Saatnya Nikmati Warisan Kuliner Lokal

Minggu, 14 Juni 2015 - 09:17 WIB
Saatnya Nikmati Warisan Kuliner Lokal
Saatnya Nikmati Warisan Kuliner Lokal
A A A
Anda pencinta kuliner, bersiaplah untuk menikmati beragam sajian lezat dari barat hingga timur Indonesia lewat ajang Festival Jajanan Bango 2015 (FJB 2015).

Hari ini Jakarta akan menjadi kota persinggahan terakhir FJB 2015 setelah bulan lalu event yang sama sukses digelar di Yogyakarta dan Surabaya.

Dari tahun ke tahun, FJB selalu dinanti oleh para penikmat kuliner. Terbukti, hingga penyelenggaraannya yang telah memasuki tahun ke- 10, festival makanan Nusantara ini tak pernah surut pengunjung.

Di dua penyelenggaraan FJB 2015 sebelumnya, di Kota Yogyakarta dan Surabaya, event tahunan ini mencatat jumlah pengunjung masing-masing sebanyak 40.000 dan 35.000 orang. Di Yogyakarta, tidak kurang dari 56 penjaja kuliner Nusantara dihadirkan. Sementara di Surabaya sebanyak 38 legenda kuliner Indonesia dilibatkan.

Termasuk dua legenda kuliner yang April lalu telah mengharumkan nama bangsa di pentas kuliner dunia melalui ajang World Street Food Congress 2015 (WSFC 2015), Singapura, yakni Kupat Tahu Gempol asal Bandung dan Ayam Taliwang Bersaudara. Pada saat itu dua stan peserta asal Indonesia tersebut dibanjiri oleh tak kurang dari 2.000 penikmat makanan per hari, hingga harus tutup beberapa jam lebih awal dari jadwal yang ditetapkan panitia WSFC.

”Dua jam sebelum tutup persediaan makanan sudah habis. Antreannya sampai dua line, penuh semua dan itu membuat saya bangga luar biasa,” kenang Vivi, pengelola Ayam Taliwang Bersaudara, saat dijumpai di Surabaya akhir Mei lalu.

Menu ayam bakar pedas ala Ayam Taliwang Bersaudara sempat KORAN SINDOcicipi saat hadir di perhelatan FJB 2015 di Kota Pahlawan. Begitu pun dengan Kupat Tahu Gempol, yang cukup mendapat perhatian para pengunjung FJBkala itu. Kemeriahan acara ini sudah tampak sejak pagi hari, bahkan sebelum FJB2015 resmi dibuka oleh Kepala Bidang Pengembangan Produk Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Handoyo.

Tahun ini FJBmemang tampil lebih istimewa lantaran sudah satu dekade berhasil memanjakan lidah para penikmat makanan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di dekat pintu masuk FJB, dibangun area bernama Kampung Bango yang menampilkan diorama pengolahan kedelai hitam malika sebagai bahan baku Kecap Bango. Tak jauh dari sana, dibangun pula Galeri FJB yang menampilkan sejarah keberagaman kuliner Nusantara, plus buku-buku resep lawas yang menandai eksistensi masakan lokal sejak dulu kala. Nah, inilah yang menjadi bagian istimewa dari perhelatan FJB 2015.

”Galeri FJB ini baru pertama kali dibuat. Tujuannya untuk menunjukkan kepada khalayak kekayaan kuliner Indonesia, bagaimana ya kalau ditempatkan di satu meja? Ada 88 jenis menu ditampilkan di sini. Itu saja sudah bikin satu meja penuh. Sementara Indonesia punya sekitar 16.000 pulau, coba bayangkan berapa banyak makanan yang kita punya. Ini bukti bahwa kita kaya dari sisi kuliner,” tutur Senior Brand Manager Bango Nuning Wahyuningsih.

Sejumlah fakta juga sudah ditemukan Bango melalui ekspedisi kuliner yang digagasnya dua tahun belakangan. Antara lain, sebut Nuning, ternyata kita punya 21 jenis sate. Belum lagi soto yang jenisnya mencapai 25 varian. Penggiat kuliner Nusantara asal Surabaya, Jie W Kusuma, menilai, kuliner Nusantara belakangan ini memang tengah naik daun. Penikmatnya kian meningkat, terutama yang berasal dari kalangan generasi muda.

”Saat ini perhatian dan minat masyarakat Surabaya terhadap kuliner Nusantara semakin meningkat. Mereka memiliki semangat besar untuk menelusuri ragam masakan Nusantara, baik yang sudah populer maupun belum. FJB memberikan kesempatan bagi para pencinta kuliner untuk makin mengenali dan ikut berpartisipasi melestarikan warisan kuliner Nusantara,” tutup Jie.

Titi s apridawaty
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6365 seconds (0.1#10.140)