Tekan Titik Api dan Atasi Dampaknya

Senin, 14 September 2015 - 11:09 WIB
Tekan Titik Api dan Atasi Dampaknya
Tekan Titik Api dan Atasi Dampaknya
A A A
PALEMBANG - Bencana kabut asap terus terjadi berim baspada kesehatan masyarakat Sumsel. Upaya penanggulangan yang telah dilakukan sejak dini yakni Februari lalu terus di lanjutkan, untuk menghilangkan titik api dan mengatasi dampak kabut asap.

Sekda Provinsi Sumsel Mukti Sulaiman mengatakan, sejak awal Pemprov Sumsel bersama instansi terkait telah melakukan berbagai upaya mencegah terjadinya kabut asap. Namun ka rena kabut masih tetap te rjadi, maka selain meneruskan upaya pemadaman, tindakan pe nanggulangan terhadap dam paknya juga dilakukan. Salah satunya dengan mengeluar kan eda ran agar Puskesmas bero pe rasi 24 jam.

Hal ini untuk me layani warga yang terserang Inspek si Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang hendak berobat. “Ada peningkatan ISPA, tapi tidak banyak. Karena itu, Puskesmas harus siaga, harus buka 24 jam, agar masyarakat saat malam haripun bisa ber obat,” ujarnya usai memimpin rapat Sia ga Bencana Bencana Kabut Asap di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, kemarin.

Mukti menjelaskan, kesiagaan Puskesmas agar warga mendapatkan pengobatan secepat mungkin. Menurutnya operasional Pus kesmas 24 jam dilaksanakan hingga kabut asap meng hilang. “Surat edarannya akan mulai dikeluarkan besok (hari ini),” sebutnya.

Alex: Sumsel Terus Berupaya

Menghadapi kebakaran lahan yang masih terjadi, Gubernur Sumsel Alex Noerdin sebelumnya menyatakan Pro vinsi Sumsel telah dan akan terus melakukan berbagai upaya untuk menekan titik api se hingga ke depan tidak ada lagi masalah kabut asap. Bahkan ditargetkan dalam be berapa hari ke depan, tak adalagi masalah kabut asap.

“Kita sudah berusaha sejak awal tahun. Sekarang upaya pema daman udara dan darat terus dilakukan. Petugas terus be kerja di lapangan, dan prajurit TNI pun telah disebar ke OKI dan Muba. Dalam beberapa hari ke depanakantertangani,” ujarnya. Alex melanjutkan, pada 26 Februari lalu, pemerintah provinsi beserta seluruh jajaran ter kait sudah menyatakan tang gap darurat asap. Pemprov Sumsel pun sudah membangun posko di samping Bandara Sul tan Mahmud Bad - darudin (SMB).

“Jadi kita di Sumsel sudah sangat siap, semua fasilitas sudah ada. Helikopter, pesawat Ces na, sudah kita siapkan,” sebut mantan Bupati Muba itu. Yang menjadi pertanyaan, lanjut Alex, mengapa masih ter jadi kebakaran? “Perlu diketa hui kebakaran itu bukan hutan, melainkan semak belukar dan lahan gambut. Tidak di bakar saja bisa terbakar, ini yang harus menjadi perhatian,” sebut Alex.

Untuk meminimalisasi masa lah lahan gambut, Pemprov Sumsel sudah membangun beberapa titik sekat kanal. “Sekat ka nal sudah dimulai, tetapi terbentur masalah dana. Al ham - dulillah, dalam rapat kordinasi tadi sudah disepakati, masalah dana akan ditanggulangi pemerintah pusat,” ungkapnya. Terakhir, Alex juga menyampaikan bahwa pendekatan hukum harus ditegakkan. Bagi yang membakar lahan harus dikenakan sanksi tegas. “Presiden sudah intruksi jika perusahaanya cabut izinnya, dan pelaku pembakar lahan dipidana,” tutup Alex.

Tujuh Perusahaan di OKI Diperiksa

Sekda Sumsel Mukti Su laiman juga mengungkapkan proses peng ananan terhadap bahaya kebakaran lahan dan hutan juga masuk pada ranah hukum. Pihak kepolisian daerah Sumsel telah memeriksa tujuh pe ru sa haan di OKI, 3 perusahaan di Muba dan mengamankan 50 pelaku yang diduga sebagai pembalak lahan dan hutan. Dari para tersangka, sudah diamankan beberapa alat bukti dan proses penyelidikan di lanjutkan oleh pihak kepolisian. Penahanan terhadap tersangka dilakukan sebagai upaya penengakkan hukum dan memberikan efek jera atas perilaku dan aksi pembakaran lahan dan hutan di Sumsel.

“Su dah ada perusahaan diperiksa, ada juga pembalak ditahan. Nan ti, Polda yang akan mene rangkannya. Sejauhini, masih akan menahan para pembalak. Mereka kedapatan benar-be nar, mem bakar lahan,” ungkapnya. Sementara pantauan kemarin, meski ketebalan asap mulai turun, tetapi jumlah titik api di OKI masih tinggi. Kemarin jumlah hotspot di OKI berjumlah 138 titik, yang terpantau di 7 kecamatan.

“Titik api masih fluktuatif (naik turun), petugas masih bekerja keras melakukan pemadaman di bantu oleh TNI,” kata kepala BPBD OKI Azhar. Dengan di turunkannya 960 personil TNI ke wailayah OKI, menurut Azhar, hal itu sangat membantu putas di la pangan.” Lagi-lagi kendala yang kita hadapi dilapangan adalah keterbatasan perelatan pema da man, kita melakukan pemda mandengan alat seadanya, kemudian sumber air sangat jauh, sehing ga selang tidak terjangkau, meski demikian tetapi diupayakan agar api tidak meluas,” terangnya.

Tasmalinda/ m rohali/darfian
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4134 seconds (0.1#10.140)