Menag Ajak Pemuda Pahami Makna Radikal

Rabu, 28 Oktober 2015 - 16:32 WIB
Menag Ajak Pemuda Pahami Makna Radikal
Menag Ajak Pemuda Pahami Makna Radikal
A A A
JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak generasi muda untuk memahami makna radikal dari perspektif agama.

Menurut Lukman, semua agama mengajak manusia untuk berbuat kebaikan, bukan sebaliknya.

"Setiap pemeluk agama harus radikal, dalam arti keyakinan yang mengakar," katanya saat menjadi keynote speaker dalam Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS bertema Peran Generasi Muda Dalam Pencegahan Terorisme di Jogja Expo Center, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (28/10/2015).

Dalam konteks agama, kata Lukman, radikal tidak harus diperangi. "Yang perlu diperangi bukan radikal, tapi efek negatif dari ekstremisme yang kemudian memaksakan kehendak," ucapnya.

Jadi, kata dia, bukan radikalisme yang harus diperangi bersama. Radikal, kata dia, memiliki makna berkeyakinan hingga mengakar.

Lukman juga menyampaikan dua alasan sebagian orang melakukan tindakan ekstrem.

Pertama, seseorang itu merasa diperlakukan tidak adil sehingga merespons dengan melakukan tindakan dan cara-cara kekerasan.

"Dia merespons ketidakadilan dengan cara-cara ekstrem, ingin jalan pintas. Ketidakadilan itu mulai dari lingkungan sosial, hukum, politik, dan masih banyak lainnya," katanya.

Kedua, kata dia, seseorang melakukan tindakan ekstrem karena landasan paham keagamaan yang sempit.

Tidak semestinya, agama dijadikan alasan pembenar atas tindakan ekstrem atau cara-cara kekerasan seperti tindakan teror.

"Kata jihad sering dijadikan alat melakukan aksi teror. Jihad tidak harus perang fisik," ucapnya.

Lukman menyebut ada banyak makna dari kata Jihad. Pandangan jihad yang berarti perang hanya dilihat dari sudut pandang sempit dalam memaknai agama.

"Jihad bisa diartikan haji mabrur, berbakti pada orang tua, menyampaikan kebenaran, menuntut ilmu, membantu fakir miskin, dan masih sangat luas lainya," katanya.

Kepala Badan Nasional Penangulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Saud Usman Nasional menyampaikan, peran pemuda sangat dominan dalam upaya pencegahan tindakan terorisme.

Oleh karena itu, pihaknya mengajak 1.000 mahasiswa se DIY hingga para pelajar untuk berdialog dalam pencegahan terorisme.

"Pemuda jadi garda terdepan, aset nasional, penerus bangsa, dan calon pemimpin generasi saat ini. Ada 1.000 orang di sini, semoga ditularkan ke yang lain dalam pencegahan terorisme," katanya.


PILIHAN:


Fadli Zon Pertanyakan Janji-janji Jokowi
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5055 seconds (0.1#10.140)