Kuburan Massal Ditemukan di Malaysia

Senin, 25 Mei 2015 - 11:02 WIB
Kuburan Massal Ditemukan di Malaysia
Kuburan Massal Ditemukan di Malaysia
A A A
KUALA LUMPUR - Puluhan kuburan pengungsi Rohingya ditemukan di jalur penyelundupan perdagangan manusia di Malaysia. Makam tersebut terkait dengan penemuan kuburan massal di Thailand beberapa waktu lalu.

Menteri Dalam Negeri Malaysia Zahid Hamidi mengungkapkan, kuburan massal tersebut ditemukan di 17 kamp pengungsi Rohingya yang terletak di dekat perbatasan Thailand. Penemuan kuburanmassalRohingya inimerupakan yang pertama di Malaysia. ”Makam massal itu diyakini bagian aktivitas perdagangan manusia,” kata Zahid kemarin, dikutip The Star.

Belum ada kabar pasti berapa jumlah jenazah dalam kuburan massal tersebut. ”Saya tidak mengetahui berapa banyak jenazah yang ditemukan di lokasi makam massal,” kata Zahid. Dia menambahkan, otoritas keamanan akan menemukan lebih banyak kuburan massal.

Inspektur Jenderal Polisi Malaysia dan deputinya sudah berada di perbatasan Malaysia- Thailand untuk mengonfirmasi dan mengidentifikasi jenazah di kuburan massal tersebut. ”Kuburan massal diidentifikasi VAT 69 (polisi khusus Malaysia) dan PGA (kepolisian umum Malaysia) untuk menyelidiki aktivitas perdagangan manusia,” ungkap Zahid.

Zahid mengaku terkejut dengan penemuan makam massal. Pasalnya, Pemerintah Malaysia sebelumnya membantah adanya kuburan massal atau kamp perbudakan di wilayah mereka. ”Saya sangat terkejut,” kata Zahid.

Dia menambahkan, kamp pengungsi di wilayah tersebut telah dibangun sejak lima tahun lalu. Otoritas keamanan juga menangkap beberapa warga Malaysia dan asing yang terlibat dalam perdagangan manusia. ”Pemerintah Malaysia tidak terlibat. Tetapi, ada warga Malaysia yang terlibat. Saya menganggap itu sebagai fakta,” tegas Zahid.

Harian Utusan Malaysia melaporkan, sedikitnya 30 kuburan massal ditemukan di wilayah Padang Besar dan Wang Kelian di Negara Bagian Perlis. Di dalam kuburan tersebut terdapat ratusan tulang belulang. Kuburan massal itu terkait dengan penemuan makam massal di Songkhla, Thailand.

Sedangkan, sumber kepolisian Malaysia memprediksi, terdapat sekitar 100 jenazah imigran Rohingya di kuburan massal Padang Besar. ”Sejauh ini polisi dan tim forensik sudah tiba di Bukit Amman di Padang Besar pada Jumat malam (22/5) lalu,” kata sumber yang tidak disebutkan namanya.

Seorang petugas polisi di Padang Besar mengungkapkan, lokasi makam massal itu ditutup untuk publik ataupun warga sipil. ”Lokasi kuburan massal berada di puncak bukit,” kata petugas kepolisian yang enggan disebut namanya. Sedangkan, seorang penduduk lokal mengungkapkan bahwa kuburan massal kemungkinan terletak di Padang Besar. ”Rohingya bisa mati di mana pun, tidak hanya di Thailand,” katanya.

Sebelumnya, pada awal Mei ini, beberapa kuburan massal ditemukan di Thailand. Kuburan tersebut berada disepanjang rute penyelundupan warga etnik Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar. Semenjak penemuan tersebut, otoritas Thailand menggelar operasi pemberantasan perdagangan manusia.

BBC melaporkan, banyak komunitas di Thailand yang membantu mafia perdagangan manusia. Jaringan tersebut membawa para imigran ke hutan dan menyelundupkan ke Malaysia. Banyak imigran yang meninggal karena menderita penyakit dan mengalami kelaparan. Selama bertahun-tahun Malaysia mengizinkan puluhan ribu imigran Rohingya dan Bangladesh tinggal dan bekerja di Negeri Jiran tersebut.

Mereka diselundupkan ke negara tersebut oleh pelaku perdagangan manusia. Banyak imigran yang harus bertaruh nyawa di lautan lepas dan hidup di hutan untuk dapat masuk ke Malaysia. Ribuan imigran Rohingya dan Bangladesh tersebut terapung- apung di lautan lepas karena otoritas keamanan Malaysia, Thailand, dan Indonesia menolak mereka.

Tetapi, Malaysia dan Indonesia mengubah kebijakan akibat tekanan internasional. Pada pekan lalu Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak memerintahkan Angkatan Laut dan Pasukan Penjaga Pantai untuk menyelamatkan 6.000 pengungsi yang masih terjebak di lautan.

Malaysia juga sepakat menghadiri konferensi regional membahas pengungsi Rohingya yang juga dihadiri Australia pada Jumat (29/5) mendatang. Beberapa negara Asia Tenggara juga ditekan dunia internasional untuk mendirikan kamp pengungsi sementara. Amerika Serikat (AS) akan ikut membangun kamp dan menyelesaikan krisis pengungsi.

Thailand menolak pembangunan kamp pengungsi karena akan menarik minat pengungsi dari Myanmar dan Bangladesh. Bangkok juga menolak permintaan AS untuk menggunakan Pulau Phuket sebagai basis patroli untuk menampung imigran Rohingya.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4872 seconds (0.1#10.140)