Juara Dunia Kado untuk Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kesuksesan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan merebut medali emas pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Total BWF 2015 menjadi kado spesial perayaan kemerdekaan Indonesia ke-70.
Hadiah itu didapatkan setelah Ahsan/ Hendra menumbangkan pasangan China Liu Xiaolong/Qiu Zihan 21-17, 21-14. Indonesia Raya pun berkumandang di Istora Senayan, Jakarta, kemarin. Pada pertandingan tersebut, penampilan Ahsan/Hendra sangat mengesankan. Mereka bermain tidak seperti biasanya dengan terus menekan unggulan kesembilan itu sejak awal permainan.
Hasilnya, ganda putra andalan Merah Putih itu hanya membutuhkan 37 menit untuk mengakhiri pertarungan. Kesuksesan ini menjadi yang kedua bagi Ahsan/ Hendra setelah merebut hasil serupa pada 2013. ”Kami bisa bermain lepas dan bisa menekan pasangan China duluan sehingga kami bisa menang,” kata Hendra selepas pertandingan. ”Kami sangat bangga bisa kasih kado ulang tahun Indonesia,” lanjutnya.
Setelah ini, Ahsan/Hendra hanya memiliki waktu istirahat kurang dari seminggu untuk langsung mempersiapkan diri di berbagai turnamen. Pasalnya, pasangan berperingkat ketiga dunia itu memiliki target besar pada Olimpiade 2016 di Brasil.
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengaku bangga dengan keberhasilan Ahsan/Hendra. Pasalnya, selain sebagai kado untuk ultah Indonesia, hasil ini juga menjadi kado spesial untuk dirinya yang akan berulang tahun pada 21 Agustus nanti. Bahkan, capaian ini juga menjadi hadiah terindah bagi Hendra yang akan merayakan hari kelahirannya yang ke-31 pada 25 Agustus mendatang.
Selain itu, Herry mengakui bahwa perjuangan Ahsan/ Hendra masih panjang karena ada beberapa turnamen besar lain yang akan diikutinya untuk mendapatkan poin menuju Olimpiade. Oleh karena itu, dia akan langsung membuat beberapa program untuk Ahsan/Hendra dengan memilah turnamen yang wajib untuk diikuti.
”Yang pasti Ahsan/Hendra akan lebih selektif untuk mengikuti turnamen. Jadi harus pilih-pilih. Sebab, kita untuk Indonesia itu tidak hanya ingin Ahsan/Hendra saja, tapi pemain lain juga. Untuk sisa ke depannya, mereka akan ikut turnamen di Jepang, Korea, China, Hong Kong, Denmark, Prancis, dan superseries final,” paparnya.
Pada nomor ganda campuran Zhang Nan/Zhao Yunlei sukses mempertahankan medali emas ganda. Unggulan pertama yang mengalahkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada semifinal itu mengandaskan rekan senegara mereka, Liu Cheng/Bao Yixin, 21-17, 21-11.
Di nomor ganda putri, juara bertahan Tian Qing/ Zhao Yunlei kembali menambah koleksi emas kejuaraan dunia seusai membungkam pasangan Denmark Christinna Pedersen/Kamilla Rytte Juhl 23-25, 21-8, 21-15. Bagi Zhao, kesuksesan ini membuatnya menjadi satu-satunya pebulu tangkis yang mampu menyabet dua medali emas dalam satu kejuaraan dunia.
Beberapa jam sebelum menaklukkan pasangan Denmark, Zhao merebut medali emas pada nomor ganda campuran bersama Zhang. Zhao/ Zhang mengalahkan rekan senegara mereka, Bao Yixin/Liu Cheng.
Selain Zhang Nan/Zhao Yunlei, pebulu tangkis asal Spanyol Carolina Marin juga berhasil mempertahankan gelar kejuaraan dunia tunggal putri berkat kemenangan atas Saina Nehwal 21-16, 21-17. ”Terima kasih kepada penggemar di Indonesia. Hebohnya dukungan mereka membuat saya tampil baik,” ucap Marin.
Namun kemalangan kembali menimpa Lee Chong Wei. Pebulu tangkis asal Malaysia itu kembali gagal mempersembahkan gelar juara dunia setelah dikandaskan juara bertahan dari China Chen Long 14-21, 17-21. Kekalahan ini sekaligus membuatnya harus puas merebut medali perak.
Raihan serupa didapatnya pada 2011 dan 2013. ”Saya sudah coba sebisa mungkin. Tapi Chen Long luar biasa. Apa yang saya mainkan dia ikuti. Saya akui dia memang lebih cepat. Bola saya banyak yang terlepas dan saya tak bisa berbuat apa-apa,” ungkap Lee.
Raikhul amar
Hadiah itu didapatkan setelah Ahsan/ Hendra menumbangkan pasangan China Liu Xiaolong/Qiu Zihan 21-17, 21-14. Indonesia Raya pun berkumandang di Istora Senayan, Jakarta, kemarin. Pada pertandingan tersebut, penampilan Ahsan/Hendra sangat mengesankan. Mereka bermain tidak seperti biasanya dengan terus menekan unggulan kesembilan itu sejak awal permainan.
Hasilnya, ganda putra andalan Merah Putih itu hanya membutuhkan 37 menit untuk mengakhiri pertarungan. Kesuksesan ini menjadi yang kedua bagi Ahsan/ Hendra setelah merebut hasil serupa pada 2013. ”Kami bisa bermain lepas dan bisa menekan pasangan China duluan sehingga kami bisa menang,” kata Hendra selepas pertandingan. ”Kami sangat bangga bisa kasih kado ulang tahun Indonesia,” lanjutnya.
Setelah ini, Ahsan/Hendra hanya memiliki waktu istirahat kurang dari seminggu untuk langsung mempersiapkan diri di berbagai turnamen. Pasalnya, pasangan berperingkat ketiga dunia itu memiliki target besar pada Olimpiade 2016 di Brasil.
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengaku bangga dengan keberhasilan Ahsan/Hendra. Pasalnya, selain sebagai kado untuk ultah Indonesia, hasil ini juga menjadi kado spesial untuk dirinya yang akan berulang tahun pada 21 Agustus nanti. Bahkan, capaian ini juga menjadi hadiah terindah bagi Hendra yang akan merayakan hari kelahirannya yang ke-31 pada 25 Agustus mendatang.
Selain itu, Herry mengakui bahwa perjuangan Ahsan/ Hendra masih panjang karena ada beberapa turnamen besar lain yang akan diikutinya untuk mendapatkan poin menuju Olimpiade. Oleh karena itu, dia akan langsung membuat beberapa program untuk Ahsan/Hendra dengan memilah turnamen yang wajib untuk diikuti.
”Yang pasti Ahsan/Hendra akan lebih selektif untuk mengikuti turnamen. Jadi harus pilih-pilih. Sebab, kita untuk Indonesia itu tidak hanya ingin Ahsan/Hendra saja, tapi pemain lain juga. Untuk sisa ke depannya, mereka akan ikut turnamen di Jepang, Korea, China, Hong Kong, Denmark, Prancis, dan superseries final,” paparnya.
Pada nomor ganda campuran Zhang Nan/Zhao Yunlei sukses mempertahankan medali emas ganda. Unggulan pertama yang mengalahkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada semifinal itu mengandaskan rekan senegara mereka, Liu Cheng/Bao Yixin, 21-17, 21-11.
Di nomor ganda putri, juara bertahan Tian Qing/ Zhao Yunlei kembali menambah koleksi emas kejuaraan dunia seusai membungkam pasangan Denmark Christinna Pedersen/Kamilla Rytte Juhl 23-25, 21-8, 21-15. Bagi Zhao, kesuksesan ini membuatnya menjadi satu-satunya pebulu tangkis yang mampu menyabet dua medali emas dalam satu kejuaraan dunia.
Beberapa jam sebelum menaklukkan pasangan Denmark, Zhao merebut medali emas pada nomor ganda campuran bersama Zhang. Zhao/ Zhang mengalahkan rekan senegara mereka, Bao Yixin/Liu Cheng.
Selain Zhang Nan/Zhao Yunlei, pebulu tangkis asal Spanyol Carolina Marin juga berhasil mempertahankan gelar kejuaraan dunia tunggal putri berkat kemenangan atas Saina Nehwal 21-16, 21-17. ”Terima kasih kepada penggemar di Indonesia. Hebohnya dukungan mereka membuat saya tampil baik,” ucap Marin.
Namun kemalangan kembali menimpa Lee Chong Wei. Pebulu tangkis asal Malaysia itu kembali gagal mempersembahkan gelar juara dunia setelah dikandaskan juara bertahan dari China Chen Long 14-21, 17-21. Kekalahan ini sekaligus membuatnya harus puas merebut medali perak.
Raihan serupa didapatnya pada 2011 dan 2013. ”Saya sudah coba sebisa mungkin. Tapi Chen Long luar biasa. Apa yang saya mainkan dia ikuti. Saya akui dia memang lebih cepat. Bola saya banyak yang terlepas dan saya tak bisa berbuat apa-apa,” ungkap Lee.
Raikhul amar
(ftr)