Mensos Minta Format Hari Santri Bertujuan Bela Negara
A
A
A
JAKARTA - Peringatan Hari Santri Nasional yang dicetuskan Pemerintah Joko Widodo (Jokowi), untuk mengingatkan seruan jihad yang disampaikan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari kepada kalangan santri.
Hal itu dikatakan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menilai. Menurutnya, waktu itu Hasyim Asyari meminta kalangan pemuda khususnya santri melakukan perlawanan atau bela negara terhadap penjajahan kolonial.
"Jadi membela negara kebayang enggak, kita baru merdeka dua bulan tiba-tiba sekutu datang lagi ke Surabaya lalu fatwanya seruannya KH Hasyim Asyhari itu menyampaikan, bela negara wajib (hukumnya)," kata Khofifah di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (24/10/2016).
Khofifah mengatakan, waktu itu KH Hasyim Asyari meminta agar kalangan santri se-Jawa dan Madura untuk turun ke lapangan mengusir dan melawan penjajah.
"Maka format hari santri harus dalam format penguatan bela negara," tandas Khofifah.
Hal itu dikatakan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menilai. Menurutnya, waktu itu Hasyim Asyari meminta kalangan pemuda khususnya santri melakukan perlawanan atau bela negara terhadap penjajahan kolonial.
"Jadi membela negara kebayang enggak, kita baru merdeka dua bulan tiba-tiba sekutu datang lagi ke Surabaya lalu fatwanya seruannya KH Hasyim Asyhari itu menyampaikan, bela negara wajib (hukumnya)," kata Khofifah di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (24/10/2016).
Khofifah mengatakan, waktu itu KH Hasyim Asyari meminta agar kalangan santri se-Jawa dan Madura untuk turun ke lapangan mengusir dan melawan penjajah.
"Maka format hari santri harus dalam format penguatan bela negara," tandas Khofifah.
(maf)