Tetap Komit, meski Dihadang Kendala
A
A
A
Di usia yang masih terbilang muda, 24 tahun, Neza tidak ragu untuk terjun ke dunia social entrepreneur. Pemuda dengan gelar sarjana teknik mesin ini ingin memberikan keyakinan kepada orang lain bahwa hidup di jalur sosial juga bisa sejahtera dan lebih dari yang lain.
”Saya ingin menunjukkan, dari hal ini kita juga bisa hidup, asalkan tidak ada keraguan agar suatu saat dapat terasa manfaatnya,” ujar Neza. Selain itu, melalui social entrepreneur, Neza ingin memberikan motivasi kepada anak-anak jalanan agar mereka bisa belajar dari program yang diajarkan di yayasan tersebut.
Neza mengatakan, banyak hal tidak terduga yang ia dapatkan sejak mengelola Yayasan Nara Kreatif. ”Itu membuat saya menjadi yakin dengan janji Tuhan. Jika kita sering membantu dan memikirkan orang lain, maka nanti pertolongan Tuhan akan langsung diberikan kepada kita,” katanya. Neza juga merasa sangat bahagia dapat bertemu anak-anak jalanan.
Hal itumembuatpemuda inilebihbersyukur dengan hidupnya. Neza merasa tidak perlu mengeluh lagi untuk hidupnya karena sudah melihat banyak orang di luar sana yang lebih sulit darinya. ”Mungkin memang sudah jalan saya ke sini. Saya berpikir sederhana, kalau saya sering menolong orang, mungkin saat saya susah juga nanti akan ada orang lain yang membantu,” ujarnya.
Setelah lulus dari Politeknik Negeri Jakarta, kegiatan Neza semakin fokus untuk mengembangkan yayasan. ”Prinsip saya adalah ingin membuat sebuah sistem dan bisa berekspansi ke hal yang lain. Sehingga, perlu keseriusan dan komitmen agar tidak setengah- setengah jika saya mengambil pekerjaan yang lain lagi,” ujarnya.
Ketertarikan Neza untuk membantu anak jalanan juga bermula dari pengalamannya. Neza pernah bertemu dengan anak jalanan di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara. ”Saya tertarik karena dia ngobrol dan komunikasi dengan saya sangat santun. Bahkan, saya berpikir, anak ini lebih baik daripada anak kuliah lain dalam berbicara,” kenangnya. Dari situ Neza yakin bahwa tidak semua anak jalanan jahat.
Semua memang dipengaruhi faktor lingkungan, sehingga mereka hanya perlu diberikan contoh-contoh yang baik. Keyakinan Neza untuk terus menjalankan kegiatan-kegiatan sosial ini tidak terlepas dari dukungan orangtuanya. Terutama saat dua orang rekannya memutuskan untuk tidak melanjutkan program tersebut.
Sebab, modal awal yang diberikan sudah habis digunakan untuk membuat mesin daur ulang dan sewa tempat. Namun, orangtua Neza terus memberikan semangat agar ia tetap pada rencana awal. ”Alhamdulillah, saat itu saya memiliki orangtua yang mendukung. Kemudian ada rekan, yaitu teman SMA saya, yang mau membantu menjalankan yayasan ini,” ujarnya.
Neza mengungkapkan, ketika ia down, orangtua juga yang selalu menguatkannya. Sehingga, banyak pelajaran dan kisah inspiratif yang Neza ambil dari ayah dan ibunya. ”Ayah saya sederhana. Beliau banyak memberikan contoh yang baik. Saya melihat tindakan- tindakan beliau untuk membantu orang lain,” tuturnya.
Selain itu, ibunda Neza pun turut membantu seperti memasakkan makanan untuk anak-anak yayasan. Tokoh inspiratif lain bagi Neza adalah Dewan Pengawas Nara Kreatif, yaitu Guru Besar Teknik Mesin Universitas Indonesia Profesor Raldi Artono Koestoer dan pendiri Sekolah Master Depok Nurokhim.
”Dua orang tersebut menjadi guru saya. Mereka selalu bilang, tidak usah pusing kalau ada masalah. Sebab, menjalankan tugas sosial ini tidak sendirian, ada Tuhan yang membantu,” ungkapnya. Memang tidak mudah untuk dapat mengembangkan yayasan sosial. Neza bercerita, banyak sekali masalah yang dilalui ketika mulai merintis kegiatan ini.
Salah satunya, ketika ada pihak yang ingin menjalankan kerja sama, namun setelah melalui persiapan, secara mendadak kerja sama dibatalkan. Terkadang, masalah lain datang dari orangtua anak jalanan yang tidak mendukung anaknya untuk ikut kegiatan di Yayasan Nara Kreatif. Namun, dengan segala usaha, Neza yakin akan terus komit menjalankan yayasan meskipun sedang dilanda masalah.
Dina Angelina
”Saya ingin menunjukkan, dari hal ini kita juga bisa hidup, asalkan tidak ada keraguan agar suatu saat dapat terasa manfaatnya,” ujar Neza. Selain itu, melalui social entrepreneur, Neza ingin memberikan motivasi kepada anak-anak jalanan agar mereka bisa belajar dari program yang diajarkan di yayasan tersebut.
Neza mengatakan, banyak hal tidak terduga yang ia dapatkan sejak mengelola Yayasan Nara Kreatif. ”Itu membuat saya menjadi yakin dengan janji Tuhan. Jika kita sering membantu dan memikirkan orang lain, maka nanti pertolongan Tuhan akan langsung diberikan kepada kita,” katanya. Neza juga merasa sangat bahagia dapat bertemu anak-anak jalanan.
Hal itumembuatpemuda inilebihbersyukur dengan hidupnya. Neza merasa tidak perlu mengeluh lagi untuk hidupnya karena sudah melihat banyak orang di luar sana yang lebih sulit darinya. ”Mungkin memang sudah jalan saya ke sini. Saya berpikir sederhana, kalau saya sering menolong orang, mungkin saat saya susah juga nanti akan ada orang lain yang membantu,” ujarnya.
Setelah lulus dari Politeknik Negeri Jakarta, kegiatan Neza semakin fokus untuk mengembangkan yayasan. ”Prinsip saya adalah ingin membuat sebuah sistem dan bisa berekspansi ke hal yang lain. Sehingga, perlu keseriusan dan komitmen agar tidak setengah- setengah jika saya mengambil pekerjaan yang lain lagi,” ujarnya.
Ketertarikan Neza untuk membantu anak jalanan juga bermula dari pengalamannya. Neza pernah bertemu dengan anak jalanan di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara. ”Saya tertarik karena dia ngobrol dan komunikasi dengan saya sangat santun. Bahkan, saya berpikir, anak ini lebih baik daripada anak kuliah lain dalam berbicara,” kenangnya. Dari situ Neza yakin bahwa tidak semua anak jalanan jahat.
Semua memang dipengaruhi faktor lingkungan, sehingga mereka hanya perlu diberikan contoh-contoh yang baik. Keyakinan Neza untuk terus menjalankan kegiatan-kegiatan sosial ini tidak terlepas dari dukungan orangtuanya. Terutama saat dua orang rekannya memutuskan untuk tidak melanjutkan program tersebut.
Sebab, modal awal yang diberikan sudah habis digunakan untuk membuat mesin daur ulang dan sewa tempat. Namun, orangtua Neza terus memberikan semangat agar ia tetap pada rencana awal. ”Alhamdulillah, saat itu saya memiliki orangtua yang mendukung. Kemudian ada rekan, yaitu teman SMA saya, yang mau membantu menjalankan yayasan ini,” ujarnya.
Neza mengungkapkan, ketika ia down, orangtua juga yang selalu menguatkannya. Sehingga, banyak pelajaran dan kisah inspiratif yang Neza ambil dari ayah dan ibunya. ”Ayah saya sederhana. Beliau banyak memberikan contoh yang baik. Saya melihat tindakan- tindakan beliau untuk membantu orang lain,” tuturnya.
Selain itu, ibunda Neza pun turut membantu seperti memasakkan makanan untuk anak-anak yayasan. Tokoh inspiratif lain bagi Neza adalah Dewan Pengawas Nara Kreatif, yaitu Guru Besar Teknik Mesin Universitas Indonesia Profesor Raldi Artono Koestoer dan pendiri Sekolah Master Depok Nurokhim.
”Dua orang tersebut menjadi guru saya. Mereka selalu bilang, tidak usah pusing kalau ada masalah. Sebab, menjalankan tugas sosial ini tidak sendirian, ada Tuhan yang membantu,” ungkapnya. Memang tidak mudah untuk dapat mengembangkan yayasan sosial. Neza bercerita, banyak sekali masalah yang dilalui ketika mulai merintis kegiatan ini.
Salah satunya, ketika ada pihak yang ingin menjalankan kerja sama, namun setelah melalui persiapan, secara mendadak kerja sama dibatalkan. Terkadang, masalah lain datang dari orangtua anak jalanan yang tidak mendukung anaknya untuk ikut kegiatan di Yayasan Nara Kreatif. Namun, dengan segala usaha, Neza yakin akan terus komit menjalankan yayasan meskipun sedang dilanda masalah.
Dina Angelina
(bbg)