DPR Desak Investigasi Sekolah Ambruk yang Tewaskan Siswa dan Guru

Rabu, 06 November 2019 - 12:44 WIB
DPR Desak Investigasi...
DPR Desak Investigasi Sekolah Ambruk yang Tewaskan Siswa dan Guru
A A A
JAKARTA - Peristiwa sekolah dasar (SD) di Pasuruan, Jawa Timur yang ambruk dan menewaskan seorang siswa, seorang guru dan melukai 11 orang lainnya, Selasa 5 November kemarin merupakan kabar duka bagi dunia pendidikan.

Menanggapi peristiwa nahas itu, Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian mengaku prihatin karena anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan fasilitas pendidikan sangat besar. Dia meminta agar insiden tersebut segera diinvestigasi.

“Harus kita selidiki, dimana akar masalahnya? Apakah pihak sekolah yang tidak melaporkan kondisi bangunan sekolah yang sudah tidak layak, ataukah dari dinas pendidikan yang belum menindaklanjuti laporan?” kata Hetifah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019). (Baca Juga: Empat Ruang Kelas SD Negeri Gentong Ambruk, SAtu Murid dan Satu Guru Tewas)

Hetifah menuturkan, SD merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Namun, banyak juga program bantuan dari pemerintah pusat seperti dalam bentuk dana alokasi khusus.

“Semua stakeholder pendidikan harus proaktif dalam mengajukan dan melaksanakan perbaikan sekolah-sekolah yang kurang layak. Baik dari pihak pemerintah kota, pihak sekolah, maupun orangtua murid,” kata politikus Golkar itu.

Karena itu, Hetifah kembali meminta segera dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai penyebab ambruknya bangunan sekolah tersebut.

“Perlu diselidiki apakah memang ada terjadi gagal konstruksi sejak awal? Pihak-pihak terkait harus bertanggung jawab,” katanya.

Sementara itu, pakar pendidikan Yanti Sriyulianti menyatakan, kuatnya struktur bangunan menjadi hal yang penting bagi penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

“Menurut standar sarana prasarana Permendikbud, kekuatan bangunan adalah 20 tahun. Gedung ini masih berusia dua tahun, seharusnya jika dibangun dengan baik, gedung ini masih memenuhi standar kelayakan,” ujar penggagas Gerakan Sekolah Aman itu.

Menurut Yanti, musibah tersebut haru jadi momentum bagi pemerintah dan stakeholder pendidikan lainnya untuk benar-benar menanggapi serius pembangunan sekolah aman bencana. Apalagi, kebanyakan sekolah di Indonesia berada di wilayah rawan bencana, kecuali di Kalimantan.

“Bukan hanya pembangunan fasilitas fisik yang harus diperhatikan, namun juga manajemen penanggulangan bencana dan pendidikan pengurangan risiko bencana," tuturnya.
(dam)
Berita Terkait
DPR Minta Perpusnas...
DPR Minta Perpusnas Fasilitasi Buku Digital dan Diskusi Virtual Saat PSBB
Kemendikbud Diminta...
Kemendikbud Diminta Petakan Kebutuhan Sekolah
Cuti untuk Tenaga Pendidik,...
Cuti untuk Tenaga Pendidik, Anggota DPR: Itu Hak Guru dan Dosen
Daftar Lengkap 580 Anggota...
Daftar Lengkap 580 Anggota DPR yang Dilantik Hari Ini
SDI Sebut Sangat Berlebihan...
SDI Sebut Sangat Berlebihan Kinerja DPR RI Sekarang Dianggap Terburuk di Era Reformasi
Dua Fraksi DPR Enggan...
Dua Fraksi DPR Enggan Laporkan Kasus Corona Anggotanya
Berita Terkini
Link Pengumuman UTBK...
Link Pengumuman UTBK 2025 Berikut Jadwal dan Cara Melihat Hasilnya
2 jam yang lalu
PLTS, AI, hingga IoT,...
PLTS, AI, hingga IoT, Kemendikdasmen Pamer Inovasi Hebat Guru SMK dan Instruktur LKP
2 jam yang lalu
Tegas! Pelaku Kecurangan...
Tegas! Pelaku Kecurangan UTBK 2025 Akan Didiskualifikasi dari Semua Jalur Masuk PTN
4 jam yang lalu
Mendikdasmen Dorong...
Mendikdasmen Dorong Peningkatan Kompetensi Guru SMK dan Instruktur LKP
5 jam yang lalu
Panitia SNPMB Mengutuk...
Panitia SNPMB Mengutuk Segala Bentuk Kecurangan di UTBK 2025
7 jam yang lalu
Prodi Sains Komunikasi...
Prodi Sains Komunikasi MNC University Gelar Kuliah Praktisi Bersama Program Director Radio RDI
7 jam yang lalu
Infografis
13 Rudal dan Drone Iran...
13 Rudal dan Drone Iran yang Bisa Hancurkan Pangkalan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved