Tekad Johan Budi jika Terpilih Jadi Pemimpin KPK
A
A
A
JAKARTA - Calon pemimpin (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi bertekad untuk mengoptimalkan fungsi pencegahan, penindakan, supervisi, monitoring dan kerja sama antar lembaga jika terpilih menjadi pemimpin lembaga antikorupsi periode 2016-2021.
Hal tersebut seperti diungkapkan Johan saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) Capim KPK di ruang rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (14/12/2015).
Johan membagi lima tugas dan fungsi KPK tersebut menjadi dua kanal besar, yakni pencegahan dan penindakan. Keduanya, kata Johan, harus berjalan simultan. "Dua-duanya dilakukan simultan dengan kecepatan sama," kata Johan.
Diakui Johan, kesan selama ini KPK selalu menonjolkan bidang penindakan. Menurutnya, hal itu merupakan efek dari pemberitaan media massa yang lebih tertarik memunculkan berita-berita penindakan.
"Tugas teman KPK mengenai pencegahan kurang tercover sehingga muncul persepsi demikian. Mudah-mudahan ke depan tidak terulang," ujar Johan.
Dalam kesempatan itu, Johan mengkritisi kualitas komunikasi eksternal yang dilakukan KPK dengan lembaga negara lainnya. Menurutnya, selama ini ada friksi antara KPK dengan lembaga lain terutama dalam konteks koordinasi dan supervisi.
"Memang selama ini ada kerikil tajam. Jadi koordinasi supervisi harus dilakukan dengan tujuan sama. Agar tidak muncul anggapan KPK lebih super dari lembaga lain," tandas Johan.
PILIHAN:
Penanganan Kasus Freeport di MKD Diharapkan Tak Gaduh
Dicecar 16 Pertanyaan, Maroef Disuruh Dengarkan Ulang Isi Rekaman
Hal tersebut seperti diungkapkan Johan saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) Capim KPK di ruang rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (14/12/2015).
Johan membagi lima tugas dan fungsi KPK tersebut menjadi dua kanal besar, yakni pencegahan dan penindakan. Keduanya, kata Johan, harus berjalan simultan. "Dua-duanya dilakukan simultan dengan kecepatan sama," kata Johan.
Diakui Johan, kesan selama ini KPK selalu menonjolkan bidang penindakan. Menurutnya, hal itu merupakan efek dari pemberitaan media massa yang lebih tertarik memunculkan berita-berita penindakan.
"Tugas teman KPK mengenai pencegahan kurang tercover sehingga muncul persepsi demikian. Mudah-mudahan ke depan tidak terulang," ujar Johan.
Dalam kesempatan itu, Johan mengkritisi kualitas komunikasi eksternal yang dilakukan KPK dengan lembaga negara lainnya. Menurutnya, selama ini ada friksi antara KPK dengan lembaga lain terutama dalam konteks koordinasi dan supervisi.
"Memang selama ini ada kerikil tajam. Jadi koordinasi supervisi harus dilakukan dengan tujuan sama. Agar tidak muncul anggapan KPK lebih super dari lembaga lain," tandas Johan.
PILIHAN:
Penanganan Kasus Freeport di MKD Diharapkan Tak Gaduh
Dicecar 16 Pertanyaan, Maroef Disuruh Dengarkan Ulang Isi Rekaman
(kri)