Politikus Gerindra Ini Ungkap Aktor di Balik Demo 4 November
A
A
A
JAKARTA - Pihak yang tidak ingin Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diproses hukum, dituding sebagai aktor di balik adanya kericuhan saat aksi Jumat 4 November 2016.
Pasalnya, masyarakat yang sebenarnya menggelar demonstrasi aksi Bela Islam II dilakukan secara damai dan kondusif.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid menegaskan, tidak ada aktor politik yang menunggangi demonstrasi aksi Bela Islam II. Seperti yang disebut Presiden Joko Widodo (Jokowi), bahwa ada aktor politik di balik aksi 4 November 2016.
Menurut Sodik, mereka murni inisiatif sendiri karena menilai Ahok telah menistakan agama terkait perkataan Surat Al Maidah Ayat 51.
"Kalau ada aktor politik seperti yang disampaikan Jokowi, adalah aktor politik yang sangat takut Ahok diproses secara hukum," ujar Sodik saat dihubungi wartawan, Senin (7/11/2016).
Aktor politik dimaksudnya itu adalah yang mempengaruhi pola pikir dan pola tindakan Presiden Jokowi. "Sehingga sejak awal lambat memberi respons terhadap kasus Ahok," tutur politikus Partai Gerindra ini.
Aktor politik itu juga yang dianggapnya telah membisiki Presiden Jokowi untuk tidak menerima langsung perwakilan demonstran saat itu.
Padahal lanjut dia, dalam kampanyenya di Pilpres 2014 silam, Jokowi berjanji akan selalu bertemu dan mengajak makan setiap masyarakat yang datang.
Presiden Jokowi, kata dia, hanya membuktikan janjinya itu kepada kelompok lain, tidak kepada kelompok masyarakat yang memprotes Ahok.
Dirinya membeberkan, para demonstran yang menggelar aksi damai terus diserang di media sosial (medsos), sebelum hingga sesudah aksi Bela Islam II dilakukan.
Kemudian, tindakan aparat di ujung aksi itu dianggap sangat represif. Lebih lanjut dia mengatakan, aparat tidak empati terhadap demonstran yang sangat kecewa diperlakukan tidak adil oleh Jokowi dengan menolak bertemu.
"Jadi, pernyataan Jokowi bahwa ada aktor politik dalam demo 4 November yakni aktor politik yang sangat tidak mau Ahok diproses secara hukum," pungkas salah satu legislator yang juga ikut aksi damai Bela Islam II itu.
Pasalnya, masyarakat yang sebenarnya menggelar demonstrasi aksi Bela Islam II dilakukan secara damai dan kondusif.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid menegaskan, tidak ada aktor politik yang menunggangi demonstrasi aksi Bela Islam II. Seperti yang disebut Presiden Joko Widodo (Jokowi), bahwa ada aktor politik di balik aksi 4 November 2016.
Menurut Sodik, mereka murni inisiatif sendiri karena menilai Ahok telah menistakan agama terkait perkataan Surat Al Maidah Ayat 51.
"Kalau ada aktor politik seperti yang disampaikan Jokowi, adalah aktor politik yang sangat takut Ahok diproses secara hukum," ujar Sodik saat dihubungi wartawan, Senin (7/11/2016).
Aktor politik dimaksudnya itu adalah yang mempengaruhi pola pikir dan pola tindakan Presiden Jokowi. "Sehingga sejak awal lambat memberi respons terhadap kasus Ahok," tutur politikus Partai Gerindra ini.
Aktor politik itu juga yang dianggapnya telah membisiki Presiden Jokowi untuk tidak menerima langsung perwakilan demonstran saat itu.
Padahal lanjut dia, dalam kampanyenya di Pilpres 2014 silam, Jokowi berjanji akan selalu bertemu dan mengajak makan setiap masyarakat yang datang.
Presiden Jokowi, kata dia, hanya membuktikan janjinya itu kepada kelompok lain, tidak kepada kelompok masyarakat yang memprotes Ahok.
Dirinya membeberkan, para demonstran yang menggelar aksi damai terus diserang di media sosial (medsos), sebelum hingga sesudah aksi Bela Islam II dilakukan.
Kemudian, tindakan aparat di ujung aksi itu dianggap sangat represif. Lebih lanjut dia mengatakan, aparat tidak empati terhadap demonstran yang sangat kecewa diperlakukan tidak adil oleh Jokowi dengan menolak bertemu.
"Jadi, pernyataan Jokowi bahwa ada aktor politik dalam demo 4 November yakni aktor politik yang sangat tidak mau Ahok diproses secara hukum," pungkas salah satu legislator yang juga ikut aksi damai Bela Islam II itu.
(maf)