5 Fakta Kehebatan Houthi, Pendukung Sejati Palestina yang Ditakuti Israel dan AS

Jum'at, 12 Januari 2024 - 19:19 WIB
loading...
5 Fakta Kehebatan Houthi, Pendukung Sejati Palestina yang Ditakuti Israel dan AS
Kelompok Houthi dikenal sebagai pendukung perjuangan Hama di Palestina. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Serangan drone dan roket terhadap kapal kargo di Laut Merah kini telah mendorong pasukan pimpinan AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap sasaran basis pertahanan Houthi di Yaman.

Pasukan Barat mengambil tindakan setelah kapal-kapal diserang oleh Houthi – kelompok pemberontak dukungan Iran yang menguasai sebagian besar Yaman.

Presiden AS Joe Biden mengatakan militer AS dan Inggris telah berhasil melancarkan serangan pada Jumat pagi terhadap sasaran Houthi dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda.

Lebih dari 12 lokasi, termasuk di ibu kota, Sanaa, dan Hudaydah, benteng pelabuhan Laut Merah Houthi, terkena serangan. Sasaran Houthi di Yaman mencakup pusat logistik, sistem pertahanan udara, dan depot senjata.

5 Fakta Kehebatan Houthi, Pendukung Sejati Palestina yang Ditakuti Israel dan AS

1. Mendukung Hamas

5 Fakta Kehebatan Houthi, Pendukung Sejati Palestina yang Ditakuti Israel dan AS

Foto/Reuters

Melansir BBC, serangan tersebut dimulai setelah dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober.

Kelompok Houthi menyatakan dukungan mereka terhadap Hamas dan mengatakan mereka akan menargetkan kapal mana pun yang melakukan perjalanan ke Israel. Tidak jelas apakah semua kapal yang diserang benar-benar menuju ke sana.

Pada bulan November mereka menyita apa yang mereka katakan sebagai kapal kargo Israel.

Sejak itu mereka telah menyerang beberapa kapal komersial dengan drone dan rudal balistik.

Serangan Houthi di Laut Merah telah meningkat 500% antara bulan November dan Desember. Ancaman ini menjadi begitu besar sehingga perusahaan pelayaran besar berhenti berlayar di wilayah tersebut dan biaya asuransi meningkat 10 kali lipat sejak awal Desember.

Perusahaan pelayaran besar termasuk Mediterranean Shipping Company, Maersk, Hapag-Lloyd dan perusahaan minyak BP semuanya mengatakan mereka mengalihkan kapal-kapalnya menjauh dari Laut Merah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0617 seconds (0.1#10.140)