Turki Identifikasi Tersangka Pengebom Bunuh Diri
A
A
A
ANKARA - Otoritas keamanan Turki berhasil mengidentifikasi seorang pelaku pengebom bunuh diri di pusat kebudayaan di Suruc.
Pemerintah Turki juga berjanji akan meningkatkan keamanan di perbatasan Suriah. Sebanyak 32 aktivis kiri dan lebih dari 100 orang tewas dalam aksi bom bunuh diri pada Senin (20/7). Itu menjadi serangan paling mematikan di Turki dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah langsung menuding Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berada di belakang aksi serangan tersebut.
”Seorang tersangka sudah diidentifikasi. Semua tersangka di luar negeri dan dalam negeri akan diselidiki,” kata Perdana Menteri (PM) Ahmet Davutoglu kemarin, dikutip AFP . Dia menambahkan, serangan tersebut ”kemungkinan besar” dilakukan pengebom bunuh diri yang terkait gerilyawan ISIS. ”Kita berharap hasil investigasi akan disimpulkan secepatnya,” imbuhnya.
PM Davutoglu juga mengunjungi lokasi ledakan di Suruc. Media lokal awalnya menyebutkan pengebom bunuh diri tersebut mungkin seorang perempuan. Sedangkan beberapa media juga menyebut nama seorang pria terkait serangan itu. ”Kita akan melakukan apa pun untuk menangkap siapa yang bertanggung jawab dalam serangan tersebut,” kata Davutoglu.
Dia menegaskan, itu serangan yang menjadikan Turki sebagai target. PM Davutoglu mengatakan, rapat kabinet akan mengkaji langkah-langkah tambahan lainnya dalam pengamanan di perbatasan Turki dengan Suriah. Peningkatan pengamanan perbatasan dilakukan pihak berwenang Turki sudah dimulai Selasa (21/07). ”Konflik di luar negeri seharusnya tidak boleh menyebar ke Turki,” katanya.
Harian Hurriyet melaporkan, badan intelijen memperingatkan pemerintah tentang tujuh gerilyawan ISIS, termasuk tiga perempuan, masuk ke Turki. Sejauh ini ISIS belum mengaku bertanggung jawab atas serangan di Suruc.
Sementara itu, pemakaman korban meninggal tragedi Suruc kemarin mulai digelar. Suasana duka menyelimuti keluarga korban dan kerabat.
Andika hendra m
Pemerintah Turki juga berjanji akan meningkatkan keamanan di perbatasan Suriah. Sebanyak 32 aktivis kiri dan lebih dari 100 orang tewas dalam aksi bom bunuh diri pada Senin (20/7). Itu menjadi serangan paling mematikan di Turki dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah langsung menuding Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berada di belakang aksi serangan tersebut.
”Seorang tersangka sudah diidentifikasi. Semua tersangka di luar negeri dan dalam negeri akan diselidiki,” kata Perdana Menteri (PM) Ahmet Davutoglu kemarin, dikutip AFP . Dia menambahkan, serangan tersebut ”kemungkinan besar” dilakukan pengebom bunuh diri yang terkait gerilyawan ISIS. ”Kita berharap hasil investigasi akan disimpulkan secepatnya,” imbuhnya.
PM Davutoglu juga mengunjungi lokasi ledakan di Suruc. Media lokal awalnya menyebutkan pengebom bunuh diri tersebut mungkin seorang perempuan. Sedangkan beberapa media juga menyebut nama seorang pria terkait serangan itu. ”Kita akan melakukan apa pun untuk menangkap siapa yang bertanggung jawab dalam serangan tersebut,” kata Davutoglu.
Dia menegaskan, itu serangan yang menjadikan Turki sebagai target. PM Davutoglu mengatakan, rapat kabinet akan mengkaji langkah-langkah tambahan lainnya dalam pengamanan di perbatasan Turki dengan Suriah. Peningkatan pengamanan perbatasan dilakukan pihak berwenang Turki sudah dimulai Selasa (21/07). ”Konflik di luar negeri seharusnya tidak boleh menyebar ke Turki,” katanya.
Harian Hurriyet melaporkan, badan intelijen memperingatkan pemerintah tentang tujuh gerilyawan ISIS, termasuk tiga perempuan, masuk ke Turki. Sejauh ini ISIS belum mengaku bertanggung jawab atas serangan di Suruc.
Sementara itu, pemakaman korban meninggal tragedi Suruc kemarin mulai digelar. Suasana duka menyelimuti keluarga korban dan kerabat.
Andika hendra m
(ftr)