Istri Anwar Pimpin Oposisi Malaysia

Selasa, 19 Mei 2015 - 10:53 WIB
Istri Anwar Pimpin Oposisi...
Istri Anwar Pimpin Oposisi Malaysia
A A A
KUALA LUMPUR - Wan Azizah Wan Ismail kembali terpilih menjadi pemimpin koalisi partai oposisi Malaysia, Pakatan Rakyat (PR), menggantikan suaminya, Anwar Ibrahim, yang dipenjara selama lima tahun atas kasus sodomi.

Penunjukan Azizah bukan tanpa alasan. Dia memiliki latar belakang politik yang kuat. Pada 2008 politikus perempuan Malaysia itu pernah menduduki jabatan serupa. Dalam pidato Azizah berjanji akan melaksanakan tugas dengan baik. Dia mengatakan akan memulai hari pertama kerjanya dengan mereformasi beberapa struktur.

”Setiap kementerian terpilih akan diwakili seorang ahli parlemen dari setiap partai sebagai kontrol dan penyeimbang demi kepentingan rakyat,” kata perempuan berusia 62 tahun itu dalam konferensi pers di lobi parlemen Malaysia kemarin, dikutip Sinar Harian . Penunjukan Azizah sebagai pemimpin oposisi disampaikan Ketua Dewan Rakyat Amin Mulia.

Azizah mengatakan, pihaknya segera menggelar pertemuan dengan para petinggi koalisi partai oposisi. Menurut Azizah, PR perlu memperkuat barisan partai oposisi untuk mencegah propaganda politik dan agama yang dicanangkan BN. Dia mendesak pemerintah membentuk komite keuangan agar rancangan dan penyusunan anggaran negara lebih inklusif dan demokratis.

”Setiap tahun PR selalu membuat susunan anggaran sendiri sebelum perdana menteri Malaysia membeberkannya di Parlemen. Melalui komite ini, kita ingin mengatakan kepada kerajaan agar ada satu perundingan terkait kerangka anggaran negara,” katanya. Azizah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan.

Dia juga terus berkomitmen untuk mengobarkan semangat perjuangan. Menurutnya, penunjukan dirinya sebagai pemimpin koalisi partai oposisi didasarkan pada persetujuan Partai Aksi Demokratik (Democratic Action Party/DAP) dan Partai Islam Semalaysia (Parti Islam Se-Malaysias/PAS).

Sebelumnya, sudah ada kabar Azizah akan ditunjuk sebagai pemimpin oposisi. ”Saya merasa dihormati dan dihargai atas mandat yang diberikan ketiga partai anggota Pakatan Rakyat (PKR, DAP, dan PAS). Saya menerima jabatan ini karena saya juga pernah menjadi ketua oposisi sebelumnya,” tandas Azizah.

Azizah pernah menjadi pemimpin oposisi pada Maret-Juli 2008. Dukungan dari PR terhadap Azizah meningkat setelah dia memenangi kursi di Permatang Pauh pada pemilu ke-12 Malaysia. Namun, dia lengser pada Juli 2008 untuk membuka akses kepada Anwar yang saat itu ingin kembali aktif dalam dunia politik dan menang.

Putri Azizah, Nurul Izzah Anwar, yakin ibunya mampu menjalankan tanggung jawab sebagai ketua oposisi. ”Insha Allah, dengan dukungan yang kuat dan kerja sama semua pihak, saya optimistis ibu saya bisa,” tutur Nurul, dikutip Sinar Online .

Berbeda dengan Izzah, Pengurus UMNO Selangor Noh Omar pernah menyatakan Azizah tidak layak menjadi ketua oposisi. Namun, Nurul berpendapat Noh tidak memiliki kapasitas untuk berkata demikian. ”Beliau tidak pernah memberikan komentar yang konstruktif. Selalu menyerang. Pemilihan ibu saya juga tidak sembarangan,” sebutnya.

Senada dengan Nurul, Menteri Besar Selangor Mohamed Azmin Ali juga mengatakan pemilihan Azizah merupakan bentuk kepercayaan tiga partai anggota PR. Dia mengatakan mendukung penuh Azizah. ”Secara pribadi, saya tidak ada masalah sekalipun Azizah memegang banyak jabatan. Dia memiliki pengalaman dan kemampuan,” kata Azmin.

Sebelum dipegang oleh Wan AzizahWanIsmail, jabatanketua oposisi dipegang sang suami, Anwar Ibrahim. Namun, dia kini ditahan dalam kasus tuduhan sodomi terhadap mantan ajudannya, Saiful Bukhari Azlan. Februari lalu Mahkamah Agung Malaysia memutuskan menolak pengajuan banding Anwar dan menjatuhkan hukuman lima tahun penjara.

Ketukan palu majelis hakim pengadilan tertinggi Malaysia tersebut sekaligus mengakhiri teka-teki masa depan Anwar. Putusan tersebut sepertinya membuat karier politik mantan wakil perdana menteri Malaysia ini berakhir. Keinginannya untuk mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) 2018 pun tinggal angan-angan. Apalagi pada awal April lalu, Anwar Ibrahim resmi dicoret dari kursi parlemen Malaysia untuk daerah pemilihan Permantang Pauh.

Keputusan pencoretan nama Anwar Ibrahim dalam daftar anggota parlemen Malaysia diambil setelah permohonan pengampunan yang diajukan Anwar Ibrahim kepada pihak Kerajaan Malaysia terkait kasus dugaan sodomi ditolak.

Muh shamil
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0972 seconds (0.1#10.140)