Misteri Asal-usul Jangka Jayabaya Berisi Ramalan Nusantara di Masa Depan

Sabtu, 13 April 2024 - 06:10 WIB
loading...
Misteri Asal-usul Jangka Jayabaya Berisi Ramalan Nusantara di Masa Depan
Jangka Jayabaya yang menjadi konon ditulis oleh Prabu Jayabaya, yang berisikan ramalan-ramalan masa depan Nusantara. Foto/Ilustrasi
A A A
Prabu Jayabaya Raja Kediri dikenal dengan ramalannya. Jangka Jayabaya yang menjadi konon ditulis oleh Prabu Jayabaya, yang berisikan ramalan-ramalan masa depan Nusantara .

Tapi apakah benar ramalan itu merupakan peninggalan dari Raja Kediri Jayabaya itu, hal ini masih perlu disangsikan. Sebab selama memerintah di Kediri, Jayabaya tidak ada sumber sejarah yang memiliki karya tulis.

Namun saat masa Jayabaya memerintah itu hidup dua pujangga yang satu masa yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Sejumlah kitab atau karya kuno peninggalan keduanya juga ditemukan dan menjadi catatan sejarah.



Namun, dari kitab-kitab Kakawin Bharatayudha, kakawin Hariwangsa, maupun kakawin Gatotkacasraya, menyebut tidak ada sama sekali yang menyatakan bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis.

Sebagaimana dikisahkan dari "Misteri Ramalan Jayabaya : Siapa Pemimpin Selanjutnya di Negeri Ini?" dari tulisan Petir Abimanyu, Kakawin Bharatayudha diceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa yang disebut perang Bharatayudha.

Sedangkan, kakawin Hariwangsa dan kakawin Gatotkacasraya bercerita tentang sang Prabu Kresna, titisan Bhatara Wishnu, yang ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina, putri Prabu Bismaka. Rukmini sendiri merupakan titisan Dewi Sri.

Berbagai sumber dan keterangan ahli sejarah mengenai ramalan Jayabaya menyebut sumber ramalan itu berasal dari satu kitab, yakni Kitab Asrar Musarar, karangan Sunan Giri Perapan atau Sunan Giri Ketiga, yang dikumpulkan pada tahun 1540 Saka atau sama dengan 1028 hijriah, atau setara dengan 1618 Masehi.



Kitab itu disusun hanya berselisih lima tahun dengan selesainya Kitab Pararaton tentang sejarah Majapahit dan Singasari yang ditulis di Pulau Bali 1535 Saka atau 1613 M. Jadi, penulisan sumber ini sudah sejak zaman Sultan Agung dari Mataram bertahta, yakni pada 1613 sampai 1645 M.

Kitab Jangka Jayabaya sendiri pertama dan dipandang asli buah karya Pangeran Wijil I, dari Kadilangu, yang memiliki sebutan Pangeran Kadilangu II. Kitab ini konon dikarangnya pada 1666 - 1668 Jawa atau 1741 - 1743 Masehi.

Sang pujangga ini memang seorang pangeran yang bebas dan mempunyai hak merdeka, yang artinya mempunyai kekuasaan wilayah perdikan yang berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak.

Dia merupakan keturunan Sunan Kalijaga, sehingga logis bila dapat mengetahui sejarah leluhurnya dari dekat, terutama tentang riwayat masuknya sang Brawijaya terakhir (kelima) ke agama baru, Islam, sebagai pertemuan segitiga antara Sunan Kalijaga, Brawijaya ke- 4 dan penasihat sang baginda bernama Sabda Palon dan Nayagenggong.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2214 seconds (0.1#10.140)