Jokowi Patahkan Opini Presiden Tak Tegas

Senin, 11 Januari 2016 - 11:23 WIB
Jokowi Patahkan Opini...
Jokowi Patahkan Opini Presiden Tak Tegas
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sudah berhasil menunjukkan kemampuannya menyampaikan pesan dan makna komunikasi politiknya ke elite politik dan publik.

Hal itu ditunjukan Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang digelar Minggu 10 Januari 2016.

Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menilai gaya berkomunikasi dan pidato Jokowi sangat baik dan berbeda jika dibandingkan presiden-presiden sebelumnya.

Menurut dia, gaya pidato Jokowi tidak lagi kaku dan menunjukkan kewibawaan. "Contohnya, Presiden tidak mau tahu (dengan mengeluarkan) perintah untuk membangun infrastruktur jalan di Papua. Kesenjangan yang luar biasa begitu nyata," ujar Pangi kepada Sindonews, Senin (11/1/2016).

Kemudian contoh lain, kata Pangi, Presiden mengkritik harga semen yang mencapai Rp800 ribu/sak di Papua karena diangkut lewat udara.

Dia mengakui isi pidato Jokowi tidak sistematis dan terstruktur. Kendati demikian, Jokowi dinilainya telah berhasil membentuk persepsi yang bagus.

Menurut Pangi, kesan itu muncul saat Jokowi menyampaikan dan mendemonstrasikan kinerja pemerintah selama satu tahun. Antara lain mengenai rencana pembangunan rel kereta api, pembangunan tol dan irigasi dengan cara memutar dan menampilkan slide power poin di hadapan peserta Rakernas PDIP.

Menurut dia, pidato Jokowi dalam Rakernas yang dihadiri banyak media, elite politik dan tokoh merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan popularitas Jokowi.

Kepala Bagian Riset Politik dari IndoStrategi itu menilai, pidato Jokowi dapat sedikit mencairkan dan mengharmonisasi kembali hubungan eksekutif dengan PDIP sebagai partai pendukung utama.

"Selama ini sinyal yang terkirim seolah-olah PDIP sebagai partai utama namun menjadi batu sandungan Presiden sehingga presiden tidak bisa berlari kencang," kata Pangi.

Pangi juga menilai Jokowi melalui pidatonya ingin mematahkan opini yang menyatakan dirinya tidak tegas. Hal tersebut, kata dia, dilakukan Jokowi dengan menunjukkan beberapa contoh.

"Seperti izin dan mendukung Menteri Susi membakar dan menenggelamkan kapal pencuri ikan," ucap Pangi. (Baca juga: Arahan Jokowi ke Kader PDIP Soal Percepatan Pembangunan Daerah)

Jokowi juga telah mengeksekusi mati 11 orang kasus narkoba. Selain itu, Jokowi juga ingin menunjukkan keberaniannya membubarkan Petral.

Dia menilai Jokowi terlihat serius menjawab pertanyaan seperti apakah Indonesia dalam lima, 10 dan 50 tahun ke depan.


PILIHAN:

Suryadharma Ali Divonis Hari Ini
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1421 seconds (0.1#10.140)