2.000 Warga India Tewas Kepanasan

Minggu, 31 Mei 2015 - 10:24 WIB
2.000 Warga India Tewas Kepanasan
2.000 Warga India Tewas Kepanasan
A A A
NEW DELHI - Suhu panas yang sangat tinggi menyebabkan pasokan sumber air kian berkurang di beberapa wilayah India. Akibatnya, ratusan orang tewas setiap hari karena terkena dehidrasi dan heat stroke.

Sampai kemarin, hampir 2.000 orang dilaporkan meninggal dunia saat pemerintah berupaya mengantisipasi dehidrasi dengan memasok air minum. Otoritas India menyatakan sedikitnya 1.490 orang meninggal di negara bagian Andhra Pradesh dan 489 orang di Telangana sejak pertengahan April silam. Total mencapai 1.979 orang. Jumlah ini belum termasuk kematian yang tak dilaporkan.

Jumlah kematian dikhawatirkan akan bertambah mengingat standar perlindungan yang kurang dan masih cukup panjangnya musim kemarau. Sebagian besar korban meninggal adalah warga miskin atau pekerja lapangan. Dalam kondisi kepanasan itu, masyarakat berbondong-bondong pergi ke laut, sungai, berteduh, atau minum banyak air. Direktur Departemen Meteorologi India YK Reddy memperkirakan, suhu ekstrem masih akan terjadi di beberapa wilayah seperti Andhra Pradesh dan Telangana dalam 24 jam ke depan.

Pada siang hari kemarin, suhu maksimum di dua wilayah itu mencapai 45 derajat Celsius. Melihat rekor pada beberapa hari sebelumnya, suhu maksimum di dua wilayah itu menurun sekitar tiga derajat Celsius. Beberapa kota di Andhra Pradesh seperti Anantapur sempat diterjang hujan badai. Meski mengurangi hawa panas, badai itu tetap menjadi musibah karena menumbangkan pepohonan dan memutus jaringan listrik. Di Hyderabad dan Mehubnagar, daerah negara bagian Telangana, hujan juga turun.

Akhir-akhir ini, hanya Guntur, Krishna, dan Godavari Timur, daerah Andrha Pradesh, dan Nalgonda, daerah Telangana, yang masih mengalami gelombang panas. Hujan diperkirakan akan turun di empat distrik itu pada hari ini. Departemen Meteorologi India memperkirakan musim penghujan kemungkinan akan memasuki India pada pekan depan dimulai dari India selatan, kemudian ke India utara. Musim penghujan itu akan berlangsung sampai akhir September. Adapun AccuWeather memperingatkan warga India untuk tetap waspada.

”Ketika beberapa wilayah diguyur hujan, pola iklim di India akan berkembang menjadi musim kering dan berpengaruh negatif terhadap perkebunan mulai dari India sampai Pakistan,” ujar meteorolog senior dari AccuWeather, Jason Nicholls, seperti dikutip New York Post . Nicholls juga memperingatkan bahwa musim hujan di India akan dibarengi angin topan.

Suhu ekstrem di India membuat warga kalangan bawah tak bisa berbuat banyak. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan pekerja bangunan misalnya tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, sekalipun hal itu berisiko tinggi. ”Bagaimana kami mengatasi suhu panas ini? Kami harus memberi makan dan membesarkan anak kami. Jadi, kami tetap harus bekerja, meskipun kondisinya panas seperti ini. Jika tidak, anak kami mau makan apa?” kata Sunder, 38, tukang batu bata di kota industri Gurgaon, dekat New Delhi, seperti dilansir Al Jazeera. Suhu panas dan kekeringan juga melanda Vietnam.

Di Vietnam, suhu maksimum mencapai 41,5 derajat Celsius di beberapa provinsi. Para ahli klimatologi mengatakan suhu itu menjadikan musim panas kali ini menjadi musim terpanas sejak 2009. Mereka menyalahkan perubahan iklim dan penyimpangan suhu El Nino. Jalan yang baru diperbaiki di Provinsi Ha Tinh meleleh. Aspal menempel di ban kendaraan dan alas kaki. Beberapa warga Vietnam iseng memasak telur dan daging sapi di atas penggorengan yang ditempatkan di atas paving block.

Pusat Meteorologi Vietnam mengatakan suhu panas di Vietnam kemungkinan akan naik. Wakil Direktur Pusat Meteorologi Vietnam, Tran Quang Tien, mengatakan Vietnam sudah biasa mengalami musim panas dengan suhu tinggi, tetapi tidak setinggi sekarang. Menurutnya, perubahan iklim dan El Nino berpengaruh besar terhadap hal ini. Faktanya, curah hujan di Vietnam juga balik menurun.

Para ahli mengatakan suhu ekstrem bisa menyebabkan orang sakit, terutama terhadap anak-anak dan orang tua. Rumah sakit (RS) di Hanoi mengaku kebanjiran pasien pada pekan lalu. Banyak anak yang menderita pneumonia dan meningitis. Menurut dokter, anakanak perlu dijaga di dalam rumah pada tengah hari. Sehari sebelumnya, Otoritas Penerbangan Sipil (Civil Aviation Authority) Vietnam menutup Bandara Cat Bi di Hai Phong setelah landasan penerbangan di sana ditemukan mengalami keretakan akibat panas.

Sebelum ditutup, sekitar 12 penerbangan, baik yang mendarat ataupun terbang di Cat Bi, berhasil selamat. Bandara itu dibuka lagi kemarin.

Muh shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8693 seconds (0.1#10.140)