Rumah Putih Bergaya Belanda

Minggu, 09 Agustus 2015 - 09:51 WIB
Rumah Putih Bergaya Belanda
Rumah Putih Bergaya Belanda
A A A
Cendekiawan muslim Azyumardi Azra memiliki rumah dengan konsep yang kuat. Gaya Belanda dengan palet dominan putih menjadi pilihannya. Seperti apa ia menatanya?

Jumat (7/8) sore lalu, KORAN SINDO berkesempatan mengujungi kediaman Azyumardi yang terletak di daerah Ciputat.

Rumah yang terdiri dari tiga lantai itu, diakui Azyumardi, sudah menjadi tempat tinggalnya selama 10 tahun terakhir. Bersama istri dan sang putri bungsu, rumah ini menjadi pilihan Azyumardi untuk menjalani kehidupannya. Lokasi rumah yang berada di kawasan Tangerang Selatan sengaja dipilih oleh Azyumardi. Alasannya, tak lain dekat jarak antara rumah dengan tempatnya bekerja, yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bahkan, sejak era 1980-an, mantan rektor UIN ini sudah bermukim di daerah yang dekat dengan kawasan Situ Gintung tersebut. ”Saya sudah merasa nyaman tinggal di daerah ini. Selain tidak perlu melalui kemacetan untuk pergi ke tempat kerja, wilayah ini juga aman dan cuacanya masih tergolong sejuk,” ungkapnya.

Sejak dihuni sekitar tahun 2005, rumah yang berdiri di atas tanah seluas 185 meter persegi itu sudah mengusung gaya rumah Belanda. Gaya tersebut bisa dilihat dari model bangunannya. Rumah seluas 360 meter persegi ini semakin indah karena dipadukan dengan interior bercorak kayu. Contohnya di dekat tangga menuju lantai tiga, terdapat hiasan kaligrafi bertulisan Ayat Kursi dan Asmaul Husna.

Ukiran kayu yang dipesan dari Jepara itu mempercantik ruangan yang berada di lantai dua. Beberapa bagian lain, contohnya atap rumah, juga didesain oleh Azyumardi. Atap rumah memiliki jarak yang tinggi serta jendelajendela berukuran besar. Itu dilakukan agar cahaya bisa masuk dan menyinari ruang keluarga. ”Meski rumah ini digarap oleh developer, desain dan standarnya tetap sesuai dengan yang saya inginkan,” ujarnya.

Ruang keluarga menjadi area favorit. Azyumardi menuturkan, dirinya sering menghabiskan waktu di ruangan tersebut. ”Biasanya saya bisa sambil menonton TV, membaca koran di pagi hari, dan mengobrol dengan keluarga. Jadi, yang paling favorit ruang keluarga,” tandasnya. Lokasi rumah yang dekat dengan kawasan Situ Gintung membuat Azyumardi merasa tidak perlu jauh-jauh berangkat ke Puncak, Bogor, jika ingin refreshing.

Pria asal Padang ini merasa sangat nyaman tinggal di rumah tersebut, sehingga tidak banyak aktivitas yang ia lakukan di luar rumah kecuali bekerja. ”Saya memang dasarnya orang rumahan, jarang bepergian. Sebisa mungkin saya menghabiskan waktu luang di rumah dan berkumpul dengan keluarga saja,” ungkapnya. Rumah yang didominasi warna putih ini terdiri dari tiga lantai.

Lantai pertama yaitu basement dan service area . Kemudian, di lantai dua terdapat ruang tamu, kamar tidur utama, dan kamar tidur tamu. Di lantai tiga, terdapat empat kamar bagi putra dan putri Azyumardi. ”Sekarang hanya saya, istri, dan putri kami yang menempati. Rumah ini terasa seperti besar sekali,” ujarnya. Menurut Azyumardi, rumah bukan sekadar tempat untuk menginap dan menjadi ajang pembuktian atau show off kepada publik. Namun, rumah adalah tempat berlabuh. Rumah harus mampu memberikan kenyamanan bagi sang pemilik.

”Rumah juga menjadi tempat kita berinteraksi, menjalin hubungan kemanusiaan dengan keluarga dan orang lain,” jelasnya. Sehingga yang terpenting, fungsi utama rumah harus tercapai, dengan tidak melupakan nilainilai keindahan pada rumah itu sendiri.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7257 seconds (0.1#10.140)