Bahagia Wujudkan Keinginan sang Pengantin
A
A
A
Kali pertama menggeluti usaha EO dan WO terjadi ketika Liliany masih duduk di bangku kuliah pada 2003.
Meskipun memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, yakni di bidang Administrasi Bisnis, ia mengaku tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika mulai merintis usaha jasa penyelenggara acara tersebut. “Saya menjalaninya dengan senang hati, sebab memang sudah menjadi hobi. Saya suka bertemu dengan banyak orang dan mendapatkan pengalaman,” tuturnya. Liliany mengatakan tidak menyangka bahwa usahanya bisa berkembang sejauh ini.
“Awalnya asyik saja saya tekuni, ternyata hasilnya lumayan dan jiwa saya cocok dengan kerjaan ini,” katanya. Sejak memutuskan untuk menjalankan bisnis EO dan WO, Liliany harus membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan. Setelah pulang kuliah, ia akan langsung sibuk mengurus event. Wanita berusia 35 tahun ini merasa, sangat beruntung banyak klien yang bisa percaya padanya saat awal merintis usaha.
“Sebab waktu itu belum pernah ngurusin wedding,tetapi syukurlah klien bisa percaya. Padahal ada beberapa orang lain juga yang lebih berpengalaman,” ujarnya. Dari kepercayaan itu, Liliany berusaha mengerjakan setiap event dan weddingsecara maksimal. Kini, setelah menekuni usaha EO dan WO selama 13 tahun, ia mengaku semakin serius untuk mengembangkan brand Loveink yang didirikannya.
“Saya banyak bertemu orang dan enjoy menjalaninya. Membantu orang lain mewujudkan keinginan mereka dalam pernikahan, saya juga turut senang,” ungkap alumni Universitas Parahyangan Bandung itu. Belum lagi, setiap kali menerima proyek eventdan wedding,Liliany merasa tertantang dan berani untuk mewujudkan berbagai ide kreatifnya. Misalnya ketika harus menangani berbagai macam permintaan klien dan menemukan kesepakatan konsep antara kedua mempelai.
“Itu termasuk bagian yang sulit. Jadi, weddingini membawa keinginan mereka. Biasanya orang tua dan anak sebagai calon pengantin saja bisa memiliki perbedaan pendapat,” ujarnya. Liliany mengatakan, idealnya membutuhkan waktu sekitar enam bulan hingga satu tahun untuk merencanakan gelaran pernikahan, sebab ini merupakan acara dari dua keluarga besar.
Banyak hal perlu dipersiapkan, mulai dari hal besar sampai hal kecil seperti siapa yang jadi penerima tamu perlu diperhatikan. Liliany bercerita, inspirasinya dalam mendapatkan ide pernikahan yang menarik bisa datang dari majalah, acara televisi, atau lingkungan sekitar. “Inspirasi bisa dari mana saja, setiap acara juga pasti berbeda. Jadi, bagaimana kita mengaturnya karena tidak ada satu event yang persis sama,” ujarnya.
Orang tua dan teman-teman adalah bagian penting dari perjalanan karier Liliany, sebab mereka yang selalu memberikan dukungan penuh pada bisnisnya.
“Awalnya orang tua menentang karena eventyang kita selenggarakan kadang di luar kota dan waktunya tidak menentu. Saya bahkan perlu bergadang ketika mengerjakan event. Tetapi, saya sekarang dapat membuktikan bahwa ini tidak sia-sia,” tuturnya.
Dina angelina
Meskipun memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, yakni di bidang Administrasi Bisnis, ia mengaku tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika mulai merintis usaha jasa penyelenggara acara tersebut. “Saya menjalaninya dengan senang hati, sebab memang sudah menjadi hobi. Saya suka bertemu dengan banyak orang dan mendapatkan pengalaman,” tuturnya. Liliany mengatakan tidak menyangka bahwa usahanya bisa berkembang sejauh ini.
“Awalnya asyik saja saya tekuni, ternyata hasilnya lumayan dan jiwa saya cocok dengan kerjaan ini,” katanya. Sejak memutuskan untuk menjalankan bisnis EO dan WO, Liliany harus membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan. Setelah pulang kuliah, ia akan langsung sibuk mengurus event. Wanita berusia 35 tahun ini merasa, sangat beruntung banyak klien yang bisa percaya padanya saat awal merintis usaha.
“Sebab waktu itu belum pernah ngurusin wedding,tetapi syukurlah klien bisa percaya. Padahal ada beberapa orang lain juga yang lebih berpengalaman,” ujarnya. Dari kepercayaan itu, Liliany berusaha mengerjakan setiap event dan weddingsecara maksimal. Kini, setelah menekuni usaha EO dan WO selama 13 tahun, ia mengaku semakin serius untuk mengembangkan brand Loveink yang didirikannya.
“Saya banyak bertemu orang dan enjoy menjalaninya. Membantu orang lain mewujudkan keinginan mereka dalam pernikahan, saya juga turut senang,” ungkap alumni Universitas Parahyangan Bandung itu. Belum lagi, setiap kali menerima proyek eventdan wedding,Liliany merasa tertantang dan berani untuk mewujudkan berbagai ide kreatifnya. Misalnya ketika harus menangani berbagai macam permintaan klien dan menemukan kesepakatan konsep antara kedua mempelai.
“Itu termasuk bagian yang sulit. Jadi, weddingini membawa keinginan mereka. Biasanya orang tua dan anak sebagai calon pengantin saja bisa memiliki perbedaan pendapat,” ujarnya. Liliany mengatakan, idealnya membutuhkan waktu sekitar enam bulan hingga satu tahun untuk merencanakan gelaran pernikahan, sebab ini merupakan acara dari dua keluarga besar.
Banyak hal perlu dipersiapkan, mulai dari hal besar sampai hal kecil seperti siapa yang jadi penerima tamu perlu diperhatikan. Liliany bercerita, inspirasinya dalam mendapatkan ide pernikahan yang menarik bisa datang dari majalah, acara televisi, atau lingkungan sekitar. “Inspirasi bisa dari mana saja, setiap acara juga pasti berbeda. Jadi, bagaimana kita mengaturnya karena tidak ada satu event yang persis sama,” ujarnya.
Orang tua dan teman-teman adalah bagian penting dari perjalanan karier Liliany, sebab mereka yang selalu memberikan dukungan penuh pada bisnisnya.
“Awalnya orang tua menentang karena eventyang kita selenggarakan kadang di luar kota dan waktunya tidak menentu. Saya bahkan perlu bergadang ketika mengerjakan event. Tetapi, saya sekarang dapat membuktikan bahwa ini tidak sia-sia,” tuturnya.
Dina angelina
(ars)