Konsulat AS di Istanbul Diserang

Selasa, 11 Agustus 2015 - 10:01 WIB
Konsulat AS di Istanbul Diserang
Konsulat AS di Istanbul Diserang
A A A
ISTANBUL - Konsulat Amerika Serikat (AS) di Istanbul, Turki, diserang kelompok bersenjata. Serangan itu merupakan rangkaian serangan yang dilakukan pemberontak Kurdi di sejumlah lokasi di Turki.

Gerilyawan Turki makin meningkatkan serangan sebagai balasan atas operasi militer yang dilancarkan pemerintah terhadap pemberontak kiri tersebut. Turki yang juga anggota NATO (Organisasi Traktat Atlantik Utara) mendeklarasikan status waspada setelah memulai perang melawan teror terhadap gerilyawan Partai Pekerja Kurdi (PKK) dan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) pada bulan lalu.

Tidak ada korban luka dalam serangan terhadap konsulat AS di distrik Sariyer kemarin. Media lokal memberitakan, dua penyerang konsulat AS itu adalah seorang pria dan wanita. Sedangkan, kantor Gubernur Istanbul melaporkan serangan di konsulat AS dilaksanakan dua perempuan, salah satunya berhasil ditangkap. Stasiun televisi NTV melaporkan, perempuan berusia 51 tahun tersebut mengalami luka tembak.

Tersangka perempuan itu dikabarkan pernah mendekap di dalam penjara karena menjadi tersangka anggota kelompok sayap kiri, Tentara Garis Depan Revolusi Pembebasan Rakyat (DHKP-C). DHKP-C dikenal sebagai kelompok yang sering menentang kebijakan AS. Washington dan Ankara menganggap kelompok itu sebagai organisasi teroris.

”Kami bekerja sama dengan otoritas Turki untuk menyelidiki insiden itu. Konsulat Jenderal AS masih ditutup kepada publik sampai ada pemberitahuan selanjutnya,” ungkap pernyataan Konsulat Jenderal AS, dikutip Reuters . Sementara di wilayah lain Istanbul, sebuah kendaraan yang dilengkapi alat peledak digunakan untuk menyerang pos polisi.

Sebanyak tiga petugas kepolisian dan tujuh warga sipil mengalami luka-luka. Dua pria bersenjata dan seorang petugas polisi dari divisi bom, yang dikirim untuk melakukan penyelidikan, tewas dalam baku tembak. Kontak senjata terus berlanjut sampai kemarin pagi di wilayah Sultanbeyli, menyusul aksi polisi melakukan penggerebekan.

Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam serangan itu. Namun, kantor diplomat AS dan pos polisi sering menjadi target serangan DHKP-C, seperti serangan di Kedubes AS di Ankara pada 2013. Serangan pemberontak kiri itu di tengah operasi militer Turki terhadap pemberontak PKK.

Pemberontak Kurdi itu mengklaim membunuh sedikitnya 20 aparat keamanan di perbatasan. Perang antara pasukan keamanan dan gerilyawan Kurdi juga terjadi di wilayah tenggara. Sebanyak empat petugas polisi tewas setelah kendaraan yang mereka tumpangi meledak terkena ranjau di Silopi, Provinsi Sirnak.

”Seorang tentara Irak juga meninggal setelah ditembak gerilyawan Kurdi di atas helikopter di Sirnak, tujuh lainnya luka-luka,” demikian laporan AFP . Militer melancarkan serangan udara ke basis pertahanan PKK di Irak utara sejak 24 Juli silam. Kantor berita Turki, Anadolu, melaporkan lebih dari 260 gerilyawan PKK tewas, termasuk pemimpin senior. Lebih dari 400 pemberontak PKK dilaporkan terluka.

Kekerasan semakin intensif semenjak Presiden Turki Tayyip Erdogan menolak proses perdamaian dengan PKK. ”Proses negosiasi mustahil diterapkan,” katanya. Otoritas keamanan Turki pun telah menangkap lebih dari 1.300 gerilyawan baik DHKP-C dan PKK dalam operasi sejak bulan lalu.

PKK dikategorikan sebagai kelompok teroris oleh Ankara, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Mereka melancarkan pemberontakan untuk menuntut kebebasan hak warga Kurdi. Sebanyak 40.000 orang meninggal dunia akibat konflik bersenjata tersebut. Pemimpin PKK Cemil Bayik menuding Turki mencoba melindungi ISIS dengan menyerang pemberontak Kurdi.

”Presiden Erdogan ingin ISIS berhasil mengalahkan Kurdi,” tuding Bayik kepada BBC. Dia mengungkapkan, Turki mengklaim memerangi ISIS, tetapi faktanya bertempur melawan PKK. ”Turki melindungi ISIS,” kata Bayik.

Muh shamil/andika
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9790 seconds (0.1#10.140)
pixels