Mendikbud: 70% Sekolah Tak Penuhi Standar Pelayanan

Senin, 04 Mei 2015 - 19:50 WIB
Mendikbud: 70% Sekolah Tak Penuhi Standar Pelayanan
Mendikbud: 70% Sekolah Tak Penuhi Standar Pelayanan
A A A
SOLO - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengungkapkan terdapat sekitar 70% sekolah di Indonesia yang belum memenuhi standar pelayanan minimum. Menurutnya, yang terjadi yang lebih penting adalah sekolah bisa dipakai untuk proses belajar mengajar.

“Kalau bisa dipakai untuk belajar mengajar dengan sendirinya bisa dipakai untuk ujian,” ungkap Anies kepada wartawan seusai meninjau persiapan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di SMPN 10 Solo, Jawa Tengah, Senin (4/5/2015).

Tahun 2015 ini, pelaksanaan UN mulai memakai komputer. Karena pelaksanaan UN masih memakai kertas, berarti dilaksanakan di semua lokasi dan di jam yang sama. “Kalau memakai komputer tidak harus di jam yang sama, karena integritasnya lebih terjaga,” ujarnya.

Mendikbud beralasan, karena setiap komputer akan muncul soal-soal ujian yang berbeda. “Sehingga jangan sampai keliru, seperti yang menyebutkan ada kebocoran. Dan anggapan itu justru terbalik. Ya karena pemakaian kertas itu memunculkan kebocoran,” pungkas dia.

Dia melanjutkan, pada setiap masuk satu server, biasanya bisa mencapai ratusan soal UN. Padahal yang dipakai hanya 50 soal dan random. Komputer yang satu dengan lainnya tidak sama dan juga soalnya tidak sama. “Ke depan menuju ke arah itu,” ujarnya.

Sementara dari hasil peninjauan persiapan pelaksanaan UN yang telah dilakukan pihaknya, hingga sejauh ini tidak ada keterlambatan, lancar, dan tidak ada permasalahan.

Anies menyebutkan, soal UN SMP telah sampai di lokasi ujian secara tepat waktu. Sejumlah kendala alam pun bisa tertangani. “Seperti misalnya di Pekalongan, sudah tertangani dengan baik,” sebutnya.

Terkait dengan UN, Mendikbud mengingatkan kepada semua pihak akan pentingnya menjaga integritas. Menurutnya, kejujuran di dalam ujian menjadi sangat penting. Karena jika ada yang mengkhianati kejujuran itu, mereka bukan sekadar pembocor tetapi adalah pengkhianat.

“Mereka mengkhianati ratusan ribu guru yang menjaga amanatnya dengan baik,” tegasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8451 seconds (0.1#10.140)