Usut Kematian Siyono Perlu Libatkan Komnas HAM dan DPR

Rabu, 30 Maret 2016 - 19:10 WIB
Usut Kematian Siyono Perlu Libatkan Komnas HAM dan DPR
Usut Kematian Siyono Perlu Libatkan Komnas HAM dan DPR
A A A
JAKARTA - Kematian warga Klaten, Jawa Tengah, Siyono terbilang janggal. Alasannya, Siyono dalam keadaan sehat ketika ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane meminta pemerintah segera membentuk tim independen untuk mengusut kematian Siyono yang ditangkap Densus 88 Mabes Polri dengan dugaan kelompok teroris.

"Sangat ganjal ketika seorang dibawa dalam keadaan sehat dan segar bugar lalu diterima mati, apapun alasannya janggal," ujar Neta di Gedung Kompolnas di Jalan Tirtayasa, Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Dia mengingatkan ada potensi konflik kepentingan jika pengusutan dilakukan sepihak oleh kepolisian. Maka itu, perlu melibatkan Komnas HAM dan Komisi III DPR.

"Mengusut benar atau tidak sesuai SOP atau salah prosedur, kalau salah prosedur polisi urus dia (Siyono) harus dituntut," tegasnya.

Densus 88 Antiteror Mabes Polri, tanggal 8 Maret 2016 menangkap Siyono di dekat kediamannya di Klaten Jawa Tengah. Selanjutnya pada tanggal 10 Maret Densus 88 Mabes Polri melakukan penggeledahan di rumah Siyono dan keesokan harinya pada tanggal 11 Maret 2016 Siyono dikabarkan telah meninggal dunia akibat kepalanya terbentur besi dalam mobil.

Baca: Meninggalnya Siyono Masih Jadi Misteri Buat Keluarga.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3724 seconds (0.1#10.140)