Mitos Warga Mampang Depok Soal Kamis Keramat

Minggu, 22 Maret 2015 - 06:07 WIB
Mitos Warga Mampang Depok Soal Kamis Keramat
Mitos Warga Mampang Depok Soal Kamis Keramat
A A A
DEPOK - Warga kelurahan Mampang, kecamatan Pancoran Mas, Depok menganggap hari Kamis sebagai hari yang keramat. Bahkan, mereka percaya untuk tidak melangsungkan acara-acara yang sifatnya hanya untuk bersenang-senang.

Tokoh masyarkat Mampang, Pancoran Mas, Depok, Suganda menyatakan, sejak dahulu hingga sekarang, masyarakat pribumi dari kelurahan Mampang percaya jika hari Kamis itu merupakan hari yang keramat.

"Orang pribumi Mampang, itu semua tahu kalau hari Kamis itu bukan hari yang pas untuk dilakukannya acara, seperti acara pernikahan dan jalan-jalan seperti tour. Apalagi yang sifatnya untuk foya-foya saja," terangnya kepada Sindonews ketika ditemui di rumahnya RT 02/02, kelurahan Mampang, kecamatan Pancoran Mas, Depok, Selasa 17 Maret 2015.

Bahkan, kata Suganda, zamannya leluhur dahulu, masyarakat Mampang tiap hari Kamis itu tidak pernah melangsungkan acara apapun. Jika masih nekat, kemungkinan acara yang digelar tidak akan sukses.

Suganda lantas menceritakan pengalaman yang dia rasakan di kantornya di kelurahan Rangkapan Jaya. Beberapa tahun yang lalu, tepatnya saat dilangsungkannya upacara bendera di tanggal 17 Agustus.

Saat bendera sudah diikat di tali dan hendak dinaikan ke atas tiang tertinggi, tali pengerek bendera itu tidak dapat ditarik. Hingga petugas pengerek kesulitan dan lurah pun turut serta menarik tali tersebut. Tali pun tetap tidak dapat di tarik untuk menaikkan bendera kebangsaan itu.

"Kebetulan, 17 Agustus jatuh pada hari Kamis. Sedang lurahnya itu baru dan kebetulan juga bukan pribumi Depok. Lurah bilang upacara bendera tetap harus dilangsungkan. Semua hari itu baik, termasuk hari Kamis," ceritanya.

"Sudah biarkan saja dan berdoa supaya kita baik-baik saja. Lurah yakin leluhur pun tidak akan mengganggu. Tapi nyatanya, saya sendiri lihat itu benderanya tidak dapat di tarik. Padahal, kita semua sudah latihan selama satu jam sebelum acara berlangsung dan itu baik-baik saja selama latihan dan lancar semuanya. Eh begitu acara mulai pukul 07.00 WIB. Malah kejadian," tutur pria yang juga bekerja sebagai Staf di kelurahan Rangkapan Jaya, kecamatan Pancoran Mas, Depok itu.

Dia pun menyatakan, akibat melekatnya keyakinan dalam dirinya dan warga asli Depok itu. Dia pun menilai kalau kesulitan yang terjadi di upacara 17 Agustus itu berkaitan dengan hari Kamis keramat yang telah di langgar oleh sang Lurah. Namun demikian, upacara tersebut dapat dilanjutkan kembali setelah semua warga yang hadir dalam upacar ikut berdoa bersama-sama agar dimudahkan dalam melangsungkan upacara tersebut.

"Setelah tiang diturunkan, bendera di copot dan tiang dinaikan lagi. Upacara pun kembali di ulang dari awal. Setelah itu, baru semuanya berjalan dengan lancar hingga selesai upacara. Nah, di situ banyak warga yang makin percaya kalau hari Kamis tidak boleh melakukan kegiatan apapun," terangnya.

Suganda membeberkan, sejatinya, hari Kamis itu dianggap keramat lantaran memiliki kaitan dengan pendiri Masjid Al Istiqomah. Hari kamis itu, sejatinya biasa di pakai oleh pendiri masjid sekaligus penyiar agama Islam untuk mengajarkan ajaran agamanya itu pada masyarakat sekitar.

"Leluhur saya itu menyatakan, kalau hari Kamis sebenarnya di khususkan agar masyarakat mendalami keimanannya dengan cara belajar agama. Masyarakat itu di minta untuk mengaji, baca Al Quran, salawatan, dan semacamnya," katanya.

"Pada zaman leluhur saya, hari Kamis memang dipakai untuk melakukan kegiatan agama itu. Malahan, waktu zaman leluhur saya, dari satu rumah ke rumah lainnya itu terdengar suara orang mengaji . Sekarang kan sudah berbeda zamannya, makanya saya pun merasa prihatin," paparnya.

Terlepas dari keyakinan tersebut, tambah Ganda, dia berharap agar masyarakat Depok, kembali mengedepankan dan menjungjung nilai-nilai agama Islam sebagaimana leluhurnya dahulu. Pemuka agama pun di harapkan selalu mengajarkan kebaikan-kebaikan pada masyarakat Depok.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0365 seconds (0.1#10.140)