Putin: Afrika Jadi Pusat Kekuatan Baru

Jum'at, 28 Juli 2023 - 19:09 WIB
loading...
Putin: Afrika Jadi Pusat Kekuatan Baru
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Afrika jadi pusat kekuatan baru dalam KTT Rusia-Afrika di St. Petersburg, Jumat (28/7/2023). Foto/Sputnik
A A A
MOSKOW - Kekuatan politik dan ekonomi Afrika tumbuh, sementara kekuatan dunia yang sebelumnya dominan kehilangan pengaruhnya. Kata-kata itu dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin selama KTT Rusia-Afrika di St. Petersburg pada Jumat (28/7/2023).

“Di depan mata kita, benua Afrika menjadi pusat kekuatan baru. Peran politik dan ekonominya tumbuh secara eksponensial. Dan setiap orang harus memperhitungkan realitas objektif ini,” kata Putin dalam sesi pleno KTT seperti dilansir dari Russia Today.

Putin menekankan bahwa sementara beberapa manifestasi kolonialisme, sayangnya, belum dihilangkan hingga hari ini dan masih dipraktikkan oleh kekuatan-kekuatan kekaisaran sebelumnya, khususnya di bidang ekonomi, informasi, dan kemanusiaan, era hegemoni satu atau beberapa negara sedang memudar, meskipun ada perlawanan dari mereka yang ingin mempertahankan monopoli atas urusan dunia.



Putin juga berjanji bahwa Rusia akan terus memperluas interaksinya dengan negara-negara Afrika, menyebutnya sebagai proses yang wajar. Dia mencatat bahwa meskipun kondisi sulit di pasar global, perdagangan antara Rusia dan benua itu terus berkembang, dan masih jauh dari batasnya.

Sementara itu, kata Putin, dalam politik internasional, posisi Rusia dan negara-negara Afrika dalam banyak masalah utama sangat dekat atau sepenuhnya bertepatan. Ia menyatakan bahwa semua pihak ingin membangun arsitektur yang lebih adil untuk tatanan global, dan bersama-sama menegakkan hukum internasional.

Putin menekankan bahwa Rusia dan negara-negara Afrika menentang penggunaan tindakan hukuman untuk mempersenjatai negara lain.

“Kami menentang penggunaan isu iklim, perlindungan hak asasi manusia, dan apa yang disebut agenda gender untuk tujuan politik yang tidak pantas,” ujar Putin.



“Praktek ilegal seperti sanksi sepihak dan pembatasan, bahkan hukuman, tindakan yang merugikan negara-negara yang mengejar jalur independen tidak dapat diterima, dan menciptakan masalah ekonomi dalam skala global yang menghambat pembangunan,” sambungnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0771 seconds (0.1#10.140)