Antisipasi Jaringan Santoso, Pengamanan Tiga Wilayah Sulawesi Diperketat
A
A
A
MAKASSAR - Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) bekerja sama dengan Polda Sulawesi Barat (Sulbar) akan memperketat penjagaan di tiga wilayah yang merupakan pintu daerah perbatasan antara Sulsel, Sulbar dan Sulawesi Tengah (Sulteng).
Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris Santoso di wilayah Sulsel setelah kontak senjata di Kabupaten Poso, Sulteng, Senin sore kemarin.
"Sehari pasca kontak senjata antara kelompok jaringan teroris Santoso dan aparat gabungan tim Satgas Tinombala di Kabupaten Poso, Sulteng, Senin sore kemarin, pihak Polda Sulsel bekerja sama dengan Polda Sulbar telah memperketat penjagaan di tiga wilayah daerah perbatasan," ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Frans Manager, Makassar, Selasa (19/7/2016).
Bahkan pihak Polda Sulsel juga menambahkan personel untuk penjaga daerah perbatasan. Tujuannya, kata dia, untuk mengantisipasi masuknya anggota jaringan teroris Santoso di Sulsel yang diduga berjumlah 19 orang.
"Daerah Sulsel ini merupakan salah satu daerah terdekat dari kabupaten Poso untuk melarikan diri dari Satgas Tinombala," jelasnya. (Baca: Basri Dianggap Orang Berpengaruh Kedua Setelah Santoso)
Kontak senjata terjadi saat aparat gabungan Satgas Tinombala melakukan penyisiran operasi keamanan dalam operasi Tinombala 2016 di Kabupaten Poso, Sulteng. Kontak senjata ini berujung pada tewasnya dua orang jaringan teroris Poso, satu diantaranya diduga Santoso yang merupakan pemimpin dari jaringan teroris Indonesia Timur.
Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris Santoso di wilayah Sulsel setelah kontak senjata di Kabupaten Poso, Sulteng, Senin sore kemarin.
"Sehari pasca kontak senjata antara kelompok jaringan teroris Santoso dan aparat gabungan tim Satgas Tinombala di Kabupaten Poso, Sulteng, Senin sore kemarin, pihak Polda Sulsel bekerja sama dengan Polda Sulbar telah memperketat penjagaan di tiga wilayah daerah perbatasan," ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Frans Manager, Makassar, Selasa (19/7/2016).
Bahkan pihak Polda Sulsel juga menambahkan personel untuk penjaga daerah perbatasan. Tujuannya, kata dia, untuk mengantisipasi masuknya anggota jaringan teroris Santoso di Sulsel yang diduga berjumlah 19 orang.
"Daerah Sulsel ini merupakan salah satu daerah terdekat dari kabupaten Poso untuk melarikan diri dari Satgas Tinombala," jelasnya. (Baca: Basri Dianggap Orang Berpengaruh Kedua Setelah Santoso)
Kontak senjata terjadi saat aparat gabungan Satgas Tinombala melakukan penyisiran operasi keamanan dalam operasi Tinombala 2016 di Kabupaten Poso, Sulteng. Kontak senjata ini berujung pada tewasnya dua orang jaringan teroris Poso, satu diantaranya diduga Santoso yang merupakan pemimpin dari jaringan teroris Indonesia Timur.
(kur)