Militer Mesir Salah Tembak, 12 Turis Tewas
A
A
A
KAIRO - Pasukan keamanan Mesir mengalami kesalahan fatal saat melakukan operasi antiteroris. Mereka menyerang konvoi kendaraan yang mengangkut turis asing di Gurun Barat, sehingga mengakibatkan 12 turis tewas dan 10 lainnya luka-luka.
Sebagian besar turis diketahui berasal dari Meksiko. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Mesir mengonfirmasi peristiwa berdarah itu. Kemendagri Mesir menyatakan pasukan keamanan saat itu sedang melancarkan operasi militer untuk memburu jaringan teroris di Mesir. Nahas, kendaraan yang masuk ke jalur penyergapan ternyata memuat turis asing dan pemandu wisata lokal.
Menurut Kemendagri, pasukan keamanan yang diturunkan merupakan gabungan dari barisan militer dan polisi. Di lokasi kejadian, para pasukan sudah dalam posisi siap tembak. ”Saat itu kendaraan yang digunakan turis asing telah memasuki wilayah terlarang,” ungkap pernyataan Kemendagri Mesir dalam siaran pers yang dikutip kantor berita AFP.
Tidak diketahui berapa jumlah warga Meksiko yang menjadi korban. Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Meksiko menyatakan sedikitnya dua warga mereka masuk daftar korban tewas. Untuk mengetahui informasi soal penembakan ini, mereka sedang meminta keterangan lebih rinci dari Pemerintah Mesir.
Pemerintah Meksiko menilai komando penembakan tidak mungkin dikeluarkan sembarangan. ”Meksiko mengutuk insiden tersebut yang telah menewaskan warga negara kami tanpa sebab. Selain itu, kami menuntut ada penyelidikan mendalam oleh otoritas terkait di Mesir mengenai apa yang terjadi di tempat kejadian perkara (TKP),” tulis Presiden Mesir Enrique Pena Nieto melalui jejaring sosial Twitter , kemarin.
Duta Besar Meksiko di Mesir sudah menjenguk para korban luka-luka yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Dar al-Fouad di wilayah Kairo Barat. Berdasarkan pantauan awal, hampir semua korban luka-luka dalam kondisi stabil. Tidak ada dari mereka berpeluang mengalami cacat permanen akibat insiden itu. Kemlu Meksiko mengaku belum mengetahui angka pasti jumlah turis Meksiko yang ada di dalam konvoi kendaraan itu. Namun, peristiwa itu akan memukul sektor wisata Mesir.
Saat ini Mesir masih berjuang memulihkan minat turis asing setelah beberapa tahun dilanda krisis politik. Jumlah turis pada 2014 hanya 10 juta atau turun 5 juta dibandingkan pada 2010. Kemendagri sempat menyebut para turis memasuki wilayah tidak semestinya diakses warga biasa. Mereka juga mengidentifikasi area itu sebagai wahat atau oase.
Di Gurun Barat yang membentang dari Kairo sampai wilayah perbatasan Libya, oase bisa ditemukan di beberapa titik. Kemendagri tidak menerangkan bentuk dan teknik serangan. Apakah dengan menggunakan senjata api atau mortar. Namun, gurun itu terkenal sebagai tempat persembunyian militan.
Kelompok Negara Islam (IS) juga pernah menyerang pasukan keamanan dan memenggal warga Kroasia yang bekerja untuk sebuah perusahaan asal Prancis di tempat ini. Dalam siaran persnya, IS menyatakan berhasil menahan operasi militer di Gurun Barat, tapi informasi itu tidak rinci.
Sejak kekuatan militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 2013, Mesir telah giat mengampanyekan pemberantasan teroris. Mereka berusaha keras memutus jaringan teroris di markas militan Semenanjung Sinai. Kekuatan militer Mesir meningkat. Bahkan menjadi salah satu negara terkuat di kawasan. Akhir-akhir ini, Mesir membeli pesawat jet tempur pabrikan Amerika Serikat (AS) F-16 dan pabrikan Prancis, Rafale.
Pada pekan lalu, pasukan keamanan Mesir melancarkan operasi antoteroris sehingga 56 militan dilaporkan tewas. Meski Pemerintah Mesir sering melaporkan jumlah korban yang besar dari pihak IS, efeknya untuk menjamin keamanan negara masih sulit dilihat. Buktinya IS tetap memberikan perlawanan besar terhadap pemerintah.
Muh shamil
Sebagian besar turis diketahui berasal dari Meksiko. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Mesir mengonfirmasi peristiwa berdarah itu. Kemendagri Mesir menyatakan pasukan keamanan saat itu sedang melancarkan operasi militer untuk memburu jaringan teroris di Mesir. Nahas, kendaraan yang masuk ke jalur penyergapan ternyata memuat turis asing dan pemandu wisata lokal.
Menurut Kemendagri, pasukan keamanan yang diturunkan merupakan gabungan dari barisan militer dan polisi. Di lokasi kejadian, para pasukan sudah dalam posisi siap tembak. ”Saat itu kendaraan yang digunakan turis asing telah memasuki wilayah terlarang,” ungkap pernyataan Kemendagri Mesir dalam siaran pers yang dikutip kantor berita AFP.
Tidak diketahui berapa jumlah warga Meksiko yang menjadi korban. Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Meksiko menyatakan sedikitnya dua warga mereka masuk daftar korban tewas. Untuk mengetahui informasi soal penembakan ini, mereka sedang meminta keterangan lebih rinci dari Pemerintah Mesir.
Pemerintah Meksiko menilai komando penembakan tidak mungkin dikeluarkan sembarangan. ”Meksiko mengutuk insiden tersebut yang telah menewaskan warga negara kami tanpa sebab. Selain itu, kami menuntut ada penyelidikan mendalam oleh otoritas terkait di Mesir mengenai apa yang terjadi di tempat kejadian perkara (TKP),” tulis Presiden Mesir Enrique Pena Nieto melalui jejaring sosial Twitter , kemarin.
Duta Besar Meksiko di Mesir sudah menjenguk para korban luka-luka yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Dar al-Fouad di wilayah Kairo Barat. Berdasarkan pantauan awal, hampir semua korban luka-luka dalam kondisi stabil. Tidak ada dari mereka berpeluang mengalami cacat permanen akibat insiden itu. Kemlu Meksiko mengaku belum mengetahui angka pasti jumlah turis Meksiko yang ada di dalam konvoi kendaraan itu. Namun, peristiwa itu akan memukul sektor wisata Mesir.
Saat ini Mesir masih berjuang memulihkan minat turis asing setelah beberapa tahun dilanda krisis politik. Jumlah turis pada 2014 hanya 10 juta atau turun 5 juta dibandingkan pada 2010. Kemendagri sempat menyebut para turis memasuki wilayah tidak semestinya diakses warga biasa. Mereka juga mengidentifikasi area itu sebagai wahat atau oase.
Di Gurun Barat yang membentang dari Kairo sampai wilayah perbatasan Libya, oase bisa ditemukan di beberapa titik. Kemendagri tidak menerangkan bentuk dan teknik serangan. Apakah dengan menggunakan senjata api atau mortar. Namun, gurun itu terkenal sebagai tempat persembunyian militan.
Kelompok Negara Islam (IS) juga pernah menyerang pasukan keamanan dan memenggal warga Kroasia yang bekerja untuk sebuah perusahaan asal Prancis di tempat ini. Dalam siaran persnya, IS menyatakan berhasil menahan operasi militer di Gurun Barat, tapi informasi itu tidak rinci.
Sejak kekuatan militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 2013, Mesir telah giat mengampanyekan pemberantasan teroris. Mereka berusaha keras memutus jaringan teroris di markas militan Semenanjung Sinai. Kekuatan militer Mesir meningkat. Bahkan menjadi salah satu negara terkuat di kawasan. Akhir-akhir ini, Mesir membeli pesawat jet tempur pabrikan Amerika Serikat (AS) F-16 dan pabrikan Prancis, Rafale.
Pada pekan lalu, pasukan keamanan Mesir melancarkan operasi antoteroris sehingga 56 militan dilaporkan tewas. Meski Pemerintah Mesir sering melaporkan jumlah korban yang besar dari pihak IS, efeknya untuk menjamin keamanan negara masih sulit dilihat. Buktinya IS tetap memberikan perlawanan besar terhadap pemerintah.
Muh shamil
(ftr)