Teritip, Hewan Laut dalam Misteri Hilangnya MH370

Rabu, 05 Agustus 2015 - 08:41 WIB
Teritip, Hewan Laut dalam Misteri Hilangnya MH370
Teritip, Hewan Laut dalam Misteri Hilangnya MH370
A A A
TOULOUSE - Bagian sayap pesawat yang berasal dari Boeing 777 akan diuji dan dianalisis di Toulouse, Prancis, hari ini.

Salah satu pengujian menggunakan sejumlah hewan laut yakni teritip dan kerang laut untuk menguak misteri jatuhnya MH370. Jean Paul Troadec, mantan kepala Birokrasi Penyelidikan dan Analisis (BEA) Prancis, yang terlibat dalam operasi penyelidikan ini mengungkapkan bahwa para ahli akan melakukan tiga pengujian penting.

Para ahli akan mencari tahu asal-muasal bagian sayap itu setelah sebelumnya mereka memastikan serpihan itu berasal dari Boeing 777. Sejauh ini, satu-satunya pesawat Boeing 777 yang pernah hilang di dunia penerbangan ialah MH370.

Artinya, peluang penyelidikan pencocokan bagian tersebut dengan MH370 akan cukup besar. ”Jika nanti di bagian serpihan itu terdapat nomor referensi, penentuan korelasi antara bagian serpihan itu dan pesawataslinya pastidapatdilakukan lebih cepat,” terang Troadec, dikutip NBC News.

Namun jika hal itu berjalan tidak sesuai skenario, para ahli akan mulai melakukan analisis denganmenggunakancara lain. Selain itu, para ahli, kata pemimpin BEA yang pernah melakukan penyelidikan Air France 447 itu, akan mencari tahu mengenai periode keberadaan bagian sayap itu di Samudra Hindia.

MH370 hilang pada 8 Maret 2014 saat membawa sebanyak 239 penumpang dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China. Bagian sayap pesawat yang ditemukan di Pulau Reunion, Prancis, Rabu (29/7) lalu, telah dipenuhi teritip dan kerang laut. Menurut Troadec, teritip dan kerang laut akan memainkan peranan penting dalam menentukan seberapa lama serpihan itu berada di bawah laut.

Teritip merupakan hewan yang hanya ditemukan di air laut dan cenderung hidup di wilayah dangkal dengan gelombang kuat. ”Kerang laut juga tumbuh dengan ritme tertentu. Para penyelidik bisa mendapatkan informasi bergantung dari ukuran karena kerang bisa saja berkembang biak selama 12 bulan atau dua tahun,” katanya.

Para ahli di Prancis yang juga dibantu Malaysia akan mendalami lebih lanjut organisme lain yang menempel di bagian sayap Boeing 777 itu. Sebut saja cacing tabung, alga merah coralline , dan ikan kerang. Pasalnya, organisme laut itu dapat memberikan informasi pendukung yang tidak kalah pentingnya dengan teritip dan kerang laut.

Penyelidikan tidak akan berhenti di situ. Troadec memaparkan, para ahli juga perlu mempelajari bagian sayap itu lebih jauh dengan mencari tahu bagaimana serpihan itu dapat terlepas dari pesawat. Dengan mengetahui hal itu, para penyelidik dapat menduga apa yang terjadi pada pesawat induk saat harus tenggelam ke Samudra Hindia.

Laboratorium penerbangan militer Prancis di Toulouse memiliki banyak peralatan canggih. Mereka akan meminjamkan mikroskop elektronik yang bisa membantu para ajli menentukan apakah bagian itu terlepas karena ledakan, tembakan, atau karena terbentur sesuatu. Mikroskop itu dapat melakukan pembesaran hingga 10.000 kali. ”Analisis ini kemungkinan akan memakan waktu hingga sepekan,” kata Troadec.

Jika melihat ukuran bagian sayap yang mencapai dua meter tersebut, Troadec yakin induk pesawat kemungkinan besar pasti jatuh. ”Tidak ada pesawat yang dapat terus terbang tanpa bagian sayap sebesar ini,” tegas insinyur kedirgantaraan Prancis itu. Artinya, jika bagian sayap itu positif berasal dari MH370, teori konspirasi mengenai pesawat itu dibajak atau mendarat di padang pasir akan terpatahkan.

Direktur Maskapai Penerbangan Malaysia Airlines, Christoph Mueller mengatakan, pihaknya terus mengikuti penyelidikan ini. ”Kami terus bekerja sama sejak hari pertama,” katanya di Australia, dilansir Ibtimes. Kemarin tim penyelidik Malaysia menemukan sejumlah serpihan di Reunion dan akan menyerahkannya kepada tim ahli.

”Kami tidak tahu apa ini, tapi cukup menarik perhatian kami,” kata salah satu anggota penyelidik tanpa ingin disebutkan namanya, dilansir CNA. ”Kami mencari benda yang kira-kira ada kaitannya dengan penyelidikan,” tambahnya.

Sumber tersebut menambahkan, kebanyakan sikap masyarakat lokal positif. Mereka juga terbukti memiliki keinginan untuk membantu semampu mereka. ”Kami akan tinggal di sini selama itu diperlukan,” tandasnya. Tim penyelidikan Malaysia sudah ada di Reunion sejak Sabtu (1/8), empat hari sejak bagian sayap ditemukan.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7767 seconds (0.1#10.140)