Rektor Universitas Terbuka: Generasi Milenial Makin Tertarik Kuliah Online

Jum'at, 22 November 2019 - 07:35 WIB
Rektor Universitas Terbuka: Generasi Milenial Makin Tertarik Kuliah Online
Rektor Universitas Terbuka: Generasi Milenial Makin Tertarik Kuliah Online
A A A
JAKARTA - Perkembangan teknologi mengubah wajah perkuliahan menjadi kuliah daring. Universitas Terbuka (UT) mengakui semakin banyak anak lulusan SMA yang kuliah di kampus yang mengedepankan pendidikan jarak jauh (PJJ) itu. Rektor Universitas Terbuka Ojat Darodjat mengatakan saat ini jumlah mahasiswa UT mencapai 350.000 orang, 30% di antaranya mahasiswa fresh graduate atau yang baru saja lulus SMA.

Ojat menuturkan, persentase ini adalah pertanda bagus sebab selama ini yang menempuh pendidikan di UT hanyalah yang berstatus sebagai pekerja. “Dan saya kira untuk tuntutan generasi milenial, kita sudah sangat jelas bahwa kami lihat tren jumlah mahasiswa itu sekarang masukan dari fresh graduate lulusan SMA semakin banyak. Ini menandakan bahwa generasi saat ini sudah familier dengan belajar secara online,’’ katanya di sela FGD Stakeholders’ Dialogue UT di Jakarta.

Ojat menjelaskan, semakin banyaknya siswa lulusan baru kuliah di UT ada dua alasan. Pertama faktor geografis, karena mereka bisa kuliah dengan sistem daring sehingga tidak perlu meninggalkan domisilinya dan tidak perlu ongkos transpor. Kedua, biayanya yang terjangkau. Ojat mengatakan biaya kuliah di UT sebagai perguruan tinggi negeri sangat ekonomis dibandingkan PTN lain. Dia mencontohkan saat ini satu SKS di UT jika dikonversi ke dolar hanya USD3. Dia pun berharap semakin banyak anak muda yang mau ke UT sehingga akses pemerataan pendidikan di masyarakat terwujud.

Ojat menjelaskan tahun ini UT pun diberikan kesempatan menerima mahasiswa melalui jalur seleksi nasional masuk PTN (SNMPTN). Ini artinya, lulusan SMA bisa masuk lewat jalur SNMPTN yang tahun ini kuotanya baru dibuka untuk 100 orang dan mereka akan mendapatkan beasiswa penuh dari UT. “Ini pintu baru untuk UT menerima lulusan SMA. Jika ada siswa unggul di sekolah terpencil atau remote area, akan kami beri kesempatan melalui SNMPTN,” jelasnya.

FGD ini diadakan di lima kota yakni Jakarta, Surabaya, Makassar, Palembang, dan Kupang. FGD ini dilaksanakan untuk menggali data dan informasi dari stakeholders utama UT dan para ahli tentang perubahan lingkungan eksternal yang berdampak pada pengembangan pendidikan tinggi, dan khususnya pada UT. Selain itu, juga sebagai bahan pengembangan rencana jangka panjang UT.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikbud Ismunandar menjelaskan, UT sudah memiliki perjalanan panjang dalam menjalankan pendidikan jarak jauh. Oleh karena itu, dia berharap UT bisa bekerja sama dengan universitas lain untuk mempersempit mutu, sebab adanya teknologi dalam dunia pendidikan bisa meningkatkan mutu di universitas itu sendiri. “Di kementerian, kita memang mendorong PJJ karena ini memang riilnya di teknologi dan kita lihat belum terlalu banyak dimanfaatkan di Indonesia,” jelasnya.

Melalui kuliah daring, jelasnya, pemerintah ingin meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi yang saat ini baru 35%. Dia juga berharap kampus bisa memberikan bekal yang relevan dengan dunia kerja. Maka itu diperlukan link and match yang akan terjadi jika semakin banyak kerja sama dengan industri, yakni penyediaan tempat magang.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7114 seconds (0.1#10.140)