ISIS Rekrut Anggota Baru Melalui Game Online
A
A
A
JAKARTA - Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) sangat lihai memanfaatkan teknologi informasi dalam menjaring pengikut. Salah satunya melalui game online.
Mantan teroris, Abdurrahman Ayyub menceritakan kisah temannya sebagai penyuka game online diiming-iming hadiah yang menarik pengguna game online. Mulai dari roket, granat, RPG dan hadiah lainnya berupa senjata.
"Lama-lama anak ini penasaran apa hadiah riil itu. Dari sinilah anak itu terbawa dan hampir berangkat ke Suriah. Dalam pengakuannya, dia sudah disiapkan tiket gratis, iming-iming gaji besar, serta disiapkan perempuan cantik di Suriah. Padahal faktanya itu hanya mimpi. Beruntung anak ini sadar," ujar Abdurrahman, Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Dia mengatakan, faktor keluarga sangat penting untuk menangkal pengaruh ISIS ini. Menurutnya keluarga mampu mengarahkan anak dalam belajar agama serta dalam pergaulan lainnya, terutama berkaitan dengan internet.
"Carilah guru atau ustaz yang benar-benar paham agama. Jangan sekali-kali membiarkan anak belajar dari ustaz google atau situs pencari apapun di internet. Tanyalah pada guru, kiai, ustaz, bila ingin tahu ayat dan hadis yang sahih," ucapnya.
Dia mengingatkan, ISIS sangat lihai memanfaatkan teknologi informasi dalam menjaring pengikut. Buktinya, kata dia, teman dekat yang dikenalnya terbaiat lebih dulu kecanduan bermain game online. (Baca: BNPT Pantau Jiadis ISIS yang Kembali ke Tanah Air)
"Awalnya main game perang. Dari game itu nanti akan ada komunikasi bahwa pemainnya nanti akan dapat hadiah riil," katanya.
Mantan teroris, Abdurrahman Ayyub menceritakan kisah temannya sebagai penyuka game online diiming-iming hadiah yang menarik pengguna game online. Mulai dari roket, granat, RPG dan hadiah lainnya berupa senjata.
"Lama-lama anak ini penasaran apa hadiah riil itu. Dari sinilah anak itu terbawa dan hampir berangkat ke Suriah. Dalam pengakuannya, dia sudah disiapkan tiket gratis, iming-iming gaji besar, serta disiapkan perempuan cantik di Suriah. Padahal faktanya itu hanya mimpi. Beruntung anak ini sadar," ujar Abdurrahman, Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Dia mengatakan, faktor keluarga sangat penting untuk menangkal pengaruh ISIS ini. Menurutnya keluarga mampu mengarahkan anak dalam belajar agama serta dalam pergaulan lainnya, terutama berkaitan dengan internet.
"Carilah guru atau ustaz yang benar-benar paham agama. Jangan sekali-kali membiarkan anak belajar dari ustaz google atau situs pencari apapun di internet. Tanyalah pada guru, kiai, ustaz, bila ingin tahu ayat dan hadis yang sahih," ucapnya.
Dia mengingatkan, ISIS sangat lihai memanfaatkan teknologi informasi dalam menjaring pengikut. Buktinya, kata dia, teman dekat yang dikenalnya terbaiat lebih dulu kecanduan bermain game online. (Baca: BNPT Pantau Jiadis ISIS yang Kembali ke Tanah Air)
"Awalnya main game perang. Dari game itu nanti akan ada komunikasi bahwa pemainnya nanti akan dapat hadiah riil," katanya.
(kur)