Pembentukan Tim Pilkada Partai Golkar Disepakati
A
A
A
JAKARTA - Tim juru runding penjaringan pilkada Partai Golkar sepakat bekerja sama memenangkan calon yang diusung partai di pilkada serentak pada Desember mendatang.
Tim penjaringan kubu Munas Bali dan kubu Munas Ancol melakukan pertemuan perdana di Jakarta tadi malam. Juru Bicara Tim Pilkada Partai Golkar kubu Munas Bali MS Hidayat seusai pertemuan mengatakan, pada pembicaraan selama satu jam tersebut dua kubu mencoba menyamakan pandangan. ”Kami mengelaborasi MoU kesepakatan yang telah ditandatangani ketua umum di hadapan Wapres Jusuf Kalla,” ujar MS Hidayat di Hotel Sultan, Jakarta.
Tim juru runding dari kubu Munas Bali yang hadir yakni Theo L Sambuaga, MS Hidayat, Nurdin Halid, Sharif Tjitjip Soetardjo. Sedangkan dari kubu Munas Ancol dihadiri Lawrence Siburian, Yorrys Raweyai, Ibnu Munzir, dan Lamhot Sinada. Dari empat poin kesepakatan bersama yang ditandatangani, kata dia, tiga telah disepakati, yakni pertama, mengutamakan partai dengan memberikan hak penuh kepada daerah untuk memilih dan dipilih dalam pilkada serentak.
Kedua, membentuk tim pilkada dari pusat dan daerah. Ketiga, menyepakati kriteria para calon, dan juga tata cara atau mekanisme pemilihannya. ”Kita hampir punya kesamaan pandang, dari empat poin MoU kita sudah coba jabarkan, dan bisa menjadi juklak dan juknis. Jabaran itu semua sedang dibuat, nanti Jumat akan disepakati bersama,” ujarnya.
Mengenai poin keempat, menyangkut siapa yang berhak menandatangani dan memberikan pengesahan terhadap pasangan calon saat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hidayat mengaku kedua belah pihak sepakat untuk menunda pembahasannya sampai Jumat (19/6) nanti. ”Khusus poin empat yang kontroversial tidak bisa dilakukan sekaligus, tapi setelah itu mudah-mudahan bisa disepakati,” ujarnya. Dia berharap pertemuan tadi malam dapat menyatukan kembali kader-kader Partai Golkar untuk bersama-sama memenangkan pilkada serentak.
”Semoga Golkar bersatu kembali khususnya menghadapi pilkada. Kami pernah mendapat 59% dari total pimpinan daerah, baik gubernur, wali kota, maupun bupati. Mudah-mudahannantibisa lebih,” ujarnya. Anggota Tim Pilkada Partai Golkar Lawrence Siburian menjelaskan, masing-masing pihak akan menjabarkan konsep yang dimilikinya.
Untuk memudahkan pembahasan, keduanya sepakat membentuk tim teknis berjumlah dua orang. Nanti masing-masing pihak, baik Munas Bali maupun Munas Ancol menunjuk perwakilan satu orang. ”Kita bicarakan teknisnya, dua tim teknis masing-masing kubu satu orang. Kita punya konsep-konsep sendiri yang kemudian dipadukan. Kami semua sepakat menamakan tim ini sebagai Tim Pilkada DPP Partai Golkar. Jadi tidak ada lagi kubu Bali atau Ancol,” kata Lawrence.
Lawrence menjelaskan, pembicaraan pada Jumat mendatang fokus pada kriteria, tata cara, pedomantuntunanpelaksanaan pilkada. ”Setelah itu selesai baru bicara ke poin keempat, bertahap. Aturan main dulu kita tuntaskan,” ucapnya.
Sucipto
Tim penjaringan kubu Munas Bali dan kubu Munas Ancol melakukan pertemuan perdana di Jakarta tadi malam. Juru Bicara Tim Pilkada Partai Golkar kubu Munas Bali MS Hidayat seusai pertemuan mengatakan, pada pembicaraan selama satu jam tersebut dua kubu mencoba menyamakan pandangan. ”Kami mengelaborasi MoU kesepakatan yang telah ditandatangani ketua umum di hadapan Wapres Jusuf Kalla,” ujar MS Hidayat di Hotel Sultan, Jakarta.
Tim juru runding dari kubu Munas Bali yang hadir yakni Theo L Sambuaga, MS Hidayat, Nurdin Halid, Sharif Tjitjip Soetardjo. Sedangkan dari kubu Munas Ancol dihadiri Lawrence Siburian, Yorrys Raweyai, Ibnu Munzir, dan Lamhot Sinada. Dari empat poin kesepakatan bersama yang ditandatangani, kata dia, tiga telah disepakati, yakni pertama, mengutamakan partai dengan memberikan hak penuh kepada daerah untuk memilih dan dipilih dalam pilkada serentak.
Kedua, membentuk tim pilkada dari pusat dan daerah. Ketiga, menyepakati kriteria para calon, dan juga tata cara atau mekanisme pemilihannya. ”Kita hampir punya kesamaan pandang, dari empat poin MoU kita sudah coba jabarkan, dan bisa menjadi juklak dan juknis. Jabaran itu semua sedang dibuat, nanti Jumat akan disepakati bersama,” ujarnya.
Mengenai poin keempat, menyangkut siapa yang berhak menandatangani dan memberikan pengesahan terhadap pasangan calon saat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hidayat mengaku kedua belah pihak sepakat untuk menunda pembahasannya sampai Jumat (19/6) nanti. ”Khusus poin empat yang kontroversial tidak bisa dilakukan sekaligus, tapi setelah itu mudah-mudahan bisa disepakati,” ujarnya. Dia berharap pertemuan tadi malam dapat menyatukan kembali kader-kader Partai Golkar untuk bersama-sama memenangkan pilkada serentak.
”Semoga Golkar bersatu kembali khususnya menghadapi pilkada. Kami pernah mendapat 59% dari total pimpinan daerah, baik gubernur, wali kota, maupun bupati. Mudah-mudahannantibisa lebih,” ujarnya. Anggota Tim Pilkada Partai Golkar Lawrence Siburian menjelaskan, masing-masing pihak akan menjabarkan konsep yang dimilikinya.
Untuk memudahkan pembahasan, keduanya sepakat membentuk tim teknis berjumlah dua orang. Nanti masing-masing pihak, baik Munas Bali maupun Munas Ancol menunjuk perwakilan satu orang. ”Kita bicarakan teknisnya, dua tim teknis masing-masing kubu satu orang. Kita punya konsep-konsep sendiri yang kemudian dipadukan. Kami semua sepakat menamakan tim ini sebagai Tim Pilkada DPP Partai Golkar. Jadi tidak ada lagi kubu Bali atau Ancol,” kata Lawrence.
Lawrence menjelaskan, pembicaraan pada Jumat mendatang fokus pada kriteria, tata cara, pedomantuntunanpelaksanaan pilkada. ”Setelah itu selesai baru bicara ke poin keempat, bertahap. Aturan main dulu kita tuntaskan,” ucapnya.
Sucipto
(ars)