Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan

Senin, 01 Februari 2016 - 18:39 WIB
Akhir Tragis Tokoh Direnggut...
Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan
A A A
KASUS kematian Wayan Mirna Salihin yang tewas usai meminum kopi khas Vietnam, di sebuah restoran salah satu mal di Jakarta Pusat pada Rabu, 6 Januari 2016 lalu, menambah catatan orang tewas akibat diracun.

Orang-orang itu terdiri dari beragam profesi dari wartawan, aktivis hingga mantan agen rahasia. Mereka di antaranya:

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Yasser Arafaf (Pemimpin Palestina)
Yasser Arafat, pemimpin Palestina selama hampir 4 dekade meninggal dunia pada 11 November 2004 setelah menjalani perawatan beberapa minggu di rumah sakit militer Percy di Paris, Prancis pada usia 75 tahun.

Saat itu dikabarkan bahwa Arafat meninggal akibat penyakit misterius. Beredar spekulasi juga Arafat tewas diracun oleh pihak Israel. Hasil penelitian terbaru pakar radiofisika dari Univeritas Lausanne, Swiss, Francois Bachud menyebutkan, mantan pemimpin PLO itu tewas diracun zat kimia jenis Polonium yang mengandung radioaktif.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Alexander Litvinenko (Mantan petinggi KGB)
Alexander Litvinenko merupakan mantan petinggi dinas rahasia Rusia KGB, yang sekarang menjadi FSB. Litvinenko kemudian membangkang dan melarikan diri ke Inggris.

Selama di pelarian dia mengkritik pemerintahan rezim Presiden Vladimir Putin. Litvinenko tewas usai minum teh hijau yang dicampur radioaktif langka isotop polonium-210 di London tahun 2006.

Pihak berwenang Inggris mengidentifikasi dua warga Rusia, Andrei Lugovoy dan Dmitry Kovtun sebagai tersangkanya. Dugaan pelaku mengarah kepada rezim Presiden Putin saat itu namun disangkal oleh juru bicaranya, Dmitry Peskov.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Munir (Aktivis HAM Indonesia)
Munir Said Thalib adalah aktivis HAM Indonesia yang banyak menyoroti kekerasan oleh aparat keamanan. Jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial.

Ketika menjabat di Kontras (Komisi Nasional untuk Tindak Kekerasan) namanya melambung saat membela para aktivis korban penculikan 1998. Munir meninggal di Jakarta ketika terbang ke Amsterdam, 7 September 2004. Autopsi menemukan jejak-jejak senyawa.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Hugo Chavez (Mantan Presiden Venezuela)
Pemerintah Venezuela melakukan penyelidikan soal penyebab kematian mendiang Presiden Hugo Chavez yang tutup usia pada 5 Maret 2013. Kanker yang diidap Chavez dicurigai akibat diracun oleh musuh-musuhnya di luar negeri.

Keputusan untuk menyelidiki seputar kematian bekas presiden yang dikenal sangat menentang Barat itu datang beberapa hari setelah Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, salah satu pejabat negara asing yang menghadiri pemakaman Chavez, menduga bahwa kematian Chavez akibat penyakit "aneh".

Sinyalemen Chavez diduga diracun juga diungkapkan Presiden Venezuela saat ini Nicolas Maduro yang kala itu mengatakan, sekembalinya Chavez dari operasi di Kuba kemungkinan besar pemimpin kharismatik itu diracun. Namun tuduhan itu mendapatkan cemohan dari kelompok oposisi Venezuela yang menilai hal itu tak lebih dari teori konspirasi.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Georgi Markov (Penulis Bulgaria)
Georgi Ivanov Markov merupakan penulis pembangkang asal Bulgaria. Saat negaranya dikuasai rezim komunis di bawah Presiden Todov Zhivkov, dia pindah ke negara Barat dan bekerja sebagai penyiar dan jurnalis di media internasional seperti BBC dan Deutsch Welle.

Pada 7 September 1978, seorang agen rahasia Bulgaria diduga mengikutinya dan menebar racun di kaki Markov ketika dirinya sedang menunggu bus menuju ke kantornya BBC. Markov meninggal 3 hari berikutnya pada 11 September 1978 pada usia 49 tahun.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Ibnu Al Khattab (Pejuang Chechnya)
Ibnu Al Khattab atau bernama asli Samir Saleh Abdullah Al Suwailem merupakan pejuang gerilya Muslim yang bekerja sama dengan Mujahidin Chechnya pada perang Chechnya I dan II.

Suatu ketika seorang pengirim pesan dari Dagestan menyampaikan surat pada Al Khattab. Tak lama setelah itu Al Khattab tewas, tepatnya 20 Maret 2002.

Belakangan diketahui, pengirim surat itu bernama Ibragim Alauri, seorang agen rahasia ganda yang bekerja untuk FSB (agen rahasia Rusia). FSB mengetahui kelemahan Al Khattab, bahwa dia akan menerima dan membaca surat dari ibunya di Arab Saudi. Diduga surat itu sudah dilapisi racun syaraf, sarin atau turunannya.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Roman Tsepov (Pengusaha dan Orang Kepercayaan Putin)
Roman Igorevich Tsepov adalah pengusaha Saint Petersburg dan orang kepercayaan Vladimir Putin saat dirinya masih menjadi penasihat hingga Deputi Wali Kota Saint Petersburg di Rusia.

Saat Putin naik kariernya sebagai birokrat, Tsepov kemudian mendirikan perusahaan keamanan 'Baltik Eskort' di bidang jasa pengawalan pribadi. Tsepov juga dekat dengan petinggi keamanan Presiden dan petinggi FSB, agen intelijen Rusia.

Pada 24 September 2004, Tsepov meninggal mendadak. Investigasi pasca kematian menemukan Tsepov meninggal karena material radioaktif yang belum diketahui.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Stepan Bandera (Politisi Ukraina)
Stepan Bandera adalah pemimpin gerakan nasionalis Ukraina. Pada 15 Oktober 1959, Bandera mendadak sakit di Munich, Jerman, dan meninggal sesaat kemudian.

Pemeriksaan medis menyatakan penyebab kematian Bandera adalah gas sianida. Dua tahun kemudian, 17 November 1961, pengadilan Jerman mengumumkan bahwa Bandera dibunuh oleh agen KGB Bohdan Stashynsky, atas suruhan Kepala KGB Alexander Shelepin dan Pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Theodore Romzha (Uskup di Rusia)
Theodore Romzha adalah uskup gereja katolik Ruthenia. Pada masa Perang Dunia II, dia harus menghadapi Tentara Merah Uni Soviet yang menguasai gereja.

Pada 27 Oktober 1947, kereta kuda yang dinaiki Romzha ditabrak truk militer Soviet, dan tentara yang berpakaian sipil itu mendorong Romzha hingga jatuh. Romzha dibawa ke RS di Uzhorod.

Saat kondisi Romzha mulai membaik, suster perawatnya diganti perawat baru. Tidak lama setelah itu Romzha ditemukan tewas.

Belakangan diketahui dia disuntik dengan racun curare dari tanaman liana. Rencana itu atas perintah pribadi pemimpin Rusia saat itu Nikita Krushchev.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Yuri Petrovich (Jurnalis Rusia)
Yuri Petrovich Shchekochikhin adalah jurnalis investigatif Rusia. Yuri bekerja di koran oposisi Novaya Gazeta.

Yuri meninggal secara mendadak pada Juli 2003. Teman Yuri, Kirril Kaganov, mantan anggota FSB yang bepergian dengannya sebelum meninggal mengatakan, "Secara pribadi saya menghubungi koneksi saya di agen rahasia, dan mengatakan 90% Yuri diracuni dengan talium".

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Napoleon Bonaparte (Kaisar Prancis)

Para peneliti Italia menemukan bukti baru bahwa kematian Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte bukan diracun narapidana dari Inggris seperti yang diwartakan dalam sejarah selama ini tetapi kematiannya karena diracun Arsenik.

Tim peneliti gabungan dari Nasional Institut of Nuclear Phsyciss dan University of Pavia, Italia telah meneliti rambut Napoleon dengan menggunakan teknologi nuklir. Kandungan arsenik pada rambutnya cukup tinggi atau di luar batas normal pada umumnya. Napoleon meninggal di Saint Helena, sebuah kepulauan di Atlantik Selatan pada 1812.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Eva Braun, Istri Adolf Hitler
Pada 30 April 1945, Eva bunuh diri bersama dengan Adolf Hitler di dalam bungker saat tentara Uni Soviet mengejar keduanya. Jika sang suami yang kekuasaannya nyaris runtuh tersebut menghabisi nyawa dengan menembak kepala, Eva meregang nyawa dengan menenggak racun sianida. Keduanya tewas berdampingan.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


Alan Turing, Ahli Matematika Inggris
Alan Turing merupakan ahli matematika, logika dan kriptografer Inggris. Ia dihukum karena insiden Acts of Gross Indecency, setelah dirinya mengakui hubungan seksualnya dengan sesama jenis.

Ia diberi pilihan penjara 18 bulan atau pengebirian kimia yang berefek pada pembesaran payudara. Turing akhirnya memilih menghabisi nyawanya sendiri dengan racun sianida.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


FAKTA RACUN
Dilansir laman Boldsky.com, hampir 82.000 jenis racun ditemukan pada beberapa elemen seperti makanan, kosmetik dan produk pembersih. Berikut beberapa fakta tentang racun di sekitar kehidupan manusia.

1. Proses biologis
Salah satu sumber racun berasal dari proses biologis, salah satu contohnya proses biologis seperti Nikotin yang ditemukan dalam tembakau. Ini dapat meracuni tubuh kita, bahkan sisa metabolisme yang dihasilkan dari sel-sel dalam tubuh kita dapat berbahaya.

2. Seluruh tempat terdapat racun
Racun berada dimana-mana, bahkan pada makanan favorit Anda sekalipun. Seperti halnya ketika kita menelan salah satu makanan favorit kita namun mengandung zat adikttif makanan seperti pewarna, MSG atau penyedap kimia, dan juga bahan pengawet.

Bahkan pada air yang kita minum pun kemungkinan adanya racun sangat besar. Beberapa polutan dalam air yang arsenik di alam, karsinogen dan merkuri yang dapat menciptakan gangguan sistem saraf.

3. Udara dimana kita bernafas
Racun dapat masuk melalui udara yang kita hirup. Sebagai contoh, karbon monoksida kendaraan. Bahkan bahan kimia dari produk sehari-hari yang kita gunakan untuk membersihkan rumah kita sendiri memiliki racun.

4. Racun terdapat pada buah-buahan
Buah-buahan seperti apel, persik, pir, aprikot, ceri dan buah-buahan lainnya diduga memiliki racun alami. Beberapa lubang berisi klasifikasi senyawa yang dikenal sebagai sianogen.

5. Mengkonsumsi obat dalam dosis besar
Jika kita sedang merasa tidak sehat atau sering kali membutuhkan multivitamin untuk daya tahan tubuh, tentunya kita akan meminum beberapa obat-obatan sebagai penawarnya. Namun, jika konsumsi itu dilakukan berlebihan maka itu akan berubah menjadi racun dalam tubuh.

6. Pestisida dan Herbisida
Dua zat ini patut kita curigai sebagai jembatan masuknya racun pada makanan karena sebagian besar dua zat itu digunakan dengan cara disemprotkan. Ini adalah racun yang secara alami diserap oleh tubuh kita.

Residu pestisida biasanya ditaburi ke produk baru dan non-organik. Buah dan sayuran biasanya memiliki dosis tinggi pestisida termasuk stroberi, apel, paprika, seledri dan daun selada dan beberapa buah anggur impor.

7. Sayur dan Buah Organik
Sayur dan buah organik tak pernah bisa luput dari racun karena keduanya mengandung E.coli dan Salmonella spesies. Racun ini dapat menyebabkan penyakit akut.

Beberapa sayuran seperti Kentang mengandung senyawa racun yang disebut glycoalkaloids, Wortel mengandung racun carotoxins dan miristisin. Kabar baiknya, keberadaan racun-racun di sayuran dan buah organik itu masih dalam dosis kecil dan tidak berbahaya dikonsumsi.

Akhir Tragis Tokoh Direnggut Racun Mematikan


DARI ARSENIK HINGGA SIANIDA

Ada banyak bahan kimia maupun organik beracun. Dari sekian banyak itu setidaknya ada 10 racun paling mematikan yang pernah digunakan menghabisi nyawa manusia.

1. Arsenik
Arsenik telah disebut "Raja Segala Racun". Zat ini hampir tidak terdeteksi, sehingga sangat sering digunakan baik sebagai senjata pembunuhan atau sebagai elemen cerita misteri. Racun ini dapat dengan mudah menyatu dalam air, makanan dan sejenisnya.

2. Botulinum Toxin
Botulinum toxin menyebabkan botulisme, kondisi fatal jika tidak segera diobati. Ini melibatkan kelumpuhan otot, mengarah pada kelumpuhan sistem pernafasan yang dapat berujung kematian. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka atau dengan menelan makanan yang terkontaminasi.

3. Sianida
Sianida ditemukan dalam berbagai macam zat seperti almond, biji apel, aprikot kernel, asap tembakau, insektisida, pestisida dan masih banyak lainnya. Dosis fatal sianida bagi manusia adalah 1,5 mg per kilogram berat badan. Sianida juga dapat menjadi pembunuh yang cepat: tergantung pada dosis, kematian terjadi hanya dalam 1 sampai 15 menit.

4. Mercury
Ada tiga bentuk merkuri yang sangat berbahaya. Unsur merkuri dapat dengan mudah ditemukan di termometer kaca. Zat ini tidak berbahaya jika disentuh, tapi mematikan jika terhirup. Merkuri anorganik digunakan untuk membuat baterai, dan mematikan hanya bila tertelan. Sedangkan merkuri organik ditemukan dalam ikan, seperti tuna dan ikan todak.

5. Polonium
Polonium adalah racun radioaktif, pembunuh lambat tanpa ada obatnya. Satu gram polonium yang menguap bisa membunuh sekitar 1,5 juta orang hanya dalam beberapa bulan. Kasus yang paling terkenal dari keracunan polonium adalah pada kasus kematian mantan mata-mata Rusia Alexander Litvinenko.

6. Tetrodotoxin
Zat ini ditemukan dalam dua makhluk laut Gurita cincin biru dan Ikan puffer. Namun racun di Gurita adalah yang paling berbahaya karena mampu membunuh dalam hitungan menit. Zat ini mampu membunuh 26 orang dewasa manusia dalam beberapa menit. Di sisi lain, ikan puffer hanya mematikan jika Anda ingin memakannya.

7. Dimethylmercury
Zat satu ini tergolong sebagai pembunuh lambat buatan manusia. Penyerapan dosis serendah 0.1ml telah terbukti berakibat fatal. Namun, gejala keracunan baru mulai muncul setelah berbulan-bulan paparan awal, namun tetap terlambat untuk diobati. Orang yang terkena racun ini gejalanya baru muncul empat bulan kemudian dan sepuluh bulan kemudian diperkirakan yang bersangkutan meninggal.

8. Belladonna
Nama tanaman ini berasal dari bahasa Italia yang berarti “wanita cantik”. Itu karena di abad pertengahan, tanaman ini banyak digunakan untuk tujuan kosmetik. Meski terlihat bermanfaat, daun ini sangat mematikan jika sampai daunnya tertelan.

9. Aconite
Racun ini dapat menyebabkan terganggunya fungsi jantung aritmia yang menyebabkan korban mati lemas. Keracunan dapat terjadi bahkan hanya dengan menyentuh daun tanaman tanpa mengenakan sarung tangan.

10. Hemlock
Hemlock atau conium adalah tanaman berbunga sangat beracun di Eropa dan Afrika Selatan. Untuk orang dewasa, konsumsi 100 zmg conium atau sekitar 8 daun tanaman dapat berakibat fatal kematian yang diawali dengan kelumpuhan hingga berhentinya sistem pernapasan.

ATASI KERACUNAN BAHAN KIMIA

Pertolongan pertama pada kecelakaan keracunan bahan kimia sebaiknya dilakukan oleh dokter. Namun tidak semua kasus keracunan bisa langsung ditangani dokter. Berikut beberapa langkah cepat yang bisa dilakukan mengatasi keracunan.

Langkah awal yang cepat:
• Cucilah bahan kimia yang masih kontak dengan tubuh (kulit, mata dan organ tubuh lainnya).
• Usahakan penderita keracunan tidak kedinginan.
• Jangan memberikan minuman beralkohol kepada penderita karena akan mempercepat penyerapan racun di dalam tubuh.
• Jika sukar bernafas, bantu dengan pernafasan dari mulut ke mulut.
• Segera bawa korban ke rumah sakit.

Cara mengatasi jika bahan racun masuk melalui mulut:
• Berilah minum berupa air atau susu 2 hingga 4 gelas.
• Jika korban keracunan sedang dalam keadaan pingsan, jangan memasukkan sesuatu (berupa makanan/minuman) melalui mulutnya.
• Masukkan jari telunjuk ke dalam mulut korban sambil menggerak-gerakkan jari di bagian pangkal lidah dengan tujuan agar si korban muntah.
• Jangan melakukan poin di atas jika korban keracunan minyak tanah, bensin, alkali atau asam.
• Berilah 1 sendok antidote dan segelas air hangat kepada korban.

Cara mengatasi jika bahan racun masuk melalui mulut:
• Berilah minum berupa air atau susu 2 hingga 4 gelas.
• Jika korban keracunan sedang dalam keadaan pingsan, jangan memasukkan sesuatu (berupa makanan/minuman) melalui mulutnya.
• Masukkan jari telunjuk ke dalam mulut korban sambil menggerak-gerakkan jari di bagian pangkal lidah dengan tujuan agar si korban muntah.
• Jangan melakukan poin di atas jika korban keracunan minyak tanah, bensin, alkali atau asam.
• Berilah 1 sendok antidote dan segelas air hangat kepada korban.

Cara mengatasi jika racun berupa gas:
• Untuk keracunan bahan kimia berupa gas maka sebaiknya memberikan udara segar sebaik-baiknya.
• Sebaiknya sejak awal saat diketahui racun menyebar langsung menggunakan masker. Sebab gas berupa klorin, hidrogen sulfida, fosgen, hidrogen sianida adalah bahan kimia gas yang mudah menyebar melalui udara.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2101 seconds (0.1#10.140)