Menulis 24 Buku dan Dijual di Amazon

Rabu, 05 Agustus 2015 - 08:18 WIB
Menulis 24 Buku dan...
Menulis 24 Buku dan Dijual di Amazon
A A A
Tidak ada yang pernah menduga kalau seorang penjual teh di pinggir jalan ternyata mampu menulis puluhan novel dan buku.

Dialah Laxman Rao, penjual teh paling populer di New Delhi, India. Bukunya dijual online di Amazon. Di sela-sela waktu berjualan, Rao menulis sejumlah novel berbahasa Hindi. Warung teh terbuka yang sudah didaftarkan ke pemerintah kota sebenarnya hanya beberapa potong kayu yang diletakkan di atas bata.

Warungnya itu dilengkapi beberapa ember air, gelas kertas keramik, dan kompor gas di trotoar jalan. Meskipun berjualan teh, Rao sebenarnya seorang sarjana sastra Hindi. Dia pun pernah mengikuti kuliah S-2 melalui kelas jarak jauh. Mimpinya adalah menjadi penulis. Untuk mengejar mimpinya, dia bekerja keras untuk bisa menerbitkan buku yang ditulisnya.

Tapi semua penerbit menolak bukunya. Para penerbit enggan menerbitkan buku yang ditulis seorang pedagang teh. Tak patah arang, Rao menyisihkan sebagian uangnya untuk bisa menerbitkan sendiri novelnya pada 1979. ”Penerbit itu sombong terhadap orang-orang seperti kami. Mereka meminta uang untuk bisa menerbitkan buku. Saya tak punya uang, dan karena itu, memutuskan untuk mulai menerbitkan buku sendiri,” kata Rao dikutip BBC .

Apa buku dan novel yang ditulis Rao? Dia mengungkapkan naik-turun kehidupan, berusaha lepas dari kemiskinan dan nikmatnya kebahagiaan kecil dalam hidup adalah tema-tema novel, esai politik, serta naskah drama. Adapun novel karya Rao yang paling laku berjudul Ramadas terbit pada 1992.

Novel itu bercerita tentang kompleksitas hubungan guru-murid melalui kisah seorang pelajar muda yang kehilangan arah di Desa Rao dan tenggelam dalam sungai. Novel yang sudah tiga kali naik cetak tersebut terjual lebih dari 4.000 eksemplar. Pada 1984, anggota senior Kongres menceritakan novel Ramadas kepada Perdana Menteri (PM) Indira Gandhi.

Dalam beberapa hari, Rao mendapat undangan untuk bertemu dan memberikan buku tersebut ke PM. ”Saya bertemu Nyonya Gandhi pada Mei 1984 dengan membawa dua buku saya. Dia sangat menghargai karya saya dan mendorong untuk lebih banyak menulis. Saya bilang ingin menulis buku tentang Gandhi, tapi beliau bersikeras bahwa buku itu harus lebih tentang hasil kerjanya dan bukan tentang hidupnya,” ujarnya.

Selain menulis novel, Rao juga menulis esai politik. Setelah pertemuan tersebut, dia menulis esai tentang masa pemerintahan Gandhi 1969- 1972 berjudul Pradhan Mantri (Perdana Menteri). ”Tapi dia (Gandhi) sudah ditembak mati sebelum buku itu diterbitkan,” katanya.

Kini Rao menggunakan situs daring seperti Amazon dan Flipkart untuk menjual buku-bukunya. ”Buku-buku Rao cukup laku di situs kami. Kami senang karena penulis seperti Rao telah menemukan platformuntuk menjual buku-bukunya,” kata juru bicara Amazon India yang tak disebutkan namanya.

Rao mengelola penjualan bukunya itu dibantu Hitesh, anak laki-laki tertua Rao. Hitesh bertugas mengelola koordinasi penjualan dari laman Facebook ayahnya. Selain berjualan online , Rao menjual bukunya ke berbagai tempat dengan sepeda.

ANDIKA HENDRA M
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1276 seconds (0.1#10.140)