Platini Diunggulkan Ganti Blatter

Kamis, 04 Juni 2015 - 09:41 WIB
Platini Diunggulkan Ganti Blatter
Platini Diunggulkan Ganti Blatter
A A A
ZURICH - Siapa yang bakal menjadi presiden FIFA? Pertanyaan itu langsung mengemuka setelah Sepp Blatter memutuskan mengundurkan diri dari jabatan prestisius tersebut (2/6).

Hingga kemarin, sejumlah nama sudah muncul ke permukaan. Mereka yang dijagokan berpeluang menggantikan Blatter antara lain Michel Platini, David Gill, Pangeran Ali bin al-Husein, dan Luis Figo (selengkapnya lihat infografis). Siapa yang terpilih, tentu harus menunggu Kongres Luar Biasa FIFA yang bakal digelar selambat-lambatnya Desember hingga Maret 2016 mendatang.

Hanya, dari nama-nama itu, Platini disebut-sebut mempunyai kans paling besar. Pria yang kini menjabat sebagai presiden UEFA sejak tahun 2007 itu mempunyai segudang pengalaman di dunia politik sepak bola. Meski pernah mengungkapkan tidak tertarik, mundurnya Blatter menjadi tantangan bagi Platini untuk mereformasi induk organisasi sepak bola dunia tersebut.

Namun, jika maju, legenda sepak bola Prancis tersebut dipastikan akan menemui banyak tantangan. Seperti diketahui, negara-negara kecil yang notabene pendukung Blatter khawatir jika dominasi UEFA di FIFA akan semakin besar. Oleh karena itu, Platini dituntut mampu meyakinkan FIFA di bawah kendalinya akan mengayomi semua negara anggotanya tanpa kecuali.

Tapi Platini tampaknya belum memikirkan kansnya untuk menjadi presiden baru FIFA. Mantan bintang Juventus tersebut justru fokus mengatasi berbagai masalah dalam tubuh FIFA selepas terkuaknya skandal korupsi dan pengunduran Blatter. Statusnya sebagai ketua teknis dan pengembangan Komite FIFAmembuat dirinya memikul tanggung jawab yang besar.

Platini bahkan membatalkan pertemuan dengan 54 federasi anggota UEFA yang semula direncanakan berlangsung di Berlin jelang laga final Liga Champions antara Barcelona dan Juventus, Sabtu (6/6). “Berdasarkan pengumuman pengunduran diri Sepp Blatter, kemarin(Selasa), daninvestigasi terhadap skandal korupsi yang tengah berlangsung, saya memutuskan untuk membatalkan pertemuan dengan anggota federasi UEFA,” ujar Platini dikutip AFP kemarin.

Dia tidak mau banyak komentar terkait pengunduran diri Blatter. “Akan sangat bijaksana jika kita menyiapkan waktu untuk menilai situasi. Bersamasama kita berperan untuk menghadapi masalah ini,” ujar Platini. David Gill, anggota eksekutif FIFA, tidak boleh dipandang sebelah mata. Meski menolak menduduki jabatan wakil presiden FIFA sebagai bentuk protesnya terhadap Blatter, perubahan yang terjadi saat ini membuat Gill semakin bersemangat untuk memperbaiki kebobrokan di dalam tubuh FIFA.

“Saya menyambut berita hari ini (pengunduran diri Blatter) sebagai langkah maju yang besar di jalan reformasi yang tepat bagi FIFA. Ini memungkinkan saya untuk mempertimbangkan kembali posisi saya sebagai wakil presiden FIFA. Secara resmi saya belum mengundurkan diri, saya bersedia untuk memainkan peran saya dalam membantu FIFA menuju masa depan yang lebih baik,” paparnya.

Lalu bagaimana dengan Pangeran Ali bin al-Husein? Sempat diharapkan dapat menjegal Blatter pada pemilihan presiden FIFA, Jumat (29/5), Pangeran Ali justru terlihat lemah dan akhirnya kalah 73- 133 oleh Blatter dalam jumlah suara. Karakternya dinilai kurang cocok untuk memimpin karena FIFA membutuhkan karakter yang jauh lebih kuat untuk membangun sepak bola menjadi maju.

Namun, bagi pendukungnya, hal tersebut bukan alasan. Seperti kemarin, Asosiasi Sepak Bola Yordania sedang memulai menempuh penyelidikan hukum untuk mengupayakan bisa menggantikan Sepp Blatter tanpa perlu dilakukan pemilihan untuk kedua kalinya.

“Kami mulai menempuh penyelidikan hukum untuk mendapatkan peluang agar Pangeran Ali bisa menjadi presiden FIFA berdasarkan fakta bahwa Blatter telah mundur dari ajang pencalonan yang dilangsungkan Jumat lalu dan mendapatkan pengesahan menjadi presiden,” ujar Wakil Ketua Asosiasi Sepak Bola Yordania Salah Sabra kepada Petra. Selain itu, calon lain di luar ketiga nama di atas juga siap meramaikan persaingan kendati peluangnya tidak terlalu besar.

Pesepak bola legendaris Portugal Luis Figo yang sempat mengundurkan diri satu minggu sebelum pemilihan presiden FIFA bisa dimasukkan ke dalam daftar kandidat. Popularitasnya sebagai mantan pemain top membuat Figo sangat unggul, khususnya dalam periode kampanye. Meski memiliki potensi besar, Figo dinilai masih terlalu dini untuk bersaing dalam perebutan kursi Presiden FIFA kali ini lantaran minim pengalaman.

Seperti diketahui, Blatter secara mengejutkan mundur dari kursi presiden FIFA empat hari setelah terpilih sebagai presiden FIFA untuk kali kelima. Keputusan pria 79 tahun tersebut diyakini terkait dengan skandal suap yang mengguncang FIFA. Sebelumnya (27/5), tujuh petinggi FIFA ditangkap dalam operasi yang dilakukan FBI dan kepolisian Swiss di Hotel Au Lac Zurich.

Di tengah panen hujatan, Blatter mendapat dukungan moral dari keluarganya. Paling tidak, pria asal Oberwallis, Swiss Barat, ini menuai dukungan Corrine Blatter Andenmatten, putri semata wayangnya. Kepada tabloid Blick, Corrine mengirimkan SMS dukungannya. “Saya sedih sekaligus gembira. Tapi apa yang dilakukan bapak saya juga akan meringankan beban di pundaknya selama ini. Karena kritik yang muncul akhir-akhir ini sangat menyakitkan,” tulis Corribe.

SMS itu dikirim pukul 21.00 waktu Swiss, dua jam setelah pengunduran diri Sepp Blatter. Sepekan sebelumnya, Corrine juga membela ayahnya. Kepada tabloid yang sama—kali ini dalam sebuah wawancara langsung, Corinne menyatakan bahwa Blatter tidak terlibat korupsi. “Saya berharap kepada ayah saya, juga dunia sepak bola, dengan pengunduran diri ini (sepak bola dunia) akan menjadi reda kembali.

Terutama agar dunia juga mengingat apa yang dilakukan ayah saya untuk sepak bola selama 40 tahun. Semua itu atas usaha keras ayah saya sehingga sepak bola bisa seperti sekarang ini,” tulis Corrine. Sejak empat tahun lalu, Corrine sudah berusaha membujuk ayahnya untuk berhenti dari FIFA. Namun upayanya belum berhasil. Bahkan ancamannya untuk menyeret Sepp Blatter dari kantornya tidak pernah sukses.

Blatter tetap memimpin organisasi tersebut sampai pengunduran dirinya itu. “Ayahku tetap ayahku. Dia adalah manusia sangat hebat. Keputusan pengunduran dirinya semata untuk keluarganya,” imbuh Corrine. Secara tegas dia mengatakan pengunduran diri itu bukanlah sebagai permintaan maaf atas tuduhan korupsi di tubuh FIFA. “Dia orang jujur dan bekerja keras, bahkan sangat keras untuk sepak bola,” tulisnya.

Respons Indonesia

Dari Tanah Air, Menpora Imam Nahrawi menilai mundurnya Blatter sebagai presiden FIFA merupakan sinyal bahwa sepak bola perlu diawasi. Dia bahkan meminta Polri untuk mengungkap mafia sepak bola yang ada di Indonesia. “Saya sangat terkejut dengan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di Swiss maupun di beberapa tempat yang lain, termasuk yang paling akhir ada berapa orang yang ditangkap di Singapura karena telah nyatanyata terlibat dalam mafia sepak bola,” kata Nahrawi saat ditemui di kantornya, kemarin.

Dia pun semakin yakin pihaknya telah mengambil jalan yang tepat ketika membentuk Tim Sembilan pada 2 Januari 2015 lalu. Tim telah membuka jalan bagi Kemenpora dalam menjalin kerja sama bersama kepolisian untuk memberantas mafia sepak bola. Seperti diketahui, salah satu rekomendasi yang dilahirkan Tim Sembilan adalah menggenjot nota kesepahaman antara Kemenpora dengan Mabes Polri.

Setelah MoU tersebut, langkah di tubuh pengurus sepak bola dan cabang olahraga lain akan mendapat pengawasan ketat oleh penegak hukum. Hal itu pun sempat disinggung anggota Tim Transisi Zuhairi Misrawi saat dialog soal sepak bola di kompleks parlemen. “Nantinya semua pengurus olahraga akan disadap teleponnya supaya menghindari adanya mafia,” kata Zuhairi.

Alimansyah/ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8018 seconds (0.1#10.140)