Hijrah ISIS Beda dengan Hijrahnya Nabi Muhammad
A
A
A
JAKARTA - Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) menjadikan hijrah sebagai alat propaganda untuk menarik pengikutnya pindah ke Suriah untuk mendirikan khilafah. Faktanya di Suriah mereka dijadikan alat untuk berperang, menjalankan aksi keji dan brutal ISIS.
Bahkan aksi mereka tidak dilakukan hanya di Suriah dan Irak, ISIS juga mendidik simpatisannya untuk melancarkan aksi terorisme di seluruh dunia. Maka itu, hijrah radikal ISIS yang dilancarkan untuk mencapai misinya ini perlu diluruskan.
"Hijrah itu meninggalkan yang buruk menuju yang baik," ujar cendekiawan muslim Quraish Shihab menyambut Tahun Baru Hijriyah di Jakarta, Senin (26/9/2016).
Menurutnya Rasulullah Muhammad SAW melakukan hijrah karena kondisi tidak aman di Makkah dan atas perintah Allah SWT. Sebelum hijrah turun, kata dia sahabat Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah mengajak Rasul untuk hijrah.
Namun ajakan tidak dilaksanakan karena belum mendapat perintah hijrah. Baru setelah perintah langsung turun dari Allah, kata dia, Nabi Muhammad SAW berhijrah.
"Sebelum hijrah ke Madinah, nabi lebih dulu hijrah ke Habasa (Syam/Suriah), meski Habasa dipimpin Raja Kristen. Namun karena raja itu baik dan adil, Rasulullah memerintahkan hijrah ke Habasa, sebelum kemudian hijrah lagi ke Madinah," ucapnya. (Baca: BNPT Pantau Jihadis ISIS yang Kembali ke Tanah Air)
Dia menambahkan, kondisi sekarang, hijrah bisa diwujudkan dengan menciptakan kehidupan lebih baik di segala bidang. Misalnya, pendidikan, ekonomi, sosial, ideologi, dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. "Bukan hijrah untuk berperang, apalagi membunuh sesama manusia," katanya.
Bahkan aksi mereka tidak dilakukan hanya di Suriah dan Irak, ISIS juga mendidik simpatisannya untuk melancarkan aksi terorisme di seluruh dunia. Maka itu, hijrah radikal ISIS yang dilancarkan untuk mencapai misinya ini perlu diluruskan.
"Hijrah itu meninggalkan yang buruk menuju yang baik," ujar cendekiawan muslim Quraish Shihab menyambut Tahun Baru Hijriyah di Jakarta, Senin (26/9/2016).
Menurutnya Rasulullah Muhammad SAW melakukan hijrah karena kondisi tidak aman di Makkah dan atas perintah Allah SWT. Sebelum hijrah turun, kata dia sahabat Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah mengajak Rasul untuk hijrah.
Namun ajakan tidak dilaksanakan karena belum mendapat perintah hijrah. Baru setelah perintah langsung turun dari Allah, kata dia, Nabi Muhammad SAW berhijrah.
"Sebelum hijrah ke Madinah, nabi lebih dulu hijrah ke Habasa (Syam/Suriah), meski Habasa dipimpin Raja Kristen. Namun karena raja itu baik dan adil, Rasulullah memerintahkan hijrah ke Habasa, sebelum kemudian hijrah lagi ke Madinah," ucapnya. (Baca: BNPT Pantau Jihadis ISIS yang Kembali ke Tanah Air)
Dia menambahkan, kondisi sekarang, hijrah bisa diwujudkan dengan menciptakan kehidupan lebih baik di segala bidang. Misalnya, pendidikan, ekonomi, sosial, ideologi, dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. "Bukan hijrah untuk berperang, apalagi membunuh sesama manusia," katanya.
(kur)