Dua Legenda Orkes Gumarang Hadiri Peluncuran Buku Fadli Zon

Sabtu, 25 Februari 2017 - 16:28 WIB
Dua Legenda Orkes Gumarang Hadiri Peluncuran Buku Fadli Zon
Dua Legenda Orkes Gumarang Hadiri Peluncuran Buku Fadli Zon
A A A
PADANG - Dalam peluncuran buku buah karya Fadli Zon yang berjudul "Orkes Gumarang: Kisah Syaiful Nawas", dua legenda orkes gumarang hadir. Buku yang ditulis Fadli Zon ini menjadi tambahan khazanah tentang sejarah musik Indonesia khususnya yang mengangkat sebuah kelompok musik daerah.

"Orkes musik Gumarang berakar dari budaya Minangkabau merupakan contoh diterimanya berbagai kebhinekaan seni itu. Gumarang yang banyak mendendangkan lagu Minang bisa diterima publik dari berbagai etnis berbeda," ujar Fadli Zon dalam acara Peluncuran Bukunya berjudul, "Orkes Gumarang: Kisah Syaiful Nawas di Aie Angek Cottage, Sumatera Barat, Sabtu (25/2/2017).

Acara ini dihadiri langsung oleh dua legenda personel orkes Gumarang Anas Joesoef (81 tahun) dan Syaiful Nawas (85 tahun). Hadir juga beberapa Bupati, pimpinan dan anggota DPRD Sumatera Barat, seniman dan budayawan se-Sumatera Barat dan penggemar musik serta duta buku Najwa Shihab.

Fadli Zon menceritakan, Buku Orkes Gumarang mencatat sejarah musik di masa 1950-an dan 1960-an. Gumarang mulanya dipimpin oleh Anwar Anif, lalu Alidir dan terakhir Asbon Madjid.
Penyanyi utamanya yang terkenal adalah Nurseha, dengan lagu fenomenal ketika itu "Ayam Den Lapeh". Selain Nurseha, vokalis Gumarang adalah Anas Joesoef dan Syaiful Nawas.

Anas Joesoef kemudian melanjutkan studi vokal dan karir di Jerman selama 52 tahun pada 1960. Baru kembali ke Indonesia tahun 2013. Syaiful Nawas mendirikan Syaiful Nawas Combo dan menjadi penulis dan wartawan yang produktif. "Dia termasuk wartawan pertama yang masuk ke Timor Timur pada 1976 ketika proses integrasi," terang wakil ketua DPR RI ini.

Orkes Gumarang yang lahir pada tahun 1954, dalam sepuluh perjalanannya mampu memberi bukti bahwa musik daerah bisa diterima menjadi musik nasional dan bahkan internasional.
"Orkes Gumarang boleh dibilang merupakan cikal bakal grup musik atau band di Indonesia," kata Fadli Zon. Piringan Hitam Gumarang pada masa itu termasuk yang laris di pasaran. Lagu-lagunya diputar di RRI dan sering tampil di TVRI.

Buku yang ditulis Fadli Zon ini menjadi tambahan khazanah tentang sejarah musik Indonesia khususnya yang mengangkat sebuah kelompok musik daerah. Di masa jayanya, Gumarang bisa fenomenal dan dominan sebagai musik yang mewarnai musik nusantara.

"Saya ucapkan terimakasih kepada Fadli Zon yang sudah menuliskan dan menerbitkan perjalanan Orkes Gumarang dan menggelar acara peluncuran buku ini. Buku ini bisa memberi inspirasi buat anak muda Minang dan pecinta musik Indonesia," ungkap Syaiful Nawas di lokasi.

Syaiful Nawas menceritakan sepenggal perjalanan orkes Gumarang. Ia tetap bersemangat dan bergairah menyanyi walau di usia senja. Sedangkan Anas Joesoef berbagi pengalaman ketika berkarir di Jerman sebagai penyanyi opera puluhan tahun. Ia memperistri Ingrid Michele, juga penyanyi di Jerman.

Dalam peluncuran buku Orkes Gumarang itu Syaiful Nawas yang juga pencipta lagu ini menyanyikan lagu-lagu kreasinya antara lain "Sansaro" yang berkolaborasi dengan Bing Slamet. Anas Joesoef yang tahun 1959 menjadi juara 1 nasional seriosa, membawakan lagu karyanya "Sayang Tak Sudah." Tinggal dua orang tokoh ini yang tersisa dari personel musisi Gumarang.

Selain peluncuran buku, Fadli Zon juga menyerahkan patung Tan Malaka pada Datuk Hengki Tan Malaka hasil perupa ISI Yogya yg terbuat dari perunggu sebagai peringatan wafatnya Tan Malaka, Februari 1949.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4486 seconds (0.1#10.140)