PM Serbia Tolak Tutup Perbatasan Negara
A
A
A
BEOLGRAD - Perdana Menteri (PM) Serbia Aleksandar Vucic terkejut atas rencana pemerintah Hungaria yang menutup perbatasan dengan membangun pagar setinggi empat meter guna mencegah masuknya para imigran.
”Kami akan membahas keputusan ini dengan teman-teman di Hungaria. Dinding gedung bukanlah solusi. Serbia tidak bisa bertanggung jawab atas situasi yang diciptakan para imigran. Kami hanya negara transit. Apakah Serbia bertanggung jawab atas krisis di Suriah?” ujar Vucic ketika wawancara dengan televisi RTS, seperti dilansir AFP.
Ketika ditanya apakah ada kemungkinan negaranya juga akan membangun dinding di wilayah perbatasan Makedonia dan Bulgaria yang menjadi lintas perjalanan darat para migran sebelum mencapai Balkan, Vucic dengan tegas menjawab, ”Serbia tidak akan membangun dinding seperti itu. Kami tidak akan mengisolasi diri sendiri. Saya tidak mengerti keputusan ini dan saya berniat untuk berbicara tentang masalah dengan mitra Uni Eropa,” tuturnya.
Pihak berwenang Hungaria pada Rabu (17/6) mengumumkan pembangunan tembok penghalang sepanjang 175 km di wilayah yang berbatasan dengan Serbia. Sebanyak 54.000 pengungsi memasuki Hungaria sejak Januari. Angka tersebut mengalami peningkatan tajam dari sebelumnya pada 2012 tercatat hanya 2.000 pengungsi yang masuk Eropa tengah. Sekitar 95% pengungsi menyeberang ke Hungaria melalui perbatasan dengan Serbia yang bukan merupakan anggota Uni Eropa.
Mereka ialah pengungsi yang melarikan diri dari perang di Suriah, Irak, dan Afghanistan. Aleksandar Vucic merupakan politikus Partai Progresif Serbia (SNS) yang menjabat sebagai PM sejak 27 April 2014. Sebelumnya Vucic menjabat Menteri Penerangan pada 1998-2000 dan Menteri Pertahanan pada 2012-2013.
Karier politiknya dimulai saat usianya baru 22 tahun ketika bergabung dengan Partai Radikal Serbia (SRS). Dia terpilih menjadi anggota Majelis Nasional setelah pemilihan parlemen pada 1993. Dua tahun kemudian, Vucic menjadi sekretaris jenderal SRS. Vucic d i t u n j u k menjadi negosiator terkait tawaran Serbia untuk aksesi Uni Eropa.
Ananda nararya
”Kami akan membahas keputusan ini dengan teman-teman di Hungaria. Dinding gedung bukanlah solusi. Serbia tidak bisa bertanggung jawab atas situasi yang diciptakan para imigran. Kami hanya negara transit. Apakah Serbia bertanggung jawab atas krisis di Suriah?” ujar Vucic ketika wawancara dengan televisi RTS, seperti dilansir AFP.
Ketika ditanya apakah ada kemungkinan negaranya juga akan membangun dinding di wilayah perbatasan Makedonia dan Bulgaria yang menjadi lintas perjalanan darat para migran sebelum mencapai Balkan, Vucic dengan tegas menjawab, ”Serbia tidak akan membangun dinding seperti itu. Kami tidak akan mengisolasi diri sendiri. Saya tidak mengerti keputusan ini dan saya berniat untuk berbicara tentang masalah dengan mitra Uni Eropa,” tuturnya.
Pihak berwenang Hungaria pada Rabu (17/6) mengumumkan pembangunan tembok penghalang sepanjang 175 km di wilayah yang berbatasan dengan Serbia. Sebanyak 54.000 pengungsi memasuki Hungaria sejak Januari. Angka tersebut mengalami peningkatan tajam dari sebelumnya pada 2012 tercatat hanya 2.000 pengungsi yang masuk Eropa tengah. Sekitar 95% pengungsi menyeberang ke Hungaria melalui perbatasan dengan Serbia yang bukan merupakan anggota Uni Eropa.
Mereka ialah pengungsi yang melarikan diri dari perang di Suriah, Irak, dan Afghanistan. Aleksandar Vucic merupakan politikus Partai Progresif Serbia (SNS) yang menjabat sebagai PM sejak 27 April 2014. Sebelumnya Vucic menjabat Menteri Penerangan pada 1998-2000 dan Menteri Pertahanan pada 2012-2013.
Karier politiknya dimulai saat usianya baru 22 tahun ketika bergabung dengan Partai Radikal Serbia (SRS). Dia terpilih menjadi anggota Majelis Nasional setelah pemilihan parlemen pada 1993. Dua tahun kemudian, Vucic menjadi sekretaris jenderal SRS. Vucic d i t u n j u k menjadi negosiator terkait tawaran Serbia untuk aksesi Uni Eropa.
Ananda nararya
(ars)