Amerika Latin Terima Migran

Rabu, 09 September 2015 - 11:01 WIB
Amerika Latin Terima Migran
Amerika Latin Terima Migran
A A A
BRASILIA - Sejumlah negara Amerika Latin menawarkan bantuan untuk para pencari suaka. Brasil, Venezuela, dan Cile siap menyambut para pengungsi dari negara-negara konflik dengan tangan terbuka.

Presiden Brasil Dilma Rousseff mengungkapkan, dia ingin menegaskan kembali pemerintahannya bersedia menyambut mereka yang keluar dari tanah airnya, ingin hidup, bekerja, dan berkontribusi untuk kesejahteraan serta perdamaian Brasil. ”Khususnya dalam masa-masa sulit ini, saat krisis, kami menyambut para pengungsi dengan tangan terbuka,” tutur Rousseff, dikutip kantor berita AFP .

Presiden Venezuela Nicolas Maduro memerintahkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk mengambil berbagai langkah menerima 20.000 warga Suriah di negaranya. Presiden Cile Michelle Bachelet menegaskan, negaranya akan menerima para pengungsi. Dia tidak menyebutkan jumlah migran yang akan ditampung atau kewarganegaraannya.

”Sepanjang sejarah kami, kami selalu memiliki pintu terbuka untuk mereka, yang kadang kala datang dari tempat jauh, membawa sejarah dan budaya mereka untuk pembangunan bangsa kami,” tuturnya. Para pemimpin komunitas Arab di Cile yang jumlahnya sekitar 300.000 orang, mendekati pemerintah dengan rencana menawarkan penampungan dan dukungan pada 100 keluarga pengungsi dari Suriah.

Brasil telah menerima lebih dari 2.000 pengungsi Suriah sejak terjadi konflik Suriah pada 2011, lebih dari negara mana pun di Amerika Latin. Saat ini warga Suriah menjadi grup pengungsi terbesar di Brasil. Pada 2014 saja sebanyak 1.405 pengungsi Suriah berada di negara itu. Dua tahun lalu Brasil memudahkan proses penerimaan pengungsi melalui program yang rencananya berakhir bulan ini.

Jaksa Agung Brasil Beto Vasconcelos menyatakan, pemerintah mempertimbangkan memperpanjang program tersebut. Rousseff juga menyoroti foto seorang anak Suriah yang meninggal dunia dan terdampar di pantai Turki. Sejak itu foto tersebut menjadi simbol krisis migran yang menggetarkan hati warga Eropa dan Amerika Latin. ”Foto anak, Aylan Kurdi, yang berusia sekitar tiga tahun, menyentuh kita semua, dan memunculkan tantangan besar,” katanya.

Para pemimpin Eropa menyatakan konflik tidak hanya terjadi di Suriah, tapi juga Irak dan negara lain sehingga ratusan ribu pengungsi sedang melintasi Balkan dan Mediterania menuju 28 negara Uni Eropa (UE). Sementara bentrok terjadi antara polisi dan migran di Pulau Lesbos, Yunani, pada Senin (7/9) malam waktu setempat. Puluhan penjaga pantai dan polisi antihuru-hara berupaya mengontrol 2.500 migran di Lesbon saat para pengungsi berupaya naik kapal untuk ke Athena.

Kapal itu disewa pemerintah Yunani untuk membantu para migran keluar dari pulau tersebut dengan aman. Lesbos merupakan tempat tinggal bagi 85.000 orang dan lebih dari 15.000 pengungsi asal Suriah tiba di sana. Lesbos menjadi salah satu pulau di Yunani yang menghadapi gelombang migran yang berlayar dari pantai Turki. Pulau-pulau di Yunani itu merupakan jalur laut terdekat dari Turki menuju Eropa Barat.

”Saya tinggal di sini delapan, sembilan hari. Oh, Tuhan, saya tidak dapat mengingatnya,” ujar Aleddin, mahasiswa teknik yang berharap dapat bertemu saudaranya di Jerman. Beberapa jam setelah kapal feri Yunani mengirimkan perahu penyelamat untuk 61 migran di Lesbos, Menteri Dalam Negeri Yunani Yiannis Mouzalas menjelaskan, ”Mytilene saat ini menampung 15.000- 17.000 pengungsi. Situasinya di ambang ledakan.”

Di Hungaria sejumlah migran menerobos garis polisi dekat pusat pengungsi dan berpawai menuju Budapest pada Senin (7/9) waktu setempat. Adapun polisidiDenmarkmenutupjalan di selatan saat para migran menuju perbatasan Swedia. Prancis menyatakan siap menampung 24.000 pencari suaka sesuai rencana relokasi 120.000 pengungsi dari negara- negara konflik.

Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron menjelaskan, negaranya akan menerima 20.000 pengungsi Suriah dari kamp-kamp yang sudah kelebihan daya tampung selama lima tahun mendatang. Jerman memperkirakan 10.000 pengungsi baru tiba pada Senin (7/9) waktu setempat, setelah 20.000 migran tiba pada akhir pekan lalu.

Syarifudin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5062 seconds (0.1#10.140)