Jangan Coba-Coba Main Tembak

Minggu, 22 April 2018 - 23:00 WIB
Jangan Coba-Coba Main Tembak
Jangan Coba-Coba Main Tembak
A A A
MASA penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) telah dimulai. Tak sedikit siswa yang berebut untuk bisa kuliah di kampus favorit seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) atau Universitas Padjadjaran (Unpad). Tapi keinginan masuk PTN jangan sampai hanya menjadi upaya coba-coba tanpa ada perencanaan yang matang. Karena sistem penilaian yang diterapkan PTN saat ini lebih berlapis demi mendapatkan mahasiswa dengan grade bagus.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Arry Bainus mengatakan, Unpad hanya menerima mahasiswa baru melalui dua jalur seleksi, yaitu seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dan seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). Untuk jalur SBMPTN, Unpad mengalokasikan 62% atau sekitar 3.783 kursi dari total 6.075 kursi. Namun untuk bisa lolos ikut ujian tulis melalui SBMPTN, siswa harus mempersiapkannya secara matang.

Sistem SBMPTN, menurut Arry, akan menyeleksi hasil tes tertulis siswa melalui beberapa tahapan secara cermat dan detail. Langkah itu dilakukan untuk menghindari siswa yang lolos karena main tembak saat menjawab soal. Hal itu juga yang menjadi alasan Unpad memperbesar kuota penerimaan siswa baru melalui jalur SBMPTN.

"Kali ini jangan coba-coba main tembak. Karena akan ketahuan. Karena yang mudah dia tidak bisa jawab, sedangkan yang sulit bisa. Itu ketahuan. Kami sekarang penilaiannya canggih. Ada tiga tahap. Nanti di situ ada benar, salah, dan tidak menjawab. Kalau tidak menjawab nilainya nol," kata Arry.

Menurut dia, soal yang diujikan di SBMPTN akan diukur berdasarkan tingkat kesulitan seperti mudah, sedang, dan berat. Dengan metode itu, perguruan tinggi nantinya bisa membaca kemampuan tiap calon mahasiswa. Dari sisi kualitas, kata Arry, mutu soal sama. Bahkan pihaknya menjamin bahwa mutu soal dengan tingkat kesulitannya akan terukur. Pihaknya memiliki data bank soal yang melimpah, kualitasnya bagus, dari semua tingkat kesulitan.

Beberapa jurusan hingga saat ini masih menjadi pilihan favorit siswa semisal ilmu komunikasi, manajemen dan bisnis, kedokteran. Dia berharap, siswa bisa menentukan pilihan berdasarkan minat dan bakatnya sehingga upaya masuk PTN adalah usaha serius yang telah direncanakan sejak lama.

Sementara itu Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, total daya tampung ITB pada tahun ini sebanyak 3.950 mahasiswa baru. Sebanyak 60% akan diseleksi melalui lewat SNMPTN dan sisanya melalui jalur SBMPTN atau sekitar 1.636 kursi. "Kami tidak lagi menggelar seleksi mandiri, tetapi kami menyelenggarakan kelas internasional. Total ada enam prodi dengan daya tampung 180 orang. Setiap prodi 30 orang. Prodi ini untuk menampung mahasiswa asing dan warga Indonesia yang selama ini besar di luar negeri. Jurusan yang ditawarkan di antaranya teknik mesin, manajemen, penerbangan," sebutnya.

Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Barmawi Priyatna Iskandar, ITB saat ini tak lagi menerima mahasiswa melalui jalur seleksi mandiri. Semua mahasiswa harus melalui jalur SNMPTN, SBMPTN atau tes kelas internasional sehingga kekhawatiran calon mahasiswa untuk membayar dalam jumlah besar tak benar adanya. Di ITB, kata dia, pembayaran hanya uang kuliah tunggal (UKT).

"Sekarang kalaupun ada sumbangan, itu diberlakukan kepada mereka yang sudah diterima. Jadi ITB menginginkan orang tua mahasiswa yang sudah diterima. Kami melihat, kemampuan orang tua kan beragam. Ada yang Bidik Misi yang justru dapat biaya hidup (beasiswa). Tapi ada juga orang tua yang kemampuannya luar biasa. Nah itu yang ingin kami ketuk dan sentuh, agar mereka bisa membayar, tak hanya UKT, tetapi juga memberi dana abadi bagi kami. Tujuannya agar mahasiswa yang ekonominya menengah ke bawah ada subsidi silang. Dan itu dasarnya sukarela," katanya.

Salah satu mahasiswa Fikom Unpad Rendy Rifa Fauzi mengatakan, agar bisa masuk PTN, calon mahasiswa harus mempersiapkannya jauh-jauh hari. Pemilihan jurusan akan sangat penting agar bisa mempersiapkannya secara matang. Pemilihan itu juga yang akan menentukan pilihan saat pelaksanaan SNMPTN atau SBMPTN. "Persiapan sebelum pelaksanaan harus lebih dimantapin lagi. Kita harus lihat daya tampung program dan penjurusannya. Kita juga harus tahu penempatan pilihan, karena itu akan menentukan berhasil atau tidaknya kita. Tak ada salahnya ikut bimbel untuk mengasah kemampuan kita," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6269 seconds (0.1#10.140)