Era Digital, Masyarakat Dituntut Tak Buta Informasi

JAKARTA - Era Globalisasi, yang ditandai dengan kebebasan informasi dan keterbukaan demokrasi, menjadi catatan baru dari sejarah peradaban manusia, jika masyarakat Indonesia sudah terbebas dari buta huruf, buta baca dan buta tulis. Maka di era digital ini, masyarakat dituntut untuk tidak buta informasi.

Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo mengatakan sengaja melaksanakan Fokus Grup Diskusi (FGD) bertajuk Literasi dan Manipulasi Informasi di Era Digital agar masyarakat melek informasi, sehingga terlahir smart society.

"Yang dimaksud dengan Listerasi dan Manipulasi Informasi di Era digital di sini yang harus kita kembangkan adalah tidak buta informasi,sehingga dalam hal ini yang dimaksud adalah mengerti mana informasi yang benar dan mana manipulasi informasi," ujar Prasetyo, di lokasi acara FGD, Selasa (20/9/2016).

Hadir dalam acara itu Direktur APTIKA Kominfo Septriani Tangkari, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Advianti.

Direktur APTIKA Kominfo, Septriani Tangkari menyampaikan, keberadaan internet bagaikan pisau bermata dua. Bisa memberikan kebaikan kata dia juga sebaliknya.

"Saya rasa diskusi ini sangat baik sekali, LDII dalam hal ini sangat membantu sekali dalam hal memberikan pengertian dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai internet," ucap Septriani. (Baca: PKB Diminta Dampingi Masyarakat Hadapi Era Globalisasi)

Pada kesempatan yang sama Ketua Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi KPAI, Maria Advianti memaparkan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi bagian penting dari theatre of mind filsafati manusia yang terkoneksi tanpa batas dengan peristiwa dan kejadian yang dialami dunia secara keseluruhan.

"Di sinilah peran orangtua dituntut sedemikian rupa agar anak-anak Indonesia tidak menjadi korban TIK," kata Maria.