Hendardji Tegaskan Tak Akan Bawa Gaya Militer ke KPK

JAKARTA - Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji menjadi satu-satunya calon pemimpin (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berlatarbelakang militer. Hari ini, dia menjalani tes wawancara terbuka yang digelar di Gedung Sekretaris Negara, Jakarta Pusat.

Dalam kesempatan itu, anggota panitia seleksi (Pansel) Capim KPK Enny Nurbaningsih menanyai Hendardji ihwal latarbelakangnya yang militer. Enny menyatakan, jalur komando yang biasa Hendardji laksanakan saat masih berdinas di militer tidak cocok dengan karakter KPK yang menggunakan sistem kolektif kolegial.

"Banyak orang khawatir nantinya kalau TNI masuk KPK, nanti jadi sistem komando," tanya Enny terhadap Hendardji, Selasa (25/8/2015).

Menjawab pertanyaan itu, Hendardji yang mantan Aspam KSAD mengatakan, dirinya telah pensiun dari dinas militer sejak 5,5 tahun lalu. Dia mengaku komunikasi dengan TNI sudah tidak menjadi prioritas.

"Status saya sipil, swasta murni. Tidak ada lagi jalur komando," tegas Hendardji.

Jika nanti terpilih menjadi pemimpin KPK, Hendardji telah menyiapkan tiga strategi jitu dalam memperkuat KPK. Ketiganya yakni, penangkalan, penindakan dan penguatan.

Meski terbiasa dengan sistem komando, dia pun siap menerapkan sistem kolektif kolegial yang biasa diterapkan di KPK. "Kami taat azas, duduk sama rendah berdiri sama tinggi," pungkas Hendardji.

PILIHAN:
Ini Jawaban Giri Suprapdiono Soal Potensi Perselingkuhan

Giri Suprapdiono Tergugah Benahi Krisis di Internal KPK