Minim Terobosan, Ekonom Pertanyakan Kinerja Menteri Perdagangan

Jum'at, 21 Februari 2020 - 13:17 WIB
Minim Terobosan, Ekonom...
Minim Terobosan, Ekonom Pertanyakan Kinerja Menteri Perdagangan
A A A
JAKARTA - Sejumlah harga komoditas melambung bahkan stoknya menipis sehingga mengganggu kelangsungan produksi. Sebut saja garam, bawang putih dan gula. Untuk itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja Kabinet Indonesia Maju.

Salah satu menteri yang tengah disorot publik adalah Menteri Perdagangan. Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menyatakan, sejauh ini belum ada gebrakan yang positif di sektor perdagangan. Padahal, Indonesia saat ini tengah dihadapkan gejolak ekonomi global yang tentu akan berpengaruh pada kinerja ekspor.

"Belum ada langkah signifikan yang dilakukan dalam 100 hari pertama. Presiden Jokowi harus mengevaluasi. Kalau banyak menteri yang seperti itu maka harus dievaluasi," kata Faisal kepada media di Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Menurut Faisal, dalam 100 hari pertama seharusnya Menteri Perdagangan sudah memiliki roadmap perdagangan untuk 5 tahun ke depan dan merinci target-target yang ingin dicapai. "Ini belum kelihatan, karena targetnya masih sama (dengan menteri sebelumnya) yaitu mempercepat kerja sama perdagangan," ungkap dia.

"Menterinya harusnya sudah paham masalah-masalah di perdagangan. Orang yang terpilih menjadi menteri harusnya paham bidangnya. Kalau latar belakangnya berbeda, harusnya cepat mempelajari dari bawahan-bawahannya. Sehingga bisa melakukan langkah yang cepat yang bisa dilakukan dalam 100 hari pertama," tegas dia.

Sementara terkait dengan masalah kekhawatiran pengusaha akan menipisnya stok garam untuk kebutuhan industri, Faisal menyatakan pemerintah khususnya Menteri Perdagangan harus segera memutuskan pemberian izin impor. Hal ini juga harus disertai dengan adanya data yang akurat agar impor garam yang dilakukan tidak merugikan petani garam lokal.

"Ini bergantung pada akurasi data dan kecepatan eksekusi, pengambilan keputusan. Kalau datanya tidak tepat maka pengambilan keputusan akan terlambat. Soal eksekusi izin, kalau permintaan besar maka harus dipantau terus. Kalau kita memang harus impor karena produksi dalam negeri kurang ya mungkin memang itu yang harus dilakukan," tandas dia.
(ind)
Berita Terkait
100 Hari Jabat Menteri...
100 Hari Jabat Menteri Perdagangan, Zulhas: Ekspor Naik, Harga Pangan Stabil
Menteri Perdagangan...
Menteri Perdagangan Zulhas Berharap Produk Pangan Banjiri Arab Saudi
Pakar Ekonom INDEF :...
Pakar Ekonom INDEF : Diversifikasi Produk Ekspor Langkah Tepat Mendag Budi Santoso
Kasus Ekspor CPO, Mantan...
Kasus Ekspor CPO, Mantan Mendag Lutfi Diperiksa Kejagung 12 Jam
Mendag Zulhas Sebut...
Mendag Zulhas Sebut Tidak Mudah Benahi Ketergantungan Impor Pangan
Lakukan Ekspansi Pasar,...
Lakukan Ekspansi Pasar, PT Sasa Inti Ekspor Perdana ke Bulgaria
Berita Terkini
Iwan Sunito Bagikan...
Iwan Sunito Bagikan Tips Sukses Bisnis di Industri Properti Australia
4 jam yang lalu
Progres Pembangunan...
Progres Pembangunan Pelabuhan Patimban Tembus 78,9%, Menhub Target Rampung Oktober 2025
4 jam yang lalu
DAmandita Sentul Tawarkan...
D'Amandita Sentul Tawarkan Rumah Smart Living Pure Nature Rp700 Jutaan
4 jam yang lalu
Perusahaan AS Tetap...
Perusahaan AS Tetap Ekspansi di Tengah Kebijakan Efisiensi Pemerintah
4 jam yang lalu
Atasi Kesenjangan Pasokan...
Atasi Kesenjangan Pasokan Gas Bumi, Pemerintah Diminta Buka Kebijakan Impor
4 jam yang lalu
Perluas Layanan Pembiayaan,...
Perluas Layanan Pembiayaan, SIF Perluas Jangkauan hingga Makassar
4 jam yang lalu
Infografis
Mobil Dinas Harus Maung,...
Mobil Dinas Harus Maung, Prabowo Larang Menteri Pakai Mobil Impor
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved