SBY Terpilih Aklamasi Pimpin Demokrat

Rabu, 13 Mei 2015 - 10:02 WIB
SBY Terpilih Aklamasi Pimpin Demokrat
SBY Terpilih Aklamasi Pimpin Demokrat
A A A
JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya kembali terpilih sebagai ketua umum DPP Partai Demokrat periode 2015-2020 pada Kongres IV di Surabaya. SBY terpilih secara aklamasi setelah dua pesaingnya, Marzuki Alie dan I Gede Pasek Suardika, batal mencalonkan diri.

SBY ditetapkan sebagai ketua umum tadi malam hanya beberapa saat setelah pembukaan kongres oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). ”Dengan ini ditetapkan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015-2020,” ujar pimpinan sidang III Kongres IV Demokrat EE Mangindaan tadi malam. Penetapan SBY lebih cepat dari jadwal yang seharusnya.

Agenda pemilihan ketua umum sedianya baru akan digelar hari ini. SBY menjadi calon tunggal karena Marzuki dan Pasek tidak mengajukan nama untuk didaftarkan ke steering committee (SC) hingga batas waktu pendaftaran calon ketua umum ditutup pada Selasa (12/5) pukul 12.00 WIB. Dengan begitu, satu-satunya calon ketua umum yang mendaftar hanya SBY.

Terpilihnya SBY secara aklamasi sudah diperkirakan sejak jauh hari. Apalagi, mayoritas DPC mendukung presiden keenam RI ini untuk kembali memimpin partai. Peluang SBY menjadi calon tunggal makin terbuka ketika panitia menetapkan syarat menjadi ketua umum harus didukung 30% pemilik suara. Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio menilai SBY kembali maju di kongres tak lepas dari pragmatisme politik, yakni untuk menjaga elektabilitas partainya.

Menurut dia, memang SBY satu-satunya figur yang bisa membawa Demokrat bersaing di papan atas pada Pemilu 2019. Dia melihat sejauh ini SBY sudah melakukan langkah-langkah taktis untuk penyelamatan partai, termasuk memanfaatkan rivalitas antara Koalisi Merah Putih (KMP) dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Dijelaskan, Demokrat di tangan SBY telah mengambil keuntungan dari persaingan KMP dan KIH dengan mengusung jargon partai penyeimbang. ”Jadi kalau KMP terlihat jelek, Demokrat dibawanya ke KIH, sebaliknyakalauKIHburuk, Demokrat condong ke KMP. Ini memang style SBY. Dengan posisi mengayuh di antara dua karang ini, Demokrat tentu ingin menyalip elektabilitas partaipartai KMP dan KIH di Pemilu 2019 nanti,” ujarnya kemarin.

Sejauh ini, kata Agung, tidak ada kader Demokrat yang bisa memainkan peran seperti itu selain SBY. Bahkan, kalau kader lain yang menjadi ketua umum, bukan tidak mungkin Demokrat justru dibawanya masuk ke KMP atau ke KIH. ”Itu yang tidak diinginkan sehingga SBY kembali maju, bahkan didesain untuk terpilih secara aklamasi,” ujarnya.

Selain itu, Agung juga menilai SBY kembali memimpin Demokrat karena didorong motivasi untuk kembali menjadi calon presiden (capres) pada Pemilu2019. Pendapattersebutdinilai logis karena pertama, SBY maju sebagai capres dimungkinkan undang-undang. Kedua, saat ini tidak ada figur lain di Demokrat yang bisa didukung DPC untuk menjadi capres sehingga pilihan kembali ke SBY.

”Di Demokrat itu semua hal di tangan SBY. Langkah SBY mengabaikan regenerasi di kongres ini salah satu tujuannya adalah memanfaatkan peluang menjadi capres. Bagaimana strateginya, ya itu tadi, dengan mengayuh di antara dua karang KMP dan KIH,” ujarnya.

Batal Maju

Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie menyatakan tidak bersedia maju sebagai calon ketua dan meminta pendukungnya untuk memilih SBY agar tidak terjadi pembelokan dukungan yang tidak sesuai dengan aspirasi kader. ”Saya hanya menghendaki ruang demokrasi dibuka seluas-luasnya.

Tentu tata tertib pemilihan perlulah dikawal agar proses demokrasi benar-benar menunjukkan Partai Demokrat sebagai partai yang cerdas dan tetap menjunjung tinggi demokrasi,” katanya. Dia juga menegaskan sejak awal tidak pernah menyatakan akan maju, melainkan hanya mendengarkan aspirasi kader yang terpendam.

”Dalam tata tertib pun saya kira tidak ada dan tidak boleh kader lain mencalonkan diri. Sikap saya jelas, politik adalah mulia dan pengabdian untuk kepentingan partai yang harus mengalahkan kepentingan pribadi,” tambahnya.

Sementara itu, I Gede Pasek Suardika menyatakan tidak dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum karena ada sejumlah pasal dalam tata tertib yang membuat dirinya tidak dapat maju. ”Saya sudah tegaskan bahwa saya tidak mungkin maju, bukan mundur ya,” ujarnya. Dia juga menilai janggal pendaftaran calon ketua umum ditutup pada pukul 12.00, padahal seharusnya itu ditutup setelah pembukaan kongres.

Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla mengatakan, partainya sengaja mengarahkan aklamasi kepada SBY karena ada ketakutan perpecahan partai seperti yang menimpa Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

”Demokrat mohon maaf belum bisa menjalankan regenerasi. Itu demi eksistensi partai kami karena situasi politik tak normal dan sikap pemerintah bias,” ucapnya kemarin. Ulil menyatakan pihaknya telah mencium gelagat intervensi dari pemerintah di partainya. Menurutnya, intervensi pemerintah itu dilakukan lewat gerakan internal partai sehingga timbul kongres yang menghasilkan kepengurusan tandingan.

Selain itu, intervensi juga bisa dilakukan melalui eksternal partai yakni dengan menggunakan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) saat dualisme kepengurusan terjadi.

Mula akmal
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5392 seconds (0.1#10.140)