Penemuan Hebat Ilmuwan Indonesia

Rabu, 12 Agustus 2015 - 09:10 WIB
Penemuan Hebat Ilmuwan...
Penemuan Hebat Ilmuwan Indonesia
A A A
Indonesia ternyata tak kekurangan orang-orang hebat. Ratusan penemuan di berbagai bidang lahir dari tangan-tangan jenius dari Tanah Air. Bahkan berbagai penemuan itu kini sudah digunakan banyak negara di dunia.

1. Teori 23 Kromosom – (1955)

Seorang ahli Cytogenetics Indonesia yaitu Dr. Jow Hin Tjio menemukan fakta bahwa jumlah kromosom manusia adalah 23 buah. Penemuan ini berhasil mematahkan keyakinan para ahli genetika bahwa jumlah kromosom adalah 24 buah. Ia berhasil menghitung jumlah kromosom dengan tepat setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom manusia pada preparat gelas yang dikembangkan Dr TC Hsu di Texas University, AS.

2. Pondasi Cakar Ayam (1961)

Pondasi cakar ayam ditemukan oleh Prof Sedyatmo saat menjabat di PLN. Kala itu Sedyatmo diminta untuk mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta. Ternyata pondasi yang dibuatnya dapat mengurangi tekanan pada permukaan tanah hingga 75% dibanding pondasi biasa. Lalu pondasi cakar ayam ini digunakan di Bandara Soekarno-Hatta dan Juanda Surabaya, sehingga, landasan bandara mampu menahan beban hingga 2000 ton. Teknologi pondasi yang telah dipatenkan ini telah digunakan di negara lain seperti Jerman, AS, Perancis, Inggris, Italia, Kanada dan Belanda.

3. Teknologi Pesawat Terbang (1974)

Presiden ketiga Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie adalah penemu Teori, Faktor dan Metode Habibie (Teknologi Pesawat Terbang). Di bidang teknologi pesawat terbang, Habibie dikenal sebagai “Mr Crack” karena keahliannya menghitung crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang. Di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli dirgantara mengenal apa yang disebut Teori Habibie, Faktor Habibie, Fungsi Habibie.

4. Ketela Pemadam Api (1979)

Saat sedang melakukan ujicoba cairan pelumas berbahan kulit ketela pohon di Queen Marry College-London University, Inggris, ilmuhan asal Indonesia Randall Hartolaksono menemukan teknologi untuk memadamkan api secara efektif dan ramah lingkungan. Waktu itu, cairan buatannya itu tanpa sengaja tumpah dan memadamkan api yang sedang menyala. Diketahui bahwa cairan tersebut bila terkena panas akan mengeluarkan uap yang dapat menyerang api. Kini temuannya digunakan di berbagai perusahaan pertambangan di penjuru dunia sebagai solusi mengatasi kebakaran.

5.Konstruksi Beton Penyangga Jalan Layang (1989)

Tjokorda Raka Sukawati berhasil menemukan teknik pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas karena bahu jalan kota besar yang sempit. Bahu tiang jalan layang yang kerap disebut Sosrobahu (seribu bahu) tersebut bisa memutar beton seberat 480 ton 90 derajat. Berdasarkan kalkulasi eksak, kontruksi Sosrobahu mampu bertahan hingga satu abad lamanya. Teknik Sosro bahu dipakai pada pembangunan jalan layang tol Cawang-Tanjung Priok (16,5 kilometer) awal November 1989.

6. Kromatografi Tercepat (1998)

Di bawah bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu, Jepang, pada tahun 1998, Prof Dr Rahmiana Zein, yang saat itu sedang melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia. Jika sebelum ini peneliti membutuhkan waktu antara 1.000 dan 100 menit untuk membedah senyawa kimia, teknik yang digunakan Rahmiana Zein mampu mendiagnosis senyawa kimia dalam waktu kurang dari 10 menit.

7. Kontainer Nuklir (1991)

Seorang Peneliti dan Ketua Jurusan Teknik Nuklir, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, Yudi Utomo Imardjoko berhasil menemukan kontainer limbah nuklir. Temuan itu merupakan buah dari penelitian bersama lima koleganya. Kontainer tersebut berbentuk silinder berbahan titanium. Diameternya 1,6 meter dengan panjang 4 meter. Sedangkan dindingnya setebal 24 sentimeter.

8. Persamaan Matematika Helmholtz (2005)

Persamaan matematika ini berhasil dipecahkan oleh Yogi Ahmad Erlangga, dosen ITB asal Tasikmalaya, Jabar. Ketika memecahkan rumus ini, Yogi sedang menempuh program PhD di Delft University of Technology, Belanda. Persamaan Helmholtz yang berhasil dipecahkannya, membuat banyak perusahaan minyak dunia gembira. Dengan rumus temuan tersebut mereka dapat lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi. Rumusnya juga bisa diaplikasikan di industri radar, penerbangan, dan kapal selam.

9. Pemindai 4 Dimensi ECVT (2006)

ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography) adalah hasil temuan Dr. Warsito Purwo Taruno. Penemuan ini telah dipatenkan secara internasional. ECVT adalah teknologi yang menggunakan sensor medan listrik statis yang dapat menampilkan gambar 4 dimensi dari tingkah laku gas dan partikel di dalam reaktor tertutup. Teknologi ECVT ini diperkirakan dapat mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi di berbagai bidang, mulai dari energi, proses kimia, kedokteran, hingga nano-teknologi.

10. Sistem Telekomunikasi 4G Berbasis OFDM (2010)

Seorang ilmuwan alumni ITB, Khoirul Anwar bersama koleganya berhasil merombak efisiensi pakem alat komunikasi. Terciptalah sistem Telemkomunikasi 4G Berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).

*DIASPORA ILMUWAN INDONESIA

Dr Ing Suhendra (Jerman)
Prof Dr Yow Pi Lin (Amerika Serikat)
Dr Juliana Sutanto (Swiss)
Dr Mulyoto Pangestu (Australia)
Dr Merlyana Lim (AS)
Dr Muhamad Reza (Swedia)
Dr Johny Setiawan (Jerman)
Prof Dr Ir Irwandi Jaswir (Malaysia)
Prof Dr Ken Sutanto (Jepang)

*ILMUWAN DAN DUNIA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

1. Menurut data 2013, total belanja penelitian dan pengembangan (litbang) pada tingkat nasional hanya 0,09% dari produk domestik bruto (PDB)
2. Sekedar perbandingan, dana riset di dari Malaysia mencapai 0,6% dari PDB, China 2% dari PDB, Jepang 3,4% dari PDB, dan Korea Selatan 4,04% dari PDB
3. Hingga 2012, Indonesia tercatat hanya memiliki 30.000 doktor
4. Sekedar perbandingan Malaysia memiliki 14.000 doktor, Jepang 819.000 doktor, China 800.000 doktor dan India 650.000 doktor.
5. Selama kurun waktu 1996-2010, Indonesia hanya berada di peringkat ke-64 dunia dalam jumlah artikel ilmiah yang terbit di jurnal internasional
6. Berdasarkan data United Nation for Development Program (UNDP) pada tahun 2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia berada pada urutan ke-60 dari 72 negara
7. *Indeks kesiapan teknologi Indonesia tercatat hanya 0,32 *Indeks kesiapan teknologi Malaysia sebesar 0,83, dan Thailand 0,61

*RASIO ILMUWAN

1. Berdasarkan data Bappenas, rasio ilmuwan atau peneliti
2. Indonesia hanya 205 orang per satu 1 penduduk
3. Di Malaysia, rasionya 503 orang
4. Di Singapura rasionya mencapai 570 orang
5. Thailand rasionya 293 orang

*NEGARA YANG MENGGAJI TINGGI DOSEN

1. Kanada (USD7.196 atau setara dengan Rp65,8 juta/bulan)
2. Italia (USD6.955 atau setara dengan Rp63,6 juta)
3. Afrika Selatan (USD6.531 atau setara dengan Rp59,7 juta)
4. India (USD6.070 atau setara denganRp55,5 juta)
5. Amerika Serikat Rp55,5 juta) (USD6.054 atau setara dengan 55,3 juta)
6. Arab Saudi (USD6.002 atau setara dengan Rp54,9 juta)
7. Inggris (USD5.943 atau setara dengan Rp54,3 juta)
8. Australia (USD5.713 atau setara dengan Rp52,2 juta)
9. Belanda (USD5.313 atau setara dengan Rp48,6 juta)
10. Norwegia (USD4.940 atau setara dengan Rp45,1 juta)

Sumber: The Star (2012)
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)