilan sosial," kata Ketua Presidium GMNI Chrismam Damanik, di Kuningan, Jawa Barat, Minggu (13/11/2016).
"Dari sinilah GMNI menawarkan kepada negara untuk melakukan perombakan terhadap sistem pembiayaan dan moneter Indonesia menuju kemandirian rakyat indonesia. Selain itu pada poin kedua ini, GMNI akan tetap memperjuangkan kedaulatan energi dan kedaulatan pangan," imbuhnya.
Ketiga, kara Chrismam, kesepakatan ini memiliki pokok pikiran tentang menumbuhkan kepribadian dalam bidang budaya. Pada kesepakatan ini GMNI ingin menindak lanjuti peran negara dalam membangun nation and character building yang selama ini luntur karena globalisasi.
"Hal tersebut dapat terlihat dari dari hilangnya nilai-nilai kebhinekaan. Pada poin ini, GMNI sebagai organisasi mahasiswa sudah sepantasnya melihat kampus sebagai basis organisasi. Oleh karena itu GMNI bersepakat untuk mengembalikan orientasi kampus pada rakyat," ungkapnya.
"Semua kesepakatan pada rakornas yang kami buat berlandaskan pada Trisakti Bung Karno. Kami berusaha membumikan kembali ide-ide Trisakti ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hari ini," tambahnya.
Seperti diketahui, Rakornas GMNI pada tahun 2016 ini dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Prof Sri Adiningsih, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Muhajir Effendy, Ketua PA GMNI Ahmad Basarah, dan Puti Guntur Soekarnoputri sebagai cucu Presiden Soekarno.
(maf)