Anggarkan Dana hingga Rp44 Triliun untuk Program Pelestarian

Rabu, 13 Mei 2015 - 10:13 WIB
Anggarkan Dana hingga...
Anggarkan Dana hingga Rp44 Triliun untuk Program Pelestarian
A A A
Hutan bakau (mangrove ) memiliki peran sangat penting terhadap kelestarian pantai agar tidak mengalami erosi dan abrasi. Keberadaan hutan bakau juga sangat bermanfaat bagi warga yang tinggal di sekitarnya karena kerap menjadi sarang berkembangbiaknya hewan air seperti ikan.

Hal ini sangat disadari pemerintah Sri Lanka yang baru-baru ini dinobatkan sebagai negara pertama di dunia yang secara konsisten melindungi keberadaan hutan bakau di pantai yang mereka. Program pelestarian lingkungan ini didukung penuh pemerintah setempat melalui berbagai pelatihan kerja, proyek penanaman bakau, dan memberikan kredit mikro bagi warga di sekitar pantai untuk menanam dan melestarikan hutan bakau.

Saat ini hutan bakau dianggap sebagai habitat yang mulai punah. Karena itu, negara lain yang memiliki hutan bakau diharapkan bisa mengikuti dan mengadopsi upaya pelestarian seperti yang dilakukan Sri Lanka. ”Ini merupakan tanggung jawab dan kebutuhan semua lembaga pemerintah, swasta, organisasi nonpemerintah, peneliti, intelektual, dan masyarakat sipil untuk bersatu untuk melindungi ekosistem hutan bakau,” ujar Presiden Sri Lanka Maithreepala Sirisena dilansir BBC.

Pemerintah Sri Lanka secara serius melakukan pelestarian bakau bekerja sama dengan LSM Global Seacology dan Sudeesa. Pemerintah Sri Lanka menggelontorkan anggaran hingga USD3,4 miliar (sekitar Rp44 triliun) selama lima tahun untuk melindungi 21.800 hektare hutan bakau. Anggaran tersebut sudah termasuk untuk pelatihan kerja masyarakat, pendanaan kredit mikro kepada orangorang yang ikut melindungi hutan bakau.

Termasuk biaya untuk penanaman ulang pohon bakau untuk menggantikan 3.900 hektare pohon bakau yang ditebang. Direktur Eksekutif Seacology Duane Silverstein mengatakan, program pelestarian bakau ini bisa dijadikan percontohan di seluruh dunia untuk terus mempertahankan keberadaan hutan bakau secara alami. Hutan bakau banyak tumbuh di sepanjang garis pantai dan sungai.

Tumbuhan bakau tumbuh di lebih dari 120 negara tropis dan subtropis. Tumbuhan ini dikenal memiliki akar yang sangat kuat sehingga bisa menahan gelombang pantai. ”Tidak ada negara lain yang melindungi semua hutan bakau, dan Sri Lanka menjadi yang pertama melakukan hal itu,” ujar Silverstein.

Menurutnya, pemerintah Sri Lanka bahkan telah memasukkan upaya pelestarian bakau dalam undang-undang lingkungan. Karena hutan bakau memiliki manfaat yang sangat besar bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. ”Terbukti, setelah tsunami di Samudra Hindia pada 2004 silam, desa-desa di Sri Lanka yang memiliki hutan bakau, utuh dan tidak mengalami kerusakan secara signifikan dibandingkan wilayah yang tidak memiliki hutan bakau,” terangnya.

Laporan yang dikeluarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) setahun setelah bencana tsunami, membandingkan dua desa di pesisir Sri Lanka yang terkena terjangan ombak besar. Laporan menunjukkan hanya dua korban tewas di desa yang terdapat hutan bakau yang lebat serta semak belukar, sementara 6.000 orang tewas di desa yang tidak memiliki hutan bakau.

Keuntungan lain yang dapat dirasakan masyarakat sekitar pantai ialah banyaknya spesies ikan yang berkembang secara alami di sekitar akar pohon bakau. Populasi ikan yang sehat, ditopang hutan bakau yang juga sehat, akan menyediakan mata pencarian dan nutrisi bagi jutaan nelayan Sri Lanka.

Nelayan dapat menghidupi keluarga untuk beberapa generasi. Ketua Lembaga Sudeesa, Anuradha Wickramasinghe, mengatakan bahwa warga di Sri Lanka sangat bergantung pada keberadaan hutan bakau karena memudahkan mereka mendapatkan ikan,” katanya.

Ananda nararya
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6384 seconds (0.1#10.140)