UNTAR Bicara Persoalan Urbanism Dunia

Selasa, 25 Juni 2019 - 10:57 WIB
UNTAR Bicara Persoalan Urbanism Dunia
UNTAR Bicara Persoalan Urbanism Dunia
A A A
JAKARTA - Universitas Tarumanagara (Untar) resmi membuka International Forum on Urbanism (IFoU) ke-12 di Jakarta, Senin (24/6/2019). Acara yang berlangsung hingga besuk di Kampus Untar Jakarta ini untuk membicarakan masalah perkotaan, sehingga diharapkan dapat menjadi referensi pemerintah dalam membangun wilayah.

Dalam kegiatan ini menghadirkan pembicara dari berbagai kampus ternama di dunia, yakni Hidetoshi Ohno dari University of Tokyo, AbdouMalig Simone dari University of Sheffield, Christophe Girot dari ETH Zurich, Hendro Sangkoyo dari School of Democracy Economics, kemudian ada juga Jennifer Senick dari Rutgers Center for Green Building, Raoul Bunschoten dari TU Berlin, serta Wakil Rektor Untar Gatot P. Soemartono.

Wakil Rektor Untar, Gatot P.Soemartono mengatakan semua pembicara akan saling bertukar pikiran dan melakukan kajian tentang masalah perkotaan di dunia. "Sekarang ini topiknya mengenai Beyond Resilience, yakni mengenai bagaimana urbanisasi itu yang sudah begitu tertekan atau parah," ujarnya di lokasi acara.

Untar sendiri sudah lama melakukan kajian terhadap masalah perkotaan karena memiliki Program Studi Perencanaan Wilayah Kota (PWK). Kajian dalam PWK tersebut nantinya akan dipaparkan dalam IFoU ke-12.

Masih menurut Gatot, Untar akan memaparkan dua permasalahan kota besar seperti Jakarta dalam forum internasional ini. Topik pertama yang diusung Untar yakni mengenai lahan permukiman yang mahal serta minimnya ruang terbuka untuk publik.
"Masalah mengenai tanah yang semakian mahal sehingga orang tinggal di Jakarta semakin sulit, akhirnya timbulah orang terpaksa tinggal di luar kota. Itu (lahan mahal) juga mempersulit adanya publik area yang bisa dinikmat orang banyak," terang Gatot.

Kemudian ia juga menyoroti masalah lalu lintas yang tak kunjung teratasi. "Kemudian yang kedua yang jadi persoalan orang banyak adalah mengenai traffic, mengenai lalu lintas yang sampai sekarang itu solusinya belum terlalu kelihatanlah. Dua isu itulah nanti yang barang kali dalam kaitan Beyond Resilience juga menjadi pertimbangan bisa diselesaikan," tutur Gatot.

Secara umum Gatot berharap penyelenggaraan IFoU ke-12 ini menghasilkan suatu pemikiran untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang timbul dalam pembangunan perkotaan di dunia. "Ini internasional forum, jadi seharusnya (hasilnya) juga dinikmati oleh kota-kota besar lain di dunia," pungkasnya. [syarif wibowo/info]
(atk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6522 seconds (0.1#10.140)