Jika Pemilu Hari Ini, Golkar Melorot ke Peringkat Lima
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan pemimpin partainya ke depan harus memenuhi berbagai kriteria.
"Kualifikasi PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela) harus tegas," kata Akbar saat jumpa pers di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (5/5/2016) malam.
Menurut dia, tantangan Golkar ke depan sangat berat. Dia pun membeberkan hasil survei terbaru yang menyebutkan jika pemilu digelar hari ini maka posisi Partai Golkar di peringkat kelima dengan suara sekitar 7%.
Posisi tersebut di bawah Partai Nasdem yang terbilang partai baru terbentuk. Padahal, Partai Nasdem merupakan pecahan Partai Golkar. Berdasarkan hasil survei, kata dia, Golkar tidak lagi sebagai partai besar, melainkan partai papan tengah ke bawah.
Sekadar mengingatkan, Pada Pemilihan Legislatif 2015 lalu perolehan suara Golkar menduduki peringkat kedua setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Oleh karena itu, kata dia, partai berlambang pohon beringin itu memerlukan figur yang kuat serta memiliki visi misi untuk mengatasi berbagai persoalan.
Menurut dia, Golkar sulit bangkit jika dipimpin oleh figur yang bermasalah. "Harus punya komitmen yang kuat. Hal itu ditandai dengan kesediaannya untuk menggunakan waktu sepenuhnya bagi kepentingan partai, bila perlu meninggalkan semua jabatan lainnya," tuturnya.
Dia yakin, perbaikan di tubuh Golkar hanya dengan cara tersebut. Selain itu, ketua umum Partai Golkar terpilih nantinya juga harus teruji dari segala hal serta memiliki visi misi yang jelas.
"Artikulasi dalam berbicara juga harus jelas. Demikian pun saat menjelaskan gagasan harus jelas, terang dan clear," ucapnya.
Menurut dia, masyarakat akan melihat sosok ketua umum sebagai citra partai. Masyarakat diyakininya tak akan memberikan simpati jika ketua umum nantinya tidak terang dalam menjelaskan berbagai persoalan.
Akbar mengakui Dewan Pertimbangan Partai Golkar memiliki pilihan sendiri dalam munaslub. Namun, dia enggan membeberkan siap kandidat yang dijagokan Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu. "Nanti pas munaslub disampaikan. Sudah kami komunikasi dan lakukan pertemuan," tutur politikus senior itu.
"Kualifikasi PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela) harus tegas," kata Akbar saat jumpa pers di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (5/5/2016) malam.
Menurut dia, tantangan Golkar ke depan sangat berat. Dia pun membeberkan hasil survei terbaru yang menyebutkan jika pemilu digelar hari ini maka posisi Partai Golkar di peringkat kelima dengan suara sekitar 7%.
Posisi tersebut di bawah Partai Nasdem yang terbilang partai baru terbentuk. Padahal, Partai Nasdem merupakan pecahan Partai Golkar. Berdasarkan hasil survei, kata dia, Golkar tidak lagi sebagai partai besar, melainkan partai papan tengah ke bawah.
Sekadar mengingatkan, Pada Pemilihan Legislatif 2015 lalu perolehan suara Golkar menduduki peringkat kedua setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Oleh karena itu, kata dia, partai berlambang pohon beringin itu memerlukan figur yang kuat serta memiliki visi misi untuk mengatasi berbagai persoalan.
Menurut dia, Golkar sulit bangkit jika dipimpin oleh figur yang bermasalah. "Harus punya komitmen yang kuat. Hal itu ditandai dengan kesediaannya untuk menggunakan waktu sepenuhnya bagi kepentingan partai, bila perlu meninggalkan semua jabatan lainnya," tuturnya.
Dia yakin, perbaikan di tubuh Golkar hanya dengan cara tersebut. Selain itu, ketua umum Partai Golkar terpilih nantinya juga harus teruji dari segala hal serta memiliki visi misi yang jelas.
"Artikulasi dalam berbicara juga harus jelas. Demikian pun saat menjelaskan gagasan harus jelas, terang dan clear," ucapnya.
Menurut dia, masyarakat akan melihat sosok ketua umum sebagai citra partai. Masyarakat diyakininya tak akan memberikan simpati jika ketua umum nantinya tidak terang dalam menjelaskan berbagai persoalan.
Akbar mengakui Dewan Pertimbangan Partai Golkar memiliki pilihan sendiri dalam munaslub. Namun, dia enggan membeberkan siap kandidat yang dijagokan Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu. "Nanti pas munaslub disampaikan. Sudah kami komunikasi dan lakukan pertemuan," tutur politikus senior itu.
(dam)