Banjir di China, 52 Warga Tewas

Senin, 25 Mei 2015 - 11:02 WIB
Banjir di China, 52 Warga Tewas
Banjir di China, 52 Warga Tewas
A A A
BEIJING - Banjir yang diakibatkan hujan deras di China menewaskan 52 orang dalam satu pekan terakhir.

Hujan deras tersebut juga berdampak serius terhadap satu miliar penduduk China. Sebanyak 52 korban tewas akibat banjir termasuk dua anak yang tewas dalam kecelakaan bus. Angka tersebut juga termasuk 16 korban tewas karena apartemen sembilan lantai yang roboh di Kota Guiyang. Kemudian, sebuah bus di Provinsi Hunan juga keluar dari jalur menabrak pagar pembatas yang mengakibatkan 8 orang penumpang tewas.

Hal berbeda dilaporkan kantor berita Xinhua yang mengungkapkan sedikitnya 35 orang tewas dan 13 warga lainnya hilang. Kementerian Hubungan Sipil China menyatakan 11 orang tewas di Provinsi Guizhou dan delapan warga hilang. Sedangkan di Provinsi Fujian, lima orang tewas akibat tanah longsor dan dua warga meninggal karena banjir serta dua orang hilang.

Di Provinsi Jiangxi, lima orang meninggal karena apartemennya roboh akibat tanah longsor. Kantor Pusat Kontrol Banjir Nasional menyatakan tingginya curah hujan sejak Senin (18/5) sehingga ketinggian batas air di 28 sungai meningkat ke status awas sehingga mengakibatkan banjir.

Sungai tersebut sebagian besar terletak di Provinsi Guangdon, Hunan, Jiangxi dan Fujian dan daerah otonomi Guangxi Zhuang. Hujan deras menyebabkan tanah longsor dan banjir di enam wilayah tersebut. Wakil Perdana Menteri (PM) China Wang Yang meminta segala upaya dilakukan untuk menangani bencana banjir bandang akibat musim hujan.

”Pemerintah lokal dan kementerian seharusnya memonitor cuaca dan perubahan banjir lebih dekat. Selain itu, permasalahan utama lainnya adalah daerah aliran sungai yang harus mendapatkan perhatian serius,” kata Wang kepada Xinhua . Hujan deras tersebut berdampak terhadap satu miliar penduduk China.

Di Provinsi Hunan, 130.000 warga terkena dampak hujan deras. Dua orang di wilayah otonomi Jianghua Yao karena tertimbun tanah longsor di pusat pengisian gas bumi. Sekitar 2.000 orang direlokasi karena rumahnya terendam banjir. Di Provinsi Jiangxi, hujan deras berdampak buruk bagi 450.000 orang dan 65.000 penduduk memilih mengungsi.

Ratusan ribu warga lainnya terkena dampak buruk hujan deras di Provinsi Guangdon, Fujian, dan Guangxi Zhuang. Dampak kerugian akibat banjir di China mencapai USD73 juta (Rp959 miliar) akibat lumpuhnya perekonomian di beberapa provinsi. Ladang pertanian juga mengalami kerusakan parah sehingga ribuan petani tidak dapat menikmati hasil panen.

Selain itu, ribuan hewan ternak juga meninggal karena banjir. Parahnya, 1.655 rumah warga hancur akibat tanah longsor yang dipicu hujan deras. Hujan deras juga mengakibatkan peningkatan intensitas petir yang menjadikan ratusan penerbangan di China dibatalkan.

Khusus di Bandara Baiyun di Guangzhou, 360 penerbangan dalam dan luar negeri dibatalkan selama satu pekan terakhir. Di Bandara Shenzhen di Provinsi Guangdong, 230 penerbangan juga dibatalkan pada Rabu (20/5) lalu. Hujan deras melanda sebagian besar China selatan sejak 4 Mei silam.

Pusat Meteorologi Nasional China mengungkapkan, itu memecahkan rekor hujan deras paling dahsyat dalam 40 tahun terakhir. Rata-rata curah hujan di China Selatan adalah 199,9 milimeter atau 74% lebih tinggi dibandingkan cuaca normal. ”Hujan deras akan semakin intensif hingga pekan mendatang,” demikian analis Pusat Meteorologi Nasional China.

Banjir dan tanah longsor akibat banjir berulang kali terjadi di China. Pada Juli tahun lalu, tanah longsor yang dipicu hujan deras menewaskan sedikitnya 14 orang di dua desa di Provinsi Yunan.

Pada 1998, banjir terburuk sepanjang sejarah China di mana korban tewas mencapai 4.150. Sebagian besar korban tewas adalah warga yang tinggal di sepanjang Sungai Yangtze.

Arvin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6409 seconds (0.1#10.140)