Mahasiswa Diminta Revitalisasi Kebangsaan

Rabu, 04 Maret 2015 - 02:10 WIB
Mahasiswa Diminta Revitalisasi Kebangsaan
Mahasiswa Diminta Revitalisasi Kebangsaan
A A A
JAKARTA - Para mahasiswa diminta harus mampu merevitalisasi kebangsaan. Sebab, kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi telah memberikan pengaruh pada rasa kebangsaan atau nasionalisme di kalangan generasi muda.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mengatakan kemajuan teknologi informasi yang begitu deras telah membawa kehidupan para generasi muda pada hiruk pikuk dinamika globalisasi, secara disadari atau tidak mendegradasi mental kepribadian generasi muda sebagai anak bangsa.

"Meskipun belum nampak secara jelas, akan tetapi harus diakui bahwa saat ini telah mulai ada gejala dari menurunnya semangat dan rasa kebangsaan atau nasionalisme di kalangan generasi muda yang ditunjukkan dari semakin berkurangnya pemahaman generasi muda terhadap sejarah dan nilai-nilai budaya bangsanya sendiri," kata Marwan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/3/2015).

Generasi muda, kata dia, perlu memiliki mental kepribadian yang kuat, bersemangat, ulet, pantang menyerah, disiplin, inovatif dan bekerja keras. Untuk dapat menjadikan bangsanya menjadi bangsa yang memiliki daya saing tinggi, sehingga dapat berada sejajar dengan bangsa lain.

Sebab, lanjut dia, generasi muda adalah komponen bangsa yang paling strategis posisinya dalam memainkan proses transformasi karakter dan tata nilai di tengah-tengah derasnya liberalisasi informasi di era globalisasi.

Maka itu, sejatinya ada upaya antisipasi untuk menyikapi kondisi demikian. Sebab, jika generasi terus hanyut dalam arus kebebasan informasi tanpa memikirkan revitalisasi nilai-nilai kebangsaan, bukan tidak mungkin di masa depan bangsa ini akan menjadi bangsa yang berpendirian lemah, yang pada akhirnya akan mudah dikendalikan oleh bangsa lain.

"Setidaknya, ada tiga peran penting yang dimiliki generasi muda dalam pembangunan karakter bangsa, di antaranya sebagai pembangun-kembali karakter bangsa, pemberdaya karakter dan sebagai perekayasa karakter," tutur Marwan.

Dia menjelaskan, generasi muda juga harus mampu membangun kembali karakter bangsa di tengah derasnya arus globalisasi. Terutama ketika erosi karakter positif bangsa dihadapkan pada gejala penguatan mentalitas negatif, seperti malas, koruptif dan sebagainya.

Dia menyadari, tugas tersebut tidaklah mungkin dilakukan oleh generasi muda sebagai komponen anak bangsa. Sebab, pengembangan dana pembinaan karakter bangsa adalah menyangkut reformasi kolektif dari segenap komponen bangsa itu sendiri.

"Karena sifatnya yang kolektif, maka tentunya hal tersebut tidak mungkin menjadi tugas atau kewajiban dari komponan. Terutama pemerintah, harus sanggup memberikan fasilitasi yang paling ideal dalam mengakselerasi proses pemahaman kolektif," pungkasnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3241 seconds (0.1#10.140)