Puan Usul Hari Lahir Pancasila sebagai Hari Besar Nasional

Senin, 01 Juni 2015 - 11:21 WIB
Puan Usul Hari Lahir Pancasila sebagai Hari Besar Nasional
Puan Usul Hari Lahir Pancasila sebagai Hari Besar Nasional
A A A
BLITAR - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani berharap hari lahir Pancasila 1 Juni bisa diakui sebagai hari besar nasional.

Cucu proklamator RI Soekarno itu berharap pengakuan tidak hanya datang dari rakyat Indonesia, tetapi pemerintahan Presiden Joko Widodo hendaknya juga segera menetapkannya.” Pemerintah diharap bisa mengakui hari lahir Pancasila sebagai hari besar,” ujarnya seusai ziarah ke makam proklamator Bung Karno di Kota Blitar kemarin.

Puan datang bersama Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri yang juga ibundanya. Puan mengenakan kemeja blue jeans lengan panjang dipadu celana warna senada. Adapun Mega memakai baju batik merah bermotif bunga dengan celana kain warna cokelat muda.

Keduanya mengendarai helikopter yang bertolak dari Bandara Abdurrahman Saleh Malang. Rombongan mendarat diStadion Soeprijadi Kota Blitar pukul 15.20 WIB. Tampak Wali Kota Blitar Moh Samanhudi Anwar, Sekda Kota Blitar Santoso, dan sejumlah pengurus PDIP Kota Blitar menyambut rombongan. Di antara barisan penyambut tamu, tidak terlihat pengurus dan politisi PDIP Kabupaten Blitar. Termasuk juga perwakilan Pemkab Blitar tidak ada di sana.

Dari Stadion Soeprijadi rombongan Megawati dan Puan meluncur ke makam Bung Karno yang berjarak sekitar 1 km. Puan mengaku senang bisa hadir dalam peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni di Kota Blitar. Selain nyekar ke makam Bung Karno, kedatangan mereka ke Blitar memang untuk merayakan hari lahir Pancasila. ”Akan banyak pejabat tinggi negara yang hadir.

Presiden rencananya juga hadir,” ujar Puan. Dari informasi yang dihimpun, Presiden Joko Widodo akan hadir dalam peringatan hari lahir Pancasila di Kota Blitar 1 Juni 2015. Seusai nyekar di pusara Bung Karno, Mega dan Puan menyempatkan ngobrol dengan salah satu pedagang buah di utara makam Bung Karno. Mbah Ingah, 60 pedagang buah itu, tiba-tiba diminta Mega untuk mendekat.

Pengamanan acara nyekar Mega kali ini memang lebih longgar daripada biasanya. Setidaknya para pekerja media tidak dilarang mengambil gambar saat Mega melakukan ritual doa dan tabur bunga. Di depan Mega, Mbah Ingah mengaku sudah lama mengimpikan berjabat tangan langsung dengan putri sulung Bung Karno itu. Dia berdoa semoga Mega senantiasa diberi kesehatan. Selain uang melalui Puan, Mega memberi Mbah Ingah bunga yang sebelumnya bertaburan di atas pusara Bung Karno.

Solichan arif
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5860 seconds (0.1#10.140)