Asa Temukan Korban Selamat Kecil

Kamis, 04 Juni 2015 - 10:15 WIB
Asa Temukan Korban Selamat...
Asa Temukan Korban Selamat Kecil
A A A
BEIJING - Tim penyelamat terus melakukan upaya penyelamatan dan pencarian lebih dari 400 korban hilang akibat kapal Dongfangzhixing (The Eastern Star ) yang tenggelam di Sungai Yangtze, China.

Padahal, harapan untuk menemukan korban selamat sangat kecil. 26 orang dipastikan meninggal dunia akibat kecelakaan kapal yang terjadi pada Senin (1/6) malam lalu karena cuaca buruk di daerah Damazhou, Yangtze. Sejumlah 14 orang, termasuk kapten kapal, berhasil diselamatkan dan sebagian terjebak di lambung kapal. Kecelakaan ini kemungkinan merupakan bencana kapal terburuk China dalam puluhan tahun.

”Selama masih ada harapan, meskipun kecil, kami akan berusaha 100% dan sudah pasti tidak akan menyerah,” kata Menteri Perhubungan Yang Chuantang dikutip BBC kemarin. Dia menambahkan, para penyelamat berlomba dengan waktu untuk menyelamatkan para korban tenggelam. Kapal yang mengangkut 456 orang itu tidak mengirimkan isyarat darurat.

Kapal itu tenggelam pada hari ke-11 petualangan dari Kota Nanjing di dekat Shanghai ke Chongqing. ”Kecelakaan itu terjadi tiba-tiba. Upaya penyelamatan banyak menghadapi hambatan,” tutur Chuantang. Pemerintah menerjunkan 200 penyelam. Mereka mengalami banyak kesulitan ketika memasuki lambung kapal. Banyak pintu kabin yang terhalang meja dan kasur.

Tim penyelamat ingin membuat lubang di lambung kapal, tapi itu dikhawatirkan akan memicu kenaikan air sehingga menyebabkan orang di dalam kapal sulit untuk menyelamatkan diri. ”Air sungai sangat berlumpur dan jarak pandang nol,” ungkap Zhang Jianxin, Wakil Direktur Departemen Penyelamatan pada Kementerian Transportasi kepada stasiun televisi CCTV.

”Penyelam hanya mengandalkan sentuhan ketika melakukan upaya pencarian dan penyelamatan,” imbuhnya. Upaya pencarian diperluas hingga 220 km sepanjang aliran sungai. Banyak jenazah yang ditemukan karena tersapu arus sungai. Tiga jenazah ditemukan sekitar 50 km dari lokasi kecelakaan.

”Meskipun banyak pekerjaan yang harus dilakukan, menyelamatkan orang adalah hal utama yang harus dilakukan,” kata Juru Bicara Kementeriaan Transportasi Xu Chengguang dikutip Reuters . Beberapa keluarga korban menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

”Kemarin (Selasa, 2/6), saya masih memiliki harapan. Kapal itu sangat besar. Air tak akan mungkin masuk. Tapi kini sudah puluhan jam,” kata Wang Feng, seorang fotografer yang ayahnya berada di kapal. Kapten kapal selamat dan kepala teknisi diamankan polisi. Mereka mengatakan kapal terjebak topan. Hasil penyelidikan sementara menemukan kapal tidak kelebihan muatan.

Jumlah pelampung di kapal juga cukup bagi seluruh penumpang. ”Kapal terbalik dalam waktu satu atau dua menit,” kata kapten yang tak disebutkan namanya. Setelah itu, kapten kapal justru menyelamatkan diri ke tepi sungai tanpa memedulikan ratusan penumpang lain. Zhang Hui, seorang pemandu wisata yang selamat, mengungkapkan buruknya cuaca saat kecelakaan terjadi.

Dia menjelaskan, hujan deras terlihat dari jendela kabin. Tibatiba kapal berhenti dan terdengar suara yang sangat keras. ”Saya pikir ada sesuatu yang tidak baik. Saya berkata kepada kawanku, kita dalam masalah,” ungkap Zhang kepada kantor berita Xinhua . Selang 30 detik kemudian kapal mulai miring hingga akhirnya tenggelam. Zhang mengungkapkan, ketika kapal mulai miring, dia langsung mengambil jaket pelampung.

”Saya mengatakan kepada diri saya sendiri, saya akan memegang apa pun dan segalanya akan baik-baik saja,” tuturnya. Perempuan berusia 43 tahun itu berhasil diselamatkan pada Selasa (2/6) lalu setelah berada di air selama 10 jam dengan mengandalkan jaket pelampung. Keluarga dari 400 orang yang hilang masih berharap ”keajaiban”.

”Saya berharap untuk mendapatkan keajaiban,” kata Tan Zhenxing kepada China Daily. Dia menyebut ayahnya bekerja di kapal yang nahas itu. Banyak keanehan dalam kecelakaan tersebut. Media lokal mempertanyakan bagaimana cuaca buruk dapat merusak kapal besar dalam beberapa detik, sementara kapalkapal lain di sungai tersebut tidak terpengaruh.

Li Yongjun, kapten kapal barang yang berada di dekat Dongfangzhixing, mengungkapkan cuaca buruk membuat dia memilih untuk membuang jangkar dan menunggu badai reda. ”Jarak pandangan sangat buruk. Posisi kita seperti berada di dalam kabut. Hujan juga mengganggu radar. Anda tidak dapat melakukan apa pun,” ujar Li.

People’s Daily melaporkan kapal itu telah diinspeksi otoritas di Chongqing pada bulan lalu. Pengamat maritim melaporkan kapal Dongfangzhixing mengalami kerusakan pada 2013. Otoritas perkapalan China sudah menyelidiki kerusakan kapal tersebut yang berdampak buruk pada keselamatan penumpang.

”Kapal diinvestigasi bersama dengan kapal lain menyusul program keselamatan pelayaran,” demikian bunyi dokumen dari Badan Keselamatan Maritim Nanjing. Ucapan duka juga berdatangan dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Perserikatan Bangsa- Bangsa, dan Vatikan.

”Saya ingin mengucapkan duka bagi rakyat China yang mengalami masa-masa sulit akibat kecelakaan kapal di Sungai Yangtze,” kata Paus Fransiskus. Dia juga berdoa bagi seluruh korban, keluarga, dan orang yang terlibat dan upaya penyelamatan.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9321 seconds (0.1#10.140)